Murid SLB Ikut Simulasi Gempa Bumi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan menggelar simulasi gempa pada Kamis (26/4), serangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2018.
TABANAN, NusaBali
Pada kesempatan tersebut, selain ribuan warga, murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan juga dilibatkan.Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita, menjelaskan simulasi gempa bumi dilakukan agar masyarakat memahami apa yang dilakukan ketika bencana alam terjadi. Arah ke mana, titik kumpul di mana, ini harus dihapal oleh semua masyarakat. Karena di setiap instansi sudah ada titik kumpul. “Kami laksanakan simulasi dan evakuasi gempa bumi mandiri,” ujarnya, Kamis (26/4).
Kata dia, selain untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, kegiatan ini digelar serangkaian dengan April yang ditetapkan sebagai Bulan Kesiapsiagaan Nasional yang puncaknya dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada 26 April 2018.
Adapun simulasi gempa dan evakuasi mandiri dilakukan di SMPN 2 Selemadeg Timur, SLB Negeri Tabanan, SLB Bhayangkari Tabanan, Desa Sudimara Kecamatan Tabanan, Desa Tibubiu Kecamatan Kerambitan, dengan total peserta mencapai 1.212 orang. “Untuk yang di SLB, mereka juga dibantu oleh guru untuk ikut simulasi,” tegas Sucita.
Ditambahkan Sucita, dalam simulasi dan evakuasi mandiri ini pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke desa-desa guna mengurangi risiko bencana alam serta untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Dari 10 kecamatan di Kabupaten Tabanan, seluruhnya berpotensi sebagai daerah rawan bencana gempa bumi. Namun untuk bencana tanah longsor dan angin kencang, zona merahnya adalah di wilayah Kecamatan Pupuan, Baturiti, dan Selemadeg Barat. “Kesiapsigaan masih perlu digemakan agar masyarakat paham dan tidak menganggap enteng,” tutur Sucita. *d
Pada kesempatan tersebut, selain ribuan warga, murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan juga dilibatkan.Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita, menjelaskan simulasi gempa bumi dilakukan agar masyarakat memahami apa yang dilakukan ketika bencana alam terjadi. Arah ke mana, titik kumpul di mana, ini harus dihapal oleh semua masyarakat. Karena di setiap instansi sudah ada titik kumpul. “Kami laksanakan simulasi dan evakuasi gempa bumi mandiri,” ujarnya, Kamis (26/4).
Kata dia, selain untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, kegiatan ini digelar serangkaian dengan April yang ditetapkan sebagai Bulan Kesiapsiagaan Nasional yang puncaknya dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada 26 April 2018.
Adapun simulasi gempa dan evakuasi mandiri dilakukan di SMPN 2 Selemadeg Timur, SLB Negeri Tabanan, SLB Bhayangkari Tabanan, Desa Sudimara Kecamatan Tabanan, Desa Tibubiu Kecamatan Kerambitan, dengan total peserta mencapai 1.212 orang. “Untuk yang di SLB, mereka juga dibantu oleh guru untuk ikut simulasi,” tegas Sucita.
Ditambahkan Sucita, dalam simulasi dan evakuasi mandiri ini pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke desa-desa guna mengurangi risiko bencana alam serta untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Dari 10 kecamatan di Kabupaten Tabanan, seluruhnya berpotensi sebagai daerah rawan bencana gempa bumi. Namun untuk bencana tanah longsor dan angin kencang, zona merahnya adalah di wilayah Kecamatan Pupuan, Baturiti, dan Selemadeg Barat. “Kesiapsigaan masih perlu digemakan agar masyarakat paham dan tidak menganggap enteng,” tutur Sucita. *d
1
Komentar