Musim Layangan Tiba, PLN Lakukan Pemeliharaan Kabel
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Denpasar melakukan pemeliharaan kabel dan rekonduktoring atau penggantian kawat konduktor di Jalan Subita-Tulip-Kenyeri-Turi, Sabtu (28/4).
DENPASAR, NusaBali
Ini dilakukan karena musim layangan telah tiba, di mana di daerah tersebut ada banyak yang bermain layangan.“Potret kami dari tahun ke tahun, memang di daerah itu cukup banyak yang bermain layangan jika sudah musimnya. Ada kabel yang telanjang kita lakukan pembungkusan,” ujar Supervisor PLN Rayon Denpasar, Made Supriadi saat dihubungi NusaBali, Sabtu malam kemarin.
Saat ini, kata dia, sudah masuk musim layangan. Apalagi saat mulai libur sekolah pada bulan Juni-Juli, banyak yang memanfaatkan untuk bermain layangan. Biasanya, tali layangan tersebut akan mengenai kabel, sehingga membuat kabel cepat rusak. Bahkan kata Supri, ada yang putus sebanyak dua sampai tiga urat.
“Musim layangan membuat banyak kabel yang sudah mulai rusak. Ada yang putus dua-tiga urat. Kabel telanjang sebenarnya bisa dipakai selama 10-15 tahunan, tapi sering kena tali layang-layang itu,” imbuhnya.
Bermain layang-layang di dekat kabel listrik karena sangat berbahaya bagi keselamatan diri. Benang layang-layang apabila mengenai jaringan listrik, bisa jadi akan menghantarkan listrik, sehingga menyebabkan kesetrum. Jika layang-layang nyangkut di kabel, listrik juga bisa mengalami gangguan. Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak bermain layangan di dekat kabel listrik karena berbahaya.
Pemeliharaan kabel dan rekonduktoring kemarin melibatkan sekitar 35 orang petugas lapangan. Pengerjaan dilakukan mulai pukul 11.30 Wita hingga sekitar 17.30 Wita. Akibatnya sempat terjadi pemadaman listrik dari pagi. Namun listrik kembali hidup normal pukul 18.00 Wita. Aktivitas pemeliharaan kabel ini juga menarik perhatian warga. Apalagi sejumlah petugas tampak bergelantungan dan beraktivitas di atas tiang listrik. *ind
Saat ini, kata dia, sudah masuk musim layangan. Apalagi saat mulai libur sekolah pada bulan Juni-Juli, banyak yang memanfaatkan untuk bermain layangan. Biasanya, tali layangan tersebut akan mengenai kabel, sehingga membuat kabel cepat rusak. Bahkan kata Supri, ada yang putus sebanyak dua sampai tiga urat.
“Musim layangan membuat banyak kabel yang sudah mulai rusak. Ada yang putus dua-tiga urat. Kabel telanjang sebenarnya bisa dipakai selama 10-15 tahunan, tapi sering kena tali layang-layang itu,” imbuhnya.
Bermain layang-layang di dekat kabel listrik karena sangat berbahaya bagi keselamatan diri. Benang layang-layang apabila mengenai jaringan listrik, bisa jadi akan menghantarkan listrik, sehingga menyebabkan kesetrum. Jika layang-layang nyangkut di kabel, listrik juga bisa mengalami gangguan. Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak bermain layangan di dekat kabel listrik karena berbahaya.
Pemeliharaan kabel dan rekonduktoring kemarin melibatkan sekitar 35 orang petugas lapangan. Pengerjaan dilakukan mulai pukul 11.30 Wita hingga sekitar 17.30 Wita. Akibatnya sempat terjadi pemadaman listrik dari pagi. Namun listrik kembali hidup normal pukul 18.00 Wita. Aktivitas pemeliharaan kabel ini juga menarik perhatian warga. Apalagi sejumlah petugas tampak bergelantungan dan beraktivitas di atas tiang listrik. *ind
Komentar