Tukang Parkir Dishub Ikut Kejar Paket C
Ada yang berbeda pada peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) paket C yang diselenggarakan oleh Pusat Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM) Sari Mekar Kecamatan Kediri di SMAN 2 Tabanan, Jumat (27/4).
TABANAN, NusaBali
Dari 55 peserta yang ikut, ada seorang perserta usia tertua, I Nyoman Martiasa,45. Dia tukang parkir yang ikut UNBK Kejar Paker C tahun 2018.
Meskipun usianya sudah berkepala empat, nampak dia mahir mengoperasikan komputer. Sehingga jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didapat pada hari pertama dapat diselesaikan dengan lancar.
Ditemui seusai mengikuti UNBK, dia mengatakan lega atas satu mata pelajaran sudah diselesaikan. Meskipun ujian pakai komputer, dia mengatakan tidak canggung. Karena sebelumnya sudah belajar mengoperasikan komputer. "Soal masih bisa dijawab, tidak ada yang begitu susah," ujarnya.
Martiasa menuturkan, dia mengikuti UNBK Paket C karena awalnya transmigrasi pada tahun 1987 ke Sulawesi Tengah bersama orang tuanya. Disana dia sekolah sampai SMP saja dan enggan melanjutkan ke sekolah SMA. Namun akhirnya dia pulang ke Tabanan tahun 1992, dan diterima bekerja petugas parkir.
Hingga saat ini statusnya sebagai tukang parkir masih status pegawai kontrak K2. Dia pun memutuskan ikut PKBM Mekar Sari.
Keinginan Martiasa untuk mengikuti kejar paket C selain ingin memperoleh ijazah setara SMA, juga berharap bisa menjadi ASN (aparatur sipil negara).
"Salah satunya biar gampang diangkat, karena nanti saya sudah mempunyai ijazah," tutur Martiasa warga dari Banjar Bongan Jawa, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan.
Dia menuturkan saat mengikuti ujian tidak ada hambatan. Meskipun menggunakan komputer tidak ada rasa canggung. Selain sudah mengikuti simulasi, juga di rumahnya telah belajar mengoperasikan komputer. "Jadi gak gugup saya, tetapi ujian paling akhir selesai," imbuh ayah dua anak ini.
Selama mengikuti ujian, Martiasa mengaku sempat belajar. Hanya saja tidak bisa full karena harus bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Tabanan. Meskipun demikian nilai yang ingin dia peroleh supaya bagus sehingga bisa diperhitungkan dalam meningkatkan kapasitas kerja. "Saya berharap nilai bagus dan lulus dengan hasil memuaskan," jelasnya.
Ketua PKBM Mekar Sari I Ketut Sardika mengatakan, sebelumnya ada 60 siswa yang ikut, hanya saja tidak datang lima orang. Empat orang karena tidak ikut ujian sekolah, dan seorang karena memang tidak hadir belajar. "Jadi yang ikut UNBK saat ini 55 orang dari PKBM Mekar Sari, dari usia 15 hingga 45 tahun," ujarnya.
Selama persiapan UNBK, siswa pun telah melakukan simulasi sebanyak dua kali. Bahkan pada saat pembelajaran berlangsung siswa juga dikenalkan belajar komputer atau lebih sering dikenalkan memegang mouse. Jadi pada saat simulasi sebelumnya siswa hanya belajar membuat user name dan memasukkan password. "Meskipun ada yang masih canggung khususnya siswa yang 30 ke atas dalam pengoperasian komputer, namun UNBK berjalan lancar," jelasnya.
Dalam pelaksanaan UNBK ini, siswa membayar Rp 1 juta. Sementara dalam pembelajaran dikenakan biaya per tahun Rp 600.000. Untuk biaya UNBK banyak juga yang belum membayar. Namun pihaknya memberikan keringanan bisa dibayar pada saat pengambilan ijazah. "Disini kami berkomitmen membantu masyarakat yang pendidikanya sebelumnya bermasalah," tegasnya.
Dari jumlah siswa yang diajarkan tersebut, rata-rata permasalahan mengikuti kejar Paket C karena masalah keluarga, menikah muda, masalah ekonomi sehingga mereka enggan bersekolah. "Permasalahannya rata-rata karena menikah muda sehingga tidak bisa mengikuti di pendidikan formal" jelasnya.
Kabid Paud Dinas Pendidikan Tabanan Ni Komang Tri Ayu Ningsih seizin Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila mengatakan, tahun 2018 peserta paket C meningkat dibandingkan tahun 2017. Tahun 2017 berjumlah 191 dari 4 lembaga yakni PKBM Sari Mekar, Dharma Shanti, Widya Sastra, dan Dharma Wangsa. Tahun 2018 ada 219 pesrta dari 4 PKBM yakni Mekar Sari, Dharma Santi, Satuan Pendidikan Non Formal, dan Mandiri. "Sekarang meningkat dari tahun sebelumnya. Pengumuman hasil UNBK belum bisa ditentukan karena menunggu jadwal dari pusat," tegas Ningsih.*d
Dari 55 peserta yang ikut, ada seorang perserta usia tertua, I Nyoman Martiasa,45. Dia tukang parkir yang ikut UNBK Kejar Paker C tahun 2018.
Meskipun usianya sudah berkepala empat, nampak dia mahir mengoperasikan komputer. Sehingga jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didapat pada hari pertama dapat diselesaikan dengan lancar.
Ditemui seusai mengikuti UNBK, dia mengatakan lega atas satu mata pelajaran sudah diselesaikan. Meskipun ujian pakai komputer, dia mengatakan tidak canggung. Karena sebelumnya sudah belajar mengoperasikan komputer. "Soal masih bisa dijawab, tidak ada yang begitu susah," ujarnya.
Martiasa menuturkan, dia mengikuti UNBK Paket C karena awalnya transmigrasi pada tahun 1987 ke Sulawesi Tengah bersama orang tuanya. Disana dia sekolah sampai SMP saja dan enggan melanjutkan ke sekolah SMA. Namun akhirnya dia pulang ke Tabanan tahun 1992, dan diterima bekerja petugas parkir.
Hingga saat ini statusnya sebagai tukang parkir masih status pegawai kontrak K2. Dia pun memutuskan ikut PKBM Mekar Sari.
Keinginan Martiasa untuk mengikuti kejar paket C selain ingin memperoleh ijazah setara SMA, juga berharap bisa menjadi ASN (aparatur sipil negara).
"Salah satunya biar gampang diangkat, karena nanti saya sudah mempunyai ijazah," tutur Martiasa warga dari Banjar Bongan Jawa, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan.
Dia menuturkan saat mengikuti ujian tidak ada hambatan. Meskipun menggunakan komputer tidak ada rasa canggung. Selain sudah mengikuti simulasi, juga di rumahnya telah belajar mengoperasikan komputer. "Jadi gak gugup saya, tetapi ujian paling akhir selesai," imbuh ayah dua anak ini.
Selama mengikuti ujian, Martiasa mengaku sempat belajar. Hanya saja tidak bisa full karena harus bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Tabanan. Meskipun demikian nilai yang ingin dia peroleh supaya bagus sehingga bisa diperhitungkan dalam meningkatkan kapasitas kerja. "Saya berharap nilai bagus dan lulus dengan hasil memuaskan," jelasnya.
Ketua PKBM Mekar Sari I Ketut Sardika mengatakan, sebelumnya ada 60 siswa yang ikut, hanya saja tidak datang lima orang. Empat orang karena tidak ikut ujian sekolah, dan seorang karena memang tidak hadir belajar. "Jadi yang ikut UNBK saat ini 55 orang dari PKBM Mekar Sari, dari usia 15 hingga 45 tahun," ujarnya.
Selama persiapan UNBK, siswa pun telah melakukan simulasi sebanyak dua kali. Bahkan pada saat pembelajaran berlangsung siswa juga dikenalkan belajar komputer atau lebih sering dikenalkan memegang mouse. Jadi pada saat simulasi sebelumnya siswa hanya belajar membuat user name dan memasukkan password. "Meskipun ada yang masih canggung khususnya siswa yang 30 ke atas dalam pengoperasian komputer, namun UNBK berjalan lancar," jelasnya.
Dalam pelaksanaan UNBK ini, siswa membayar Rp 1 juta. Sementara dalam pembelajaran dikenakan biaya per tahun Rp 600.000. Untuk biaya UNBK banyak juga yang belum membayar. Namun pihaknya memberikan keringanan bisa dibayar pada saat pengambilan ijazah. "Disini kami berkomitmen membantu masyarakat yang pendidikanya sebelumnya bermasalah," tegasnya.
Dari jumlah siswa yang diajarkan tersebut, rata-rata permasalahan mengikuti kejar Paket C karena masalah keluarga, menikah muda, masalah ekonomi sehingga mereka enggan bersekolah. "Permasalahannya rata-rata karena menikah muda sehingga tidak bisa mengikuti di pendidikan formal" jelasnya.
Kabid Paud Dinas Pendidikan Tabanan Ni Komang Tri Ayu Ningsih seizin Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila mengatakan, tahun 2018 peserta paket C meningkat dibandingkan tahun 2017. Tahun 2017 berjumlah 191 dari 4 lembaga yakni PKBM Sari Mekar, Dharma Shanti, Widya Sastra, dan Dharma Wangsa. Tahun 2018 ada 219 pesrta dari 4 PKBM yakni Mekar Sari, Dharma Santi, Satuan Pendidikan Non Formal, dan Mandiri. "Sekarang meningkat dari tahun sebelumnya. Pengumuman hasil UNBK belum bisa ditentukan karena menunggu jadwal dari pusat," tegas Ningsih.*d
Komentar