Pertama Kali, UVJF Gelar Kompetisi Jazz
Ada yang berbeda dari gelaran Ubud Village Jazz Festival (UVJF) tahun keenam yang bakal diselenggarakan Agustus 2018.
DENPASAR, NusaBali
Untuk pertama kalinya UVJF mengadakan kompetisi jazz untuk generasi muda, sebelum perhelatan antara musisi jazz lokal, nasional, dan internasional itu digelar. Kompetisi itu digelar di Colony Creative Hub, Plaza Renon, Denpasar, Minggu (29/4) malam.
Yuri Mahatma, co-founder UVJF mengatakan, dari kompetisi jazz pertama untuk generasi muda ini diharapkan akan menjadi generasi penerus musik jazz di Bali. “Kompetisi ini juga bertepatan dengan hari Internasional Jazz Day yang jatuh setiap 30 April. Nah, kita maknai dengan menjaring bakat-bakat muda jazz,” ujarnya ditemui di sela acara.
Menurut Yuri, ini tidak sekedar ajang kompitisi. Sebab yang keluar menjadi juara I nanti, akan berkesempatan tampil di ajang UVJF. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan bagi para musisi muda jazz, dimana bisa satu acara dengan musisi lokal, nasional, dan internasional. “Kami memberikan kesempatan satu slot bagi yang yang jadi juara untuk tampil di UVJF. Untuk mendapat pengalaman pada situasi yang benar-benar internasional, dan berbagi panggung dengan musisi-musisi besar,” imbuhnya. Yuri merasa sudah saatnya yang muda dihadapkan pada kompetisi yang sehat. Pihaknya pun berharap, para musisi muda bisa banyak belajar, baik dari segi musik, profesionalisme dan dedikasi kepada musik. “Kalau memang mau fokus di musik, inilah ajangnya untuk banyak belajar. Bukan hanya tentang teknik musik tapi juga dedikasinya terhadap musik,” katanya.
Proses kompetisi berawal dari seleksi video musik jazz yang dikirimkan. Ada sebanyak tujuh band yang ikut kompetisi pertama kali itu. Setelah melalui proses seleksi, terpilih tiga band yang melaju ke final, diantaranya Joda Band, Plenary Session, dan Senja and The Gengs. Ketiganya lantas tampil langsung dan dinilai tiga juri yakni Balawan, Koko Harsoe, dan Bogie Prasetyo. “Ada beberapa penilaian kompetisi seperti kemampuan ritmis, improvisasi, penguasaan panggung dan yang lainnya,” imbuhnya. Selain dapat slot tampil, ada kejutan lainnya buat pemenang kompetisi jazz ini. Yakni akan bonus recording satu single di Antida Record. Menurut co-founder UVJF sekaligus co-founder Antida Record, Anom Darsana, pihaknya ingin memotivasi musisi-musisi jazz yang muda untuk bangkit lagi. “Saya ingin musisi jazz muda ini tumbuh lagi. Karena regenerasi itu penting sekali,” katanya. *ind
Yuri Mahatma, co-founder UVJF mengatakan, dari kompetisi jazz pertama untuk generasi muda ini diharapkan akan menjadi generasi penerus musik jazz di Bali. “Kompetisi ini juga bertepatan dengan hari Internasional Jazz Day yang jatuh setiap 30 April. Nah, kita maknai dengan menjaring bakat-bakat muda jazz,” ujarnya ditemui di sela acara.
Menurut Yuri, ini tidak sekedar ajang kompitisi. Sebab yang keluar menjadi juara I nanti, akan berkesempatan tampil di ajang UVJF. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan bagi para musisi muda jazz, dimana bisa satu acara dengan musisi lokal, nasional, dan internasional. “Kami memberikan kesempatan satu slot bagi yang yang jadi juara untuk tampil di UVJF. Untuk mendapat pengalaman pada situasi yang benar-benar internasional, dan berbagi panggung dengan musisi-musisi besar,” imbuhnya. Yuri merasa sudah saatnya yang muda dihadapkan pada kompetisi yang sehat. Pihaknya pun berharap, para musisi muda bisa banyak belajar, baik dari segi musik, profesionalisme dan dedikasi kepada musik. “Kalau memang mau fokus di musik, inilah ajangnya untuk banyak belajar. Bukan hanya tentang teknik musik tapi juga dedikasinya terhadap musik,” katanya.
Proses kompetisi berawal dari seleksi video musik jazz yang dikirimkan. Ada sebanyak tujuh band yang ikut kompetisi pertama kali itu. Setelah melalui proses seleksi, terpilih tiga band yang melaju ke final, diantaranya Joda Band, Plenary Session, dan Senja and The Gengs. Ketiganya lantas tampil langsung dan dinilai tiga juri yakni Balawan, Koko Harsoe, dan Bogie Prasetyo. “Ada beberapa penilaian kompetisi seperti kemampuan ritmis, improvisasi, penguasaan panggung dan yang lainnya,” imbuhnya. Selain dapat slot tampil, ada kejutan lainnya buat pemenang kompetisi jazz ini. Yakni akan bonus recording satu single di Antida Record. Menurut co-founder UVJF sekaligus co-founder Antida Record, Anom Darsana, pihaknya ingin memotivasi musisi-musisi jazz yang muda untuk bangkit lagi. “Saya ingin musisi jazz muda ini tumbuh lagi. Karena regenerasi itu penting sekali,” katanya. *ind
1
Komentar