nusabali

Sejak Umur 40 Hari, Putu Yuda Alami Infeksi Paru-paru

  • www.nusabali.com-sejak-umur-40-hari-putu-yuda-alami-infeksi-paru-paru

Ditinggal Meninggal Sang Ibu Sejak Umur 3 bulan

DENPASAR, NusaBali

Sungguh malang nasib bocah kecil, Putu Yuda Pratama, 6 asal Banjar Peninjoan, Tembuku, Bangli. Sejak umur tiga bulan, dia ditinggal meninggal oleh ibunya, dan sekarang hanya diasuh oleh sang nenek dan ayahnya. Ditambah lagi Putu Yuda kini sakit-sakitan. Dia mengalami infeksi paru-paru, dan sekarang sudah tiga bulan dirawat di Ruang Cempaka 3 nomor 307 RSUP Sanglah.

Putu Yuda adalah anak satu-satunya dari pasangan Kadek Suantara dan (Alm) Ni Kadek Dewi Lestari. Bahtera rumah tangga pasangan ini sangat singkat, hanya enam bulan. Setelah sang anak berusia tiga bulan, sang istri meninggal karena diduga kurang darah. “Saat itu istri saya dibilang kurang darah. Kurang tahu persis apa sakitnya. Waktu itu Putu usianya tiga bulan. Setelah istri meninggal, sekarang Putu hanya diasuh oleh ibu saya,” tutur Suardana.

Putu Yuda mengalami infeksi paru-paru sejak umur 40 hari. Dia bahkan sering bolak-balik RS Bangli untuk mendapatkan penanganan. Untuk rawat inap saja, terhitung sudah empat kali di RS Bangli. Sedangkan pengobatan tidak boleh putus. Jika habis obatnya, mana keluhan seperti badan panas dan sesak yang dialami Putu akan kambuh lagi. Nafsu makannya juga turun. “Kalau obatnya habis langsung kumat sakitnya. Makanya sering bolak-balik rumah sakit anak saya. Kadang baru seminggu di rumah, setelah itu balik lagi ke rumah sakit,” katanya.

Putu akhirnya dirujuk sejak tiga bulan lalu ke RSUP Sanglah. Sudah tiga bulan Putu hanya bisa beristirahat di atas tempat tidur rumah sakit di Ruang Cempaka 3 nomor 307. Sejak dirawat di RSUP Sanglah, sang ayah memutuskan untuk berhenti bekerja dari salah satu perusahaan sablon di daerah Padangsambian. “Saya berhenti bekerja sudah hampir empat bulan. Karena Putu tidak ada yang menjaga di sini. Ibu saya sendiri tidak bisa meninggalkannya walau sedetik saja. Sehingga saya yang mengurus keperluan selama di RS,” ungkapnya.

Karena sudah tidak bekerja, Suardana mengaku kesulitan biaya. Untungnya, biaya pengobatan Putu ditanggung JKN KIS. Namun untuk kebutuhan sehari-hari di RS, dia mengaku kesulitan. Dia hanya mengandalkan bantuan keluarga serta donatur. Tidak jarang dia juga harus berhutang karena tidak punya uang. “Syukurnya biaya pengobatan sudah ditanggung, tapi untuk obat tambahan sperti obat pilek dan batuk itu beli sendiri. Selama ini ada yang sudah membantu,” katanya.

Karena sangat membutuhkan biaya untuk hidup, Suardana pun bertekad kembali mencari kerja. Dia berencana menjadi driver ojek online. “Saat ini baru mendaftar online, belum keterima. Kalau kerja itu, mungkin bisa kerja sambil jagain Putu. Pas kerja, ibu yang jaga. Selesai kerja saya baru jagain Putu,” imbuh Suardana.

Sementara itu saat dikunjungi NusaBali, Putu nampak tidak rewel dan sangat tegar. Dia seolah menyembunyikan sakitnya dari raut mukanya. Putu Yuda pun terlihat sangat dekat dengan sang nenek. Bahkan, Putu Yuda memanggil neneknya dengan panggilan Meme (ibu). Bocah ini enggan memanggil Dadong (nenek). Mungkin karena diasuh sejak kecil dan dianggap seperti ibu sendiri. “Dia (Putu Yuda, red) memang memanggil saya Meme, karena dari kecil saya yang ngajak. Makanya saya selalu menjaga Putu di sini. Dia tidak bisa ditinggal,” kata sang nenek, Ni Nengah Seribek. *ind

Komentar