Tukang Foto Keliling di Tanah Lot Beroperasi Sejak Tahun 1981
Para pengunjung Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, serasa kurang klop jika tak mengabadikan kenangan berlatar belakang keindahan Pura Luhur Tanah Lot.
TABANAN, NusaBali
Selain asyik selfie (foto sendiri), tak jarang wisatawan juga beli foto dari tukang foto keliling.
Jumlah tukang foto keliling di Tanah Lot sebanyak 160 orang. Mereka mulai beroperasi dan membentuk koperasi sejak tahun 1981. Mereka dibagi dua kelompok, setiap kelompok terdapat 80 orang. Dari 80 orang itu dibagi lagi, sebab dalam sehari yang tugas hanya 40 orang. Demi dapat penglaris, mereka siap bermandi peluh dan disengat matahari mengantarkan wisatawan mencari tempat favorit untuk foto di DTW Tanah Lot.
Ketua Koperasi, I Wayan Suka, 46, mengatakan iuran wajib anggota untuk gabung sebesar Rp 50 juta. Anggota koperasi harus warga Desa Beraban. Anggota wajib beli perlengkapan foto, seperti bingkai dan kertas foto di koperasi. Sedangkan untuk kamera, printer shelpy, baterai bisa beli secara bebas. “Bingkai dan paper harus di koperasi,” jelas Suka, Senin (29/2).
Suka menceritakan, pengunjung lagi ramai, bisa laku 20 foto. Satu foto dijual Rp 20 ribu. Jika kunjungan sepi, rata-rata dapat 5 foto. “Bisa juga nihil pendapatan, walaupun kunjungan lagi ramai,” imbuh Suka. Salah seorang anggota koperasi, I Ketut Merta, 40, mengaku senang jadi tukang foto di Tanah Lot. Sebab pekerjaanya tidak terikat, bisa ngayah dan kerjakan kegiatan lain jika ada kesibukan.
Dikatakan, tak perlu ketrampilan khusus jadi tukang foto, terpenting pintar mengambil komposisi dan latar belakang. Diakui, paling banyak yang bikin foto adalah wisatawan nusantara karena ingin mengabadikan kenangan di Tanah Lot. Turis asing, sebagian besar bawa kamera sendiri. “Kalau turis asing biasa minta bantuan agar dipotret,” imbuh Merta. 7 cr61
Komentar