Serati di Tiga Desa Pakraman Ikuti Pelatihan Banten Pacaruan
Serati atau tukang banten di tiga desa pakraman se-Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem, menggikuti pelatihan membuat banten pacaruan.
AMLAPURA, NusaBali
Ketiga desa pakraman yang disasar yakni Desa Pakraman Tegeh, Desa Pakraman Sukaluwih, dan Desa Pakraman Presana. Pelatihan untuk serati ini diberikan oleh Ida Wayan Jelantik Oyo dari Gria Krotok, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Kegiatan dimulai sejak Sabtu (29/4) dan berakhir Rabu (2/5).
Pelatihan serati banten menggunakan dana BKK (Bantuan Khusus Keuangan) Provinsi Bali, Rp 10 juta per desa pakraman. Kegiatan di Desa