nusabali

Trisma Raih Emas Berkat Shampo Daun Pepaya

  • www.nusabali.com-trisma-raih-emas-berkat-shampo-daun-pepaya

5 Penelitian Lainnya Raih 3 Perak 2 Perunggu

DENPASAR,  NusaBali
Siswa SMAN 3 Denpasar terus menorehkan prestasi dalam bidang akademik internasional. Kali ini, prestasi yang diraih berkat penelitian siswa terhadap daun pepaya yang dapat dijadikan shampo dalam ajang Indonesia International Invention Festival (I3F) 2018 di Bandung, 19-20 April 2018 dengan 70 peserta dari 8 negara. Berkat penelitian dimotori oleh Anak Agung Istri Prabhaisvari Sadhaka yang diberi nama 'Calia' akhirnya memperoleh medali emas.

Sedangkan 5 penelitian lainnya yakni 'Spina-Gent' atau Inovasi Bio-Detergen Berbahan Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus) dan Daun Kembang Sepatu (Hibiscua rosa-sinensis L) yang berhasil mendapatkan medali perak, 'CDC-Foam' atau Bio-Sterofoam dari Kombinasi Kulit Singkong (Manihot esculenta), Biji Durian (Durio zibethinus), dan Kulit Jagung (Zea mays), serta 'Pamary Hand Sanitizer' atau Utilization of Pandanus Leave (Pandanus amaryllifolius) Iin Canang Waste As Natural Hand Sanitizer masing-masing ketiganya meraih medali perak.

Sedangkan Cerangium Candle atau Aromatherapy Candle from Cerbera odollam and Canangium odoratum to Repel Mosquitoes berhasil meraih perunggu, dan Eupho FS atau a natural Antipyretic Syrup From the Garden Spurge (Euphorbia hirta) Extract juga memperoleh medali perunggu.

Menurut Agung Prabhaisvari, penelitian tersebut dilakukan bersama 3 rekan lainnya yakni Anak Agung Istri Brahmani Prita Dewi, Ni Made Dewi Apriyanti, Amelia Rizky Avrilia Putri Wiyono ini dilakukan sejak Desember 2017 lalu sebelum pengumuman adanya lomba. Kata dia, inspirasi tersebut muncul ketika banyak sekali penggunaan shampo oleh masyarakat Bali dan juga manfaat daun pepaya belum diketahui secara luas.

Namun shampo yang dipakai masyarakat kebanyakan mengandung bahan kimia yang dapat membuat kulit iritasi jika tidak cocok dalam pemakaiannya. Dari situlah muncul ide untuk melakukan penelitian pembuatan shampo yang bahannya terbuat dari extract alami. "Ternyata setelah diteliti daun pepayalah yang paling tepat untuk digunakan shampo alami tanpa penggunaan bahan kimia," jelasnya.

Daun pepaya kata dia, setelah dilakukan tes di laboratorium, kandungan zat yang dapat menghambat bakteri ketombe cukup tinggi. Daun pepaya mengandung zat berupa flavonoid, fenol dan tanin yang benar-benar dapat menghambat laju timbulnya bakteri ketombe. Bahkan kata dia, daun pepaya juga dapat menyehatkan rambut tanpa efek samping sedikitpun.

Lanjut Agung Prabhaisvari, dengan penelitian itu ia dengan timnya berhasil melakukan uji coba langsung terhadap rambut manusia. "Penelitian ini juga kita uji coba langsung ke rambut manusia. Dan efektif dapat memperlambat pertumbuhan bakteri. Selain memakai daun pepaya kita juga kombinasikan dengan minyak bunga cempaka yang kegunaannya hanya sebagai pengharum saja," imbuhnya.

Penelitian lainnya yakni Dewa Gede Agung Narendra Saputra bersama 4 orang timnya berhasil meraih medali perak melalui penelitiannya dengan judul Spina-Gent. Spina-Gent tersebut merupakan inovasi pembuatan deterjen dengan menggunakan bahan daun kembang sepatu dan kulit nanas. Penelitian tersebut dilakukan pada pertengahan Desember 2017 lalu yang akhirnya bisa dibawa ke ajang I3F.

Kata Narendra, deterjen hasil karya timnya ini sangat berbeda dengan deterjen pada umumnya yang menggunakan campuran bahan kimia. Namun Spina-Gent ini kata dia, sangat ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami dari alam tanpa menggunakan campuran bahan kimia. "Sehingga jika digunakan untuk mencuci pakaian, busa yang dihasilkan sangat sedikit. Berbeda dengan deterjen selama ini dipakai banyak mengandung busa yang dapat mencemari lingkungan," terangnya.

Dalam lomba ini lanjut dia, selain timnya menggunakan bahan murni dari alam, timnya juga mengandalkan pengolahan secara manual. Berbeda dengan pesaingnya yang berasal dari 10 negara dengan menggunakan alat canggih dan inovasi yang belum pernah dilihatnya. "Sempat minder karena inovasinya bagu-bagus apalagi pembuatannya menggunakan tehnologi modern. Syukurnya kita dapat perak bawa pulang," kenangnya. *m

Komentar