Warga Keluhkan Air Disertai Tanah yang Mengganggu Lahan Pertanian
Petani di Subak Tengah Uma Mandi, Lingkungan Kelurahan Kawan, Kecamatan/Kabupaten Bangli mengeluh karena tanaman mereka tertimbun tanah.
BANGLI, NusaBali
Material tanah yang menimbun tanaman petani terbawa air irigasi yang mengaliri persawahan. Diduga tanah itu dampak dari proyek pembukaan badan jalan di Lingkungan Sidawas, Kelurahan Cempaga dan Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli.
Petani setempat, I Nengah Dugdug, mengaku air irigasi keruh bercampur material tanah terjadi sekitar tujuh hari lalu. Dampaknya, tanaman padi tertimbun dan petani kerja ekstra melakukan pengerukan. Selain berdampak pada lahan pertanian, air keruh juga berdampak pada masyarakat karena dipakai mandi dan mencuci. “Airnya kotor. Tak ada warga yang berani mandi pakai air ini,” ungkap Dugdug, Selasa (1/5).
Dugdug menduga keruhnya air lantaran pembukaan jalan di Lingkungan Sidawas. Dicurigai tanah sengaja dibuang ke saluran air pertanian. “Kami sudah sampaikan ke kelian subak. Harapan kami tanah tak dibuang ke saluran irigasi,” pinta Dugdug. Terpisah, Kelian Subak Tengah Uma Mandi, I Wayan Surata, mengaku sudah berkoordinasi dan memastikan langsung ke lokasi pembukaan jalan yang dimaksud. “Kami sudah cek. Tidak ada unsur kesengajaan membuang tanah ke sungai. Namun itu rembesan tanah dari pembukaan jalan,” jelasnya.
Koordinator pembukaan jalan, I Nengah Mudin, menjelaskan pembukaan jalan dilakukan secara swadaya oleh warga yang tinggal di wilayah tegalan Sidawas. Selama ini tidak ada akses jalan yang memadai untuk warga di kawasan tersebut. Sehingga warga berinisiatif membuka jalan dan sepenuhnya dilakukan secara swadaya. “Warga kesulitan karena tidak ada akses jalan menuju kota, kalau ada warga sakit harus digotong. Jalan yang dibuka ini tembus ke Desa Wisata Penglipuran dan Banjar Tegal Suci, Kelurahan Kubu,” jelasnya. Diharapkan setelah jalan tersebut dibuka kegiatan masyarakat lebih mudah, perekomonian warga juga meningkat.
Mengenai air yang keruh, Mudin mengaku sudah minta permakluman kepada para kelian subak. Ditegaskan, tidak ada unsur kesengajaan membuang tanah ke sungai sehingga berdampak pada masyarakat yang di hilir. “Kegiatan pembukaan jalan tinggal beberapa hari, kami harap masyarakat bisa memaklumi,” imbuhnya. Dijelaskan, akses jalan yang dibuka sepanjang 1,6 kilometer dengan lebar 6 meter. *e
Material tanah yang menimbun tanaman petani terbawa air irigasi yang mengaliri persawahan. Diduga tanah itu dampak dari proyek pembukaan badan jalan di Lingkungan Sidawas, Kelurahan Cempaga dan Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli.
Petani setempat, I Nengah Dugdug, mengaku air irigasi keruh bercampur material tanah terjadi sekitar tujuh hari lalu. Dampaknya, tanaman padi tertimbun dan petani kerja ekstra melakukan pengerukan. Selain berdampak pada lahan pertanian, air keruh juga berdampak pada masyarakat karena dipakai mandi dan mencuci. “Airnya kotor. Tak ada warga yang berani mandi pakai air ini,” ungkap Dugdug, Selasa (1/5).
Dugdug menduga keruhnya air lantaran pembukaan jalan di Lingkungan Sidawas. Dicurigai tanah sengaja dibuang ke saluran air pertanian. “Kami sudah sampaikan ke kelian subak. Harapan kami tanah tak dibuang ke saluran irigasi,” pinta Dugdug. Terpisah, Kelian Subak Tengah Uma Mandi, I Wayan Surata, mengaku sudah berkoordinasi dan memastikan langsung ke lokasi pembukaan jalan yang dimaksud. “Kami sudah cek. Tidak ada unsur kesengajaan membuang tanah ke sungai. Namun itu rembesan tanah dari pembukaan jalan,” jelasnya.
Koordinator pembukaan jalan, I Nengah Mudin, menjelaskan pembukaan jalan dilakukan secara swadaya oleh warga yang tinggal di wilayah tegalan Sidawas. Selama ini tidak ada akses jalan yang memadai untuk warga di kawasan tersebut. Sehingga warga berinisiatif membuka jalan dan sepenuhnya dilakukan secara swadaya. “Warga kesulitan karena tidak ada akses jalan menuju kota, kalau ada warga sakit harus digotong. Jalan yang dibuka ini tembus ke Desa Wisata Penglipuran dan Banjar Tegal Suci, Kelurahan Kubu,” jelasnya. Diharapkan setelah jalan tersebut dibuka kegiatan masyarakat lebih mudah, perekomonian warga juga meningkat.
Mengenai air yang keruh, Mudin mengaku sudah minta permakluman kepada para kelian subak. Ditegaskan, tidak ada unsur kesengajaan membuang tanah ke sungai sehingga berdampak pada masyarakat yang di hilir. “Kegiatan pembukaan jalan tinggal beberapa hari, kami harap masyarakat bisa memaklumi,” imbuhnya. Dijelaskan, akses jalan yang dibuka sepanjang 1,6 kilometer dengan lebar 6 meter. *e
Komentar