Pilot Garuda Ancam Mogok Terbang
Seluruh pilot dari maskapai Garuda Indonesia akan menggelar mogok kerja alias tak akan menerbangkan pesawat secara massal.
JAKARTA, NusaBali
Ancaman mogok para pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), dipicu permasalahan internal perusahaan."Kegagalan dalam perubahan sistem penjadwalan crew menyebabkan sejumlah pembatalan dan penundaan penerbangan," kata Ketua Umum Sekarga, Ahmad Irfan Nasution di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (2/5).
Ahmad mengatakan, rusaknya sistem dan keuangan di Garuda, dipicu gemuknya direksi. Menurutnya pada 2015, direksi perusahaan penerbangan pelat merah tersebut berjumlah tujuh orang, 2016 berjumlah delapan orang dan 2017 berjumlah sembilan orang.
"Kalau standar airline lima saja cukup. Tapi karena kita mengutamakan servis maka ada Direktur Service. Nah sekarang jumlahnya 9 orang," ujarnya seperti dilansir vivanews.Penambahan direksi tidak efisien dan membebani keuangan perusahaan. Karena penambahan direksi tidak sesuai dengan kondisi perusahaan, bahkan direksi sering kali dari luar Garuda sehingga kurang memahami perusahaan.
"Misalnya Direktur Kargo. Untuk apa itu? Unit kargo harusnya dipimpin oleh pejabat setingkat vice president karena Garuda tidak memiliki pesawat khusus kargo. Dengan dipimpin oleh seorang direktur sejak 2016 kerja direktorat kargo tidak meningkat dan hanya peningkatan biaya organisasi," katanya.
Ahmad menyadari mogok kerja yang akan dilakukan akan berdampak pada banyak pihak, termasuk pelayanan terhadap masyarakat.
"Kami sangat sadar. Tetapi sesuai dengan Undang-undang tenaga kerja, mogok adalah hak dasar dari pekerja. Kalau kami tidak didengar maka ini (Mogok) legal. Kami tidak menginginkan mogok, tapi kami bisa," katanya.
Sementara itu, menurut Kapten Erik Ferdinanad, salah satu pilot sekaligus pengurus APG, akibat adanya kegagalan dalam perubahan sistem penjadwalan kru yang diimplementasikan pada November 2017, jadwal penerbangan menjadi sering tertunda alias delay pesawat.
"Apalagi setiap weekend kita delay gila-gilaan, pembatalan penerbangan luar biasa. Dulu kita sangat bangga karena jadwal penerbangan on schedule, tapi sekarang?" kata Erik.
Ini bukan kali pertama pilot Garuda melakukan ancaman mogok. Ancaman serupa pernah terjadi pada tahun 2011. Kala itu, APG mengancam mogok kerja karena mengaku sudah tidak tahan terhadap kebijakan perbedaan gaji antara pilot WNI dengan pilot asing. *
Ahmad mengatakan, rusaknya sistem dan keuangan di Garuda, dipicu gemuknya direksi. Menurutnya pada 2015, direksi perusahaan penerbangan pelat merah tersebut berjumlah tujuh orang, 2016 berjumlah delapan orang dan 2017 berjumlah sembilan orang.
"Kalau standar airline lima saja cukup. Tapi karena kita mengutamakan servis maka ada Direktur Service. Nah sekarang jumlahnya 9 orang," ujarnya seperti dilansir vivanews.Penambahan direksi tidak efisien dan membebani keuangan perusahaan. Karena penambahan direksi tidak sesuai dengan kondisi perusahaan, bahkan direksi sering kali dari luar Garuda sehingga kurang memahami perusahaan.
"Misalnya Direktur Kargo. Untuk apa itu? Unit kargo harusnya dipimpin oleh pejabat setingkat vice president karena Garuda tidak memiliki pesawat khusus kargo. Dengan dipimpin oleh seorang direktur sejak 2016 kerja direktorat kargo tidak meningkat dan hanya peningkatan biaya organisasi," katanya.
Ahmad menyadari mogok kerja yang akan dilakukan akan berdampak pada banyak pihak, termasuk pelayanan terhadap masyarakat.
"Kami sangat sadar. Tetapi sesuai dengan Undang-undang tenaga kerja, mogok adalah hak dasar dari pekerja. Kalau kami tidak didengar maka ini (Mogok) legal. Kami tidak menginginkan mogok, tapi kami bisa," katanya.
Sementara itu, menurut Kapten Erik Ferdinanad, salah satu pilot sekaligus pengurus APG, akibat adanya kegagalan dalam perubahan sistem penjadwalan kru yang diimplementasikan pada November 2017, jadwal penerbangan menjadi sering tertunda alias delay pesawat.
"Apalagi setiap weekend kita delay gila-gilaan, pembatalan penerbangan luar biasa. Dulu kita sangat bangga karena jadwal penerbangan on schedule, tapi sekarang?" kata Erik.
Ini bukan kali pertama pilot Garuda melakukan ancaman mogok. Ancaman serupa pernah terjadi pada tahun 2011. Kala itu, APG mengancam mogok kerja karena mengaku sudah tidak tahan terhadap kebijakan perbedaan gaji antara pilot WNI dengan pilot asing. *
Komentar