Tujuh Rumah di Buleleng Belum Teraliri Listrik
Sebanyak tujuh rumah di Buleleng sama sekali belum dialiri listrik. Selain terletak di pedalaman, juga disebabkan karena faktor ekonomi masyarakat penghuninya yang belum bisa memenuhi biaya amprah listrik.
SINGARAJA, NusaBali
Fakta tersebut mencuat saat PLN Area Bali Utara melakukan penelusuran dan penelitian menggandeng Universitas Udayana (Unud).Manajer PLN Area Bali Utara I Gusti Made Aditya, ditemui Jumat (27/4) kemarin mengatakan tahun ini pihaknya memang sedang memprogramkan pelayanan listrik menyeluruh kepada seluruh masyarakat, tanpa terkecuali. Termasuk mereka yang tinggal di pedalaman terbatas akses dan juga kendala lainnya. “Setelah dilakukan pendataan, ternyata yang belum teraliri listrik sama sekali benar-benar gelap gulita ada tujuh rumah, yang memang lokasinya di pedalaman, selain juga faktor ekonomi dan juga faktor lainnya yang menyebabkan mereka tidak memiliki sambungan listrik hingga saat ini,” ungkap dia.
Ketujuh rumah itu dua di antaranya ada Banjar Dinas Bukit Balu, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada Buleleng. Setelah dikoordinasikan dengan aparat desa setempat satu diantaranya memang terkendala maslaah ekonomi sedangkan satu rumah lainnya sengaja tidak dipasangi listrik, karena penghuninya adalah warga dengan gangguan kejiwaan. Sehingga keluarga dan juga pemerintah desa mengaku tidak memasangkan listrik agar tidak terjadi hal-hal dan musibah yang tidak diinginkan.
Selain itu juga dilaporkan ada tiga rumah di Banjar Dinas Munduk Uaban, Desa Padawa Kecamatan Banjar dan satu rumah di Banjar Dinas Sekar, Desa Ringdikit dan satu rumah lainnya di Banjar DInas Celagi, Desa Unggahan, Kecamatan Seririt. Kelima rumah ini disebut belum teraliri listrik karena warga yang bersangkutan belum memiliki biaya untuk menyambung listrik.
Dengan kondisi tersebut pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat desa untuk ditindak lanjuti tahun ini. Bahkan satu rumah di Banjar Dinas Bukit Balu, Ambengan sudah langsung dipasangkan listrik Jumat (27/4) kemarin. “Kami targetkan tahun ini tuntas semua, sehingga seluruh warga di Buleleng 100 persen dapat menikmati layanan listrik,” kata dia.
Luas wilayah Buleleng yang sangat luas, pihaknya pun tidak menampik jika ada yang tercecer. Aditya pun mengaku terbuka dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melaporkan kejadian tersebut jika ditemukan. Menurutnya jumlah rumah yang belum teraliri listrik di Buleleng cukup kecil dibandingkan rumah yang belum bermeteran.
Pihaknya pun menyebutkan sejauh ini ada sebanyak 4.700 rumah yang sudha teraliri listrik tetapi belum bermeteran. Hal tersebut terjadi karena masyarakat menyambung langsung listrik dari satu sumber. Padahal hal tersebut pun sangat riskan dna berpotensi terjadi bencana dan kecelakaan fatal. “Biasanya ini terjadi di pedesaan, satu sumber langsung disambung sehingga banyak yang tidak bermeteran karena masalah ekonomi, kami sebenarnya mengharapkan kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga keamanan,” kata dia. Selama ini timnya pun masih banyak menerima penolakan ketika akan memasang meteran di rumah-rumah yang sudah teraliri listrik namu tanpa meteran. *k23
Fakta tersebut mencuat saat PLN Area Bali Utara melakukan penelusuran dan penelitian menggandeng Universitas Udayana (Unud).Manajer PLN Area Bali Utara I Gusti Made Aditya, ditemui Jumat (27/4) kemarin mengatakan tahun ini pihaknya memang sedang memprogramkan pelayanan listrik menyeluruh kepada seluruh masyarakat, tanpa terkecuali. Termasuk mereka yang tinggal di pedalaman terbatas akses dan juga kendala lainnya. “Setelah dilakukan pendataan, ternyata yang belum teraliri listrik sama sekali benar-benar gelap gulita ada tujuh rumah, yang memang lokasinya di pedalaman, selain juga faktor ekonomi dan juga faktor lainnya yang menyebabkan mereka tidak memiliki sambungan listrik hingga saat ini,” ungkap dia.
Ketujuh rumah itu dua di antaranya ada Banjar Dinas Bukit Balu, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada Buleleng. Setelah dikoordinasikan dengan aparat desa setempat satu diantaranya memang terkendala maslaah ekonomi sedangkan satu rumah lainnya sengaja tidak dipasangi listrik, karena penghuninya adalah warga dengan gangguan kejiwaan. Sehingga keluarga dan juga pemerintah desa mengaku tidak memasangkan listrik agar tidak terjadi hal-hal dan musibah yang tidak diinginkan.
Selain itu juga dilaporkan ada tiga rumah di Banjar Dinas Munduk Uaban, Desa Padawa Kecamatan Banjar dan satu rumah di Banjar Dinas Sekar, Desa Ringdikit dan satu rumah lainnya di Banjar DInas Celagi, Desa Unggahan, Kecamatan Seririt. Kelima rumah ini disebut belum teraliri listrik karena warga yang bersangkutan belum memiliki biaya untuk menyambung listrik.
Dengan kondisi tersebut pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat desa untuk ditindak lanjuti tahun ini. Bahkan satu rumah di Banjar Dinas Bukit Balu, Ambengan sudah langsung dipasangkan listrik Jumat (27/4) kemarin. “Kami targetkan tahun ini tuntas semua, sehingga seluruh warga di Buleleng 100 persen dapat menikmati layanan listrik,” kata dia.
Luas wilayah Buleleng yang sangat luas, pihaknya pun tidak menampik jika ada yang tercecer. Aditya pun mengaku terbuka dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melaporkan kejadian tersebut jika ditemukan. Menurutnya jumlah rumah yang belum teraliri listrik di Buleleng cukup kecil dibandingkan rumah yang belum bermeteran.
Pihaknya pun menyebutkan sejauh ini ada sebanyak 4.700 rumah yang sudha teraliri listrik tetapi belum bermeteran. Hal tersebut terjadi karena masyarakat menyambung langsung listrik dari satu sumber. Padahal hal tersebut pun sangat riskan dna berpotensi terjadi bencana dan kecelakaan fatal. “Biasanya ini terjadi di pedesaan, satu sumber langsung disambung sehingga banyak yang tidak bermeteran karena masalah ekonomi, kami sebenarnya mengharapkan kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga keamanan,” kata dia. Selama ini timnya pun masih banyak menerima penolakan ketika akan memasang meteran di rumah-rumah yang sudah teraliri listrik namu tanpa meteran. *k23
1
Komentar