nusabali

Pastika: DPD Minimal Raup 400 Ribu Suara

  • www.nusabali.com-pastika-dpd-minimal-raup-400-ribu-suara

“Wakil rakyat kita di Senayan kalau dapat suara minimal 400 ribu itu baru mewakili masyarakat, dan baru bisa dikatakan legitimate.  Kalau cuman 170 ribu mewakili siapa dia?”

Ingin Calon DPD RI dari Bali yang Berkualitas

DENPASAR,NusaBali
Ini alasan Gubernur Made Mangku Pastika memastikan maju ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Pileg 2019. Pastika ingin mewakili seluruh masyarakat Bali dari berbagai golongan ke Senayan sehingga tidak maju ke DPR RI mewakili partai politik.

Saat ramah tamah dengan awak media di Denpasar, Kamis (26/4) siang kemarin, Gubernur Pastika menegaskan dirinya target minimal 400 ribu suara untuk menjadi wakil rakyat yang legitimate. Pastika berharap anggota DPD RI dari Bali harus diisi orang-orang berkualitas.

“Wakil rakyat kita di Senayan kalau dapat suara minimal 400 ribu itu baru mewakili masyarakat, dan baru bisa dikatakan legitimate.  Kalau cuman 170 ribu mewakili siapa dia? Mari kita jernih berpikir. Saya kenapa maju ke DPD RI? Karena saya ingin mewakili masyarakat Bali. Apakah itu partai politik A, partai politik B. Agama Hindu, Agama Islam, Agama Kristen pokoknya masyarakat Bali. Termasuk kalian para wartawan ini,” ujar Pastika yang baru saja pulang dari kunjungan ke India.

Ketika ditanya kewenangan dan peran DPD RI yang selama ini disebut-sebut masih tidak maksimal dibantah Pastika. Purnawirawan Jenderal bintang tiga ini menegaskan, sebagai anggota DPD RI akan terlihat berperan untuk daerah yang diwakili tergantung dengan orangnya. “Tergantung kualitas orangnya. Kalian baca Undang-Undang MD3 lagi secara teliti. Jangan salah. Anggota DPD RI perannya besar. Kalau kualitasnya nggak jelas, ya mana didengar,” ujar mantan ajudan Menpangab Maraden Panggabean ini.

Pastika menegaskan, status dan peran harus saling mendukung. Punya status belum tentu berperan, kalau kualitas orangnya tidak ada. “Status dan peran itu ada ilmunya. Orang punya status, bisa berperan. Tergantung orangnya. Ini ilmu sosiologi. Kenapa ada orang tak berperan, padahal statusnya tinggi? Ya status ini harus diisi orang hebat. Berapa banyak network (jaringan), bagaimana dia mengkoordinir legislatif dari Bali, bagaimana dia bisa mengkomunikasikan jaringan, mempengaruhi, berdiplomasi. Kalau tidak punya kualitas yang cukup, maka hilang dia. Dia harus bisa berkomunikasi dengan eksekutif orang-orang hebat dari Bali di Jakarta. Kalau cuman wara-wiri tidak jelas, siapa mau percaya,” ujar pria asal Buleleng ini.

Pastika mencontohkan anggota DPD RI I Wayan Sudirta mewakili Bali pada periode 2004-2009 dan periode 2009-2014 yang punya jaringan kuat di pusat, serta punya kemampuan. “Saya bukan apa-apa dan membandingkan seseorang dengan yang lain. Ketika senatornya I Wayan Sudirta, suaranya dia didengar, karena orangnya hebat, punya jaringan kuat di pusat dan berani. Kalau mau didengar ya harus punya pengalaman dan kemampuan,” tegasnya.

Mantan Kapolda Bali ini menegaskan dirinya ingin tampil di Senayan dan memperjuangkan posisi Bali, dalam lingkup nasional (NKRI) dan pergaulan global. “Misinya itu, karena Bali ini kecil, tetapi memiliki posisi yang potensial. Saya ingin dapat suara minimal 400 ribu suara, kalau bisa 1 juta suara lah, supaya benar-benar mewakili Bali. Baru legitimasi itu kuat, kalau mau cari wakil legitimate,” tegasnya.

Menurutnya, kedepan peran DPD akan makin kuat, karena menjadi senator. “Sekarang bagaimana peran senator, tergantung orangnya. Sangat tergantung dengan kualitas manusianya. Kalian (wartawan) yang tugasnya memberi tahu masyarakat yang kayak gemana harus dipilih? Bali ini kecil, cuman 4 juta orang. Sekarang ini seolah-olah Bali nggak ada suaranya. Ada tetapi sedikitlah. Kita harus paham situasi kedepan. Dunia makin berubah. Makanya wakil rakyat Bali di Senayan nanti harus orang-orang pilihan,” pungkas mantan Asisten Perencanaan Mabes Polri ini. *nat

Komentar