Krisis Air Terancam Makin Parah
Hasil pengukuran debit air di sejumlah sumber menurun 15-20 persen. Normalnya debit air capai 628 liter per detik, namun kini turun berkisar dibawah 500 liter per detik.
Debit Sumber Mata Air PDAM Buleleng Turun Drastis
SINGARAJA, NusaBali
Krisis air bersih sebagai dampak musim kemarau di Kabupaten Buleleng semakin meluas dan dikhawatirkan bertambah parah. Sebab, sejumlah mata air yang selama ini menjadi ;modal’ utama pelatanan air PDAM Buleleng debitnya air mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Dari data yang ada debit air di sejumlah sumber menurun 15-20 persen. Pada musim normal debit air tembus 628 liter per detik, namun kini turun berkisar dibawah 500 liter per detik.
"Secara umum debit air di Buleleng menurun, terutama di beberapa sumber mata air. Dulu berkisar 628, namun sebulan yang lalu sudah dibawah 500 liter per detik. Ini kemarau yang sangat kami rasakan terkait volume air secara keseluruhan di Buleleng," ungkap Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana, saat dikonfirmasi, Minggu (18/10).
Penurunan itu sangat terlihat jelas dari hasil pengukuran sebulan yang lalu. Terutama di sumber mata air Muara Desa Pancasari, selanjutnya di Pakungdalem Desa Gitgit, Gunung Sari Kecamatan Seririt dan Bestala. Semua sumber mata air PDAM Buleleng itu debitnya semuanya turun. Turunnya berkisar 15 persen sebulan lalu, dan bulan ini diperkirakan tembus 20 persen debit dari waktu musim normal.
Ditambahkan, saat penurunan debit air, justru volume penggunaan dari masyarakat mengalami peningkatan. "Konsumsi masyarakat justru tinggi. Mungkin karena kondisi panas, untuk keperluan mandi lebih banyak dan menyiram," terang Lestariana, sembari menyebut peningkatan penggunaan air itu naik 15-20 persen.
Dengan kondisi terbalik itu, masyarakat diimbau menggunakan air dengan seefektif mungkin. Jangan sampai menggunakan air yang tidak perlu. Mengingat, distribusi air PDAM sampai saat ini memang belum merata. Itu terjadi karena topografi wilayah ada di dataran cukup tinggi, jika dibandingkan dengan beberapa tempat lainnya.
Sementara, di sejumlah sumber, air mengalir ke tempat kebawah terlebih dulu. "Saya harap masyarakat bisa menampung ditempat penampungan air dulu. Dengan catatan, menampung air diluar beban puncak, terutama pagi dan malam," tandas Lestariana. Karena pagi hari dan malam hari, itu merupakan beban puncak penggunaan air secara umum oleh masyarakat.
Inovasi lain yang dilakukan PDAM, terutama mengatasi kebocoran sedini mungkin. Masyarakat diminta segera melaporkan kasus kebocoran air PDAM untuk segera bisa tertangani dengan cepat. Berikutnya, penyempurnaan jaringan di beberapa tempat. Terutama pipa kecil, kini diganti menggunakan pipa yang lebih besar. Tujuannya, volume aliran air bisa lebih banyak. "Kami juga siaga 6 mobil tangki, untuk memberikan layanan air jika ada gangguan jaringan " bebernya.
Dia juga memaparkan, di Buleleng akan ada penambahan jumlah debit mata air pada tahun 2016 ini. Itu berkat suntikan dana dari pihak APBN pusat untuk mengembangan saluran air. "Akan ada pengembangan beberapa spam, sumber dananya dari APBN. Saya yakin antrean calon pelanggan 900 orang itu akan terlayani, karena saat ini PDAM Buleleng memiliki total 43 ribu pelanggan yang tersebar di 9 Kecamatan di Kabupaten Buleleng," jelas Lestariana.
1
Komentar