nusabali

Tewas Terseret Ombak Saat Mancing

  • www.nusabali.com-tewas-terseret-ombak-saat-mancing

Ganasnya ombak di Pantai Bias Tugel, Banjar Mimba, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem menelan korban nyawa, Selasa (1/5) siang.

Musibah Maut di Pantai Bias Tugel

AMLAPURA, NusaBali
Korbannya adalah I Ketut Mudita, 40, warga dari Banjar Paketan, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli yang tewas digulung ombak saat rekreasi mancing bersama keluarganya.Sebelum musibah maut terjadi, Minggu siang pukul 11.00 Wita, korban I Ketut Mudana berwisata ke Pantai Bias Tugel di Desa Padangbai bersama sang istri Ni Komang Ari, 35 dan anak balitanya, I Gede Rangga, 6 bulan, serta tiga keponakannya: I Putu Medal, 15, I Komang Satya, 12, dan I Kadek Linggih, 16.

Dalam kegiatan itu, rekan korban asal Banjar Bila Kawanan, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Made Ardana, 42, juga ikut mancing bersama keluarganya. Rombongan keluarga korban Ketut Mudana dan keluarga Made Ardana berangkat bersamaan naik dua mobil berbeda menuju Pantai Bias Tugel.

Korban Ketut Mardana bersama keluarganya naik mobil Suzuki Ertiga silver nopol DK 1481 LD. Mobil yang dikemudikan Ketut Mudana berangkat dari rumah korban di Jalan Dewi Sri Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Minggu pagi pukul 07.00 Wita. Sedangkan rombongan keluarga Made Ardana juga berangkat dari tempat yang sama, dengan naik mobil Suzuki APV silver DK 1526 UM.

Rombongan dua keluarga ini berangkat ke Pantai Bias Tugel lengkap dengan membawa bekal makanan menu daging ayam betutu dan minuman yang telah disiapkan sehari sebelumnya. Dua keluarga asal Desa Sukawana (Bangli) dan Desa Bila (Buleleng) yang sama-sama tinggal di Jalan Dewi Sri Desa Batubulan ini sengaja piknik ke Pantai Bias Tugel, mumpung hari libur.

Informasi yang dihimpun NusaBali, rombongan dua keluarga ini tiba di Pantai Bias Tugel, Desa Padangbai sekitar pukul 09.30 Wita. Setibanya di lokasi, mereka langsung melakukan aktivitas masing-masing. Kelmpok anak-anak lebih memilih bermain di pantai di bagian utara, yang jauh dari deburan ombak.

Sedangkan korban Komang Mudita langsung mempersiapkan pancing bersama dua keponakannya, I Putu Medal dan I Kadek Linggih. Sementara Made Ardana pilih me-lakukan kegiatan berbeda lagi.

Awalnya, korban Komang Mudita dan dua keponakannya memancing dari bibir pantai yang berpasir putih. Karena ombaknya cukup besar dan ganas, bocah Putu Medal dan Kadek Linggih ketakutan. Kedua remaja yang masing-masing berusia 15 tahun dan 16 tahun ini kemudian pilih menjauh ke tepi pantai, mereka berhenti mancing.

Sebaliknya, korban Komang Mudita tetap asyik memancing. Bahkan, korban yang kesehariannya bekerja sebagai sopir antar jemput wisatawan ini terus terus bergerak agak ke tengah laut. Pria berusia 40 tahun ini menuju puncak tebing bagian timur. Selanjutnya, dari puncak tebing itulah Ketut Mudita memancing ke arah selatan.

Tak lama berselang, tepatnya pukul 11.00 Wita, terjadilan musibah maut. Korban Ketut Mudita yang mancing di atas tebing, diterjang ombak besar, hingga jatuh ke dan kemudian terseret ke tengah laut. Melihat kejadian ini, keluarga korban dan rekannya, Made Ardana, kontan berteriak histeris seraya minta tolong.

Made Ardana selanjutnya melaporkan musibah ini kepada petugas Polsek Kawasan Laut Padangbai. Begitu mendapat laporan, Perwira Pengawas Polsek Kawasan Laut Padangbai, AKP I Gede Suparwata, bersama Kanit Reskrim Iptu I Gede Wiyastra Dwiputra langsung meluncur ke lokasi kejadian.

