Wijaya Ogah Masuk Pengurus DPP
Bagi Wijaya mengabdi di Golkar pusat dan Golkar di daerah sama-sama membesarkan partai, Cuma gengsinya mungkin berbeda.
Dorong Kader Muda Golkar Bali ke DPP dalam Munas Nanti
DENPASAR, NusaBali
Musyawarah Nasional (Munas) DPP Partai Golkar dipastikan akan melahirkan Ketua Umum dan kepengurusan baru. Terkait Munas yang rencananya akan digelar di Jakarta, pertengahan April 2016 mendatang itu, kader senior dari Bali ogah menjadi pengurus di pusat. Seperti I Gusti Putu Wijaya yang menjabat sebagai Wasekjen DPP Golkar hasil Munas Bali mengatakan memilih di Bali ketimbang di DPP.
Wijaya yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali hasil Musda 10 Desember 2015 ini di Denpasar, Minggu (28/2) mengatakan dirinya akan memilih di Bali mengabdikan diri kepada partai. “Saya sudah cukup di Bali saja. Sudah tua juga,” ujar Wijaya yang sebelumnya ditunjuk Ical (Ketua Umum Munas Bali) menjadi pengurus DPP.
Menurut politisi senior Golkar asal Desa Kutuh Kelod, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ini mengabdi di Golkar pusat dan Golkar di daerah sama-sama membesarkan partai. “Cuman gengsinya mungkin beda. Bagi saya ya lebih enjoy di daerah. Toh sama-sama berbuat untuk partai. Mungkin ruang lingkupnya lebih kecil karena level Provinsi Bali,” ujar mantan anggota DPR RI ini.
Mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini mengatakan untuk menjadi pengurus DPP memerlukan fisik yang ekstra. Karena mengurus seluruh DPD I Golkar dan DPD II Golkar di Indonesia. Banyak kader-kader Golkar yang muda-muda di Bali sangat layak diajukan menjadi pengurus DPP. ”Kasih anak-anak muda untuk mengabdi. Kebutuhan partai kan begitu. Yang muda-muda maju,” tegas Wijaya.
Soal apakah Caketum yang sedang ramai beredar sekitar 18 nama sudah menyiapkan diri masuk Bali untuk sosialisasi, kata Wijaya hal itu diserahkan kepada DPD I Golkar Bali. “Itu urusan DPD I sajalah. Kita cuman menerima yang datang saja. Nanti kan ada keputusan internal siapa mau didukung. Sekarang biarkan saja yang datang menyampaikan visi- misinya,” tegas Wijaya.
Kata Wijaya sesuai dengan kesepakatan di DPP, Munas adalah bagian penyatuan dari Golkar untuk bangkit. “Sudah sangat capek berdebat dan pecah terus. Jadi siapapun yang jadi itulah yang terbaik. Kami dari Bali tentu mendukung yang terbaik dan terpilih sesuai dengan mekanisme. Kalau bisa sesuai kesepakatan awal kasi yang muda- muda untuk maju,” kata Wijaya.
Menurut Wijaya untuk di Bali baru Setya Novanto saja datang bersosialisasi secara langsung. Meskipun sebelumnya ada kandidat lainnya yang menyampaikan permohonan dukungan secara lisan. “Baru Setnov saja yang resmi. Jadi kita tunggu yang lain dulu. Hampir sama kok kekuatan para kandidat yang muncul itu,” imbuh Wijaya. 7 nat
1
Komentar