Perahu Rafting Terbalik, 1 Wisatawan Tewas
Kasus wisatawan tewas saat berwisata rafting hampir terjadi setiap tahun di aliran Tukad/Sungai Ayung, perbatasan Gianyar-Badung.
GIANYAR, NusaBali
Pasca tewasnya wisman asal Cina Wang Yumei, sekitar bulan Juli 2017, kali ini wisata air menantang ini menewaskan wisatawan domestik asal Surabaya, Andy Wicaksono,39.Korban meninggal dunia pada Selasa (1/5) sekitar pukul 13.35 Wita. Saat itu, perahu rafting yang dinaiki korban bersama lima orang lainnya, terbalik saat menuruni bendungan dekat SDN 1 Desa Kedewatan, Ubud. Seluruh peserta rafting pun terjun ke dalam sungai, termasuk pemandu Muliadi,27. Beberapa menit pasca tercebur dalam sungai, satu per satu peserta rafting muncul ke permukaan menyelamatkan diri. Namun, korban Andy Wicaksono lama tak muncul.
Korban sempat tenggelam dan hanyut. Saat ditemukan, korban asal Desa Siwalankerto, Kecamatan Wonogolo, Kota Surabaya itu, tampak sudah kaku.
Informasi di lapangan, kasus itu berawal saat rombongan salah satu perusahaan tempat korban bekerja datang ke lokasi rafting di Desa Kedewatan, Ubud. Mereka menggunakan jasa rafting Nyuh Gangga Rafting. Mereka mengarungi sungai mulai pukul 11.00 Wita. Saat itu, cuaca cerah dan arus sungai juga bersahabat. Musibah muncul ketika perahu yang ditumpangi korban bersama lima rekannya itu terbalik. “Perahu menerobos bendungan. Entah bagaimana, perahu terbalik. Enam orang di atas perahu semuanya terjatuh ke sungai,” ujar sumber koran ini, Rabu (2/5).
Satu-persatu penumpang perahu berhasil diselamatkan pemandu. Hanya saja, korban Andy Wicaksono ini tidak ditemukan. “Langsung dicari oleh pihak rafting bersama teman-temannya,” ujar sumber itu. Sekitar 15 menit kemudian, tubuh Andy muncul ke permuakaan sungai. “Salah satu temannya berusaha menarik ke atas perahu,” jelasnya.
Saat ditarik, tubuh Andy ini tampak lemas kemudian. Dia pun dibawa ke RS BMIC Ubud di Jalan Raya Sanggingan. Di rumah sakit, korban tiba pukul 14.10 Wota. Korban mendapatkan perawatan sejam. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Kapolsek Ubud Kompol Raka Sugita membenarkan kejadian tersebut. ‘’Itu karena musibah,” ujarnya. Tentang kemungkinan ada unsur kelalaian, polisi tidak mengarah ke sana. “Tidak ada,” tukasnya singkat.
Kepala Dinas Pariwisata Gianyar Anak Agung Bagus Ari Brahmanta mengakui jika kasus rafting ini sudah beberapa kali terjadi. “Kami selalu mengimbau supaya menjalankan SOP (Standar Operasional Prosedur, Red) dengan benar. Termasuk memberlakukan cek kesehatan sebelum rafting karena ini wisata menantang,” ujarnya.
Pihaknya terus menekankan supaya kejadian tersebut jangan sampai terulang. Namun toh terjadi lagi. “Kan tidak semua wisatawan kondisi kesehatannya baik. Pengelola harus tegas, jangan semua wisatawan diberikan ikut rafting,” pintanya.*nvi
Pasca tewasnya wisman asal Cina Wang Yumei, sekitar bulan Juli 2017, kali ini wisata air menantang ini menewaskan wisatawan domestik asal Surabaya, Andy Wicaksono,39.Korban meninggal dunia pada Selasa (1/5) sekitar pukul 13.35 Wita. Saat itu, perahu rafting yang dinaiki korban bersama lima orang lainnya, terbalik saat menuruni bendungan dekat SDN 1 Desa Kedewatan, Ubud. Seluruh peserta rafting pun terjun ke dalam sungai, termasuk pemandu Muliadi,27. Beberapa menit pasca tercebur dalam sungai, satu per satu peserta rafting muncul ke permukaan menyelamatkan diri. Namun, korban Andy Wicaksono lama tak muncul.
Korban sempat tenggelam dan hanyut. Saat ditemukan, korban asal Desa Siwalankerto, Kecamatan Wonogolo, Kota Surabaya itu, tampak sudah kaku.
Informasi di lapangan, kasus itu berawal saat rombongan salah satu perusahaan tempat korban bekerja datang ke lokasi rafting di Desa Kedewatan, Ubud. Mereka menggunakan jasa rafting Nyuh Gangga Rafting. Mereka mengarungi sungai mulai pukul 11.00 Wita. Saat itu, cuaca cerah dan arus sungai juga bersahabat. Musibah muncul ketika perahu yang ditumpangi korban bersama lima rekannya itu terbalik. “Perahu menerobos bendungan. Entah bagaimana, perahu terbalik. Enam orang di atas perahu semuanya terjatuh ke sungai,” ujar sumber koran ini, Rabu (2/5).
Satu-persatu penumpang perahu berhasil diselamatkan pemandu. Hanya saja, korban Andy Wicaksono ini tidak ditemukan. “Langsung dicari oleh pihak rafting bersama teman-temannya,” ujar sumber itu. Sekitar 15 menit kemudian, tubuh Andy muncul ke permuakaan sungai. “Salah satu temannya berusaha menarik ke atas perahu,” jelasnya.
Saat ditarik, tubuh Andy ini tampak lemas kemudian. Dia pun dibawa ke RS BMIC Ubud di Jalan Raya Sanggingan. Di rumah sakit, korban tiba pukul 14.10 Wota. Korban mendapatkan perawatan sejam. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Kapolsek Ubud Kompol Raka Sugita membenarkan kejadian tersebut. ‘’Itu karena musibah,” ujarnya. Tentang kemungkinan ada unsur kelalaian, polisi tidak mengarah ke sana. “Tidak ada,” tukasnya singkat.
Kepala Dinas Pariwisata Gianyar Anak Agung Bagus Ari Brahmanta mengakui jika kasus rafting ini sudah beberapa kali terjadi. “Kami selalu mengimbau supaya menjalankan SOP (Standar Operasional Prosedur, Red) dengan benar. Termasuk memberlakukan cek kesehatan sebelum rafting karena ini wisata menantang,” ujarnya.
Pihaknya terus menekankan supaya kejadian tersebut jangan sampai terulang. Namun toh terjadi lagi. “Kan tidak semua wisatawan kondisi kesehatannya baik. Pengelola harus tegas, jangan semua wisatawan diberikan ikut rafting,” pintanya.*nvi
Komentar