Saat petugas kepolisian datang ke lokasi, tubuh korban Komang Mudita sudah hilang terseret arus. Setelah dilakukan pencarian, korban ditemukan terdampar di depan Hotel Absolute Padangbai yang merupakan jalur menuju Pura Dang Kahyangan Silayukti. Lokasi terdampar berjarak sektar 400 meter arah timur dari TKP di Pantai Bias Tugel.

Korban berhasil dievakuasi sudah dalam kondisi meninggal sekitar pukul 11.30 Wita. Jenazah Komang Mudita kemudian dibawa ke Puskesmas Manngis I di Banjar Belong, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis dengan mobil milik korban yakni Ertiga DK 1481 LD. Dari Puskesmas Manggis I, jenazah korban Komang Mudita kemarin siang langsung diantar ke rumah duka di Banjar Paketan, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Jenazah korban dibawa ke rumah duka dengan diantar mobil ambulans Puskesmas Manggis I. "Ya, jenazahnya dibawa dengan pakai mobil ambulans. Mobil ini kan berfungsi untuk merujuk pasien dan mengantar jenazah," jelas Kepala Puskesmas Manggis I, dr Ni Wayan Putu Suati.

Sedangkan Perwira Pengawas Polsek Kawasan Laut Padangbai, AKP I Gede Suparwata, mengatakan peristiwa terseret ombak yang merenggut nyawa korban Komang Mudita terjadi begitu cepat. "Sulit rasanya memberikan pertolongan, kejadiannya begitu cepat. Ombak di Pantai Bias Tugel cukup besar sejak seminggu terakhir. Cukup membahayakan jika mancing di sini," jelas AKP Gede Suparwata, Minggu kemarin.

Sementara itu, istri korban, Ni Kadek Ari, shock dengan peristiwa maut yang merenggut nyawa suaminya. Perempuan berusia 32 tahun ini terus menangis saat ikut mengantar jenazah Komang Mudita ke Puskesmas Manggis I. Kedati masih shock, Kadek Ari mencoba tegar.

Dengan terbata-bata, Kadek Ari sempat menceritakan kejadian maut yang merenggut nyawa suaminya di Pantai Bias Tugel. Menurut Kadek Ari, sejak awal berangkat dari rumahnya di Desa Batubulan, tidak ada firasat apa pun. Mereka tiba di lokasi refreshing dengan lancar, tanpa ada hambatan di jalan.

"Saya tidak merasakan ada firasat apa-apa. Tapi, tiba-tiba terjadi musibah seperti ini,” tutur Kadek Ari sembari memeluk anak semata wayangnya yang baru berusia 6 bulan, I Gede Rangga.

Sedangkan keponakan korban, Putu Medal, mengaku tidak tahu persis peristiwa maut yang merenggut nyawa pamannya. Sebab, begitu muncul ombak besar, Putu Medal bersama saudaranya, Kadek Linggih, langsung minggir ke tepi pantai seraya stop kegiatan mancing.

"Kami ketakutan begitu melihat ombak besar, sehingga pilih minggir ke tepi pantai. Sedangkan paman  saya (Komang Mudita) tetap melanjutkan mancing. Saya tidak melihat persis bagaimana kejadiannya (digulung ombang), karena posisinya gerjauhan,” cerita Putu Medal.

Ini untuk kedua kalinya terjadi musibah maut akibat ganasnya ombak di Pantai Bias Tugel, Desa Padangbai dalam kurun 2 tahun terakhir. Peristiwa maut pertama merenggut hyawa wisatawan Rusia, Sergey Lapkin, 45, yang tewas tenggelam di Pantai Bias Tugel, 9 Februari 2017 lalu. Sebetulnya, masih sempat terjadi musibah ketika wisatawan Denmark, Andersen Lars, 49, terseret ombak di Pantai Bias Tugel, 15 Agustus 2017. Namun, untungnya bule Denmark tersebut berhasil selamat dari maut. *k16

Komentar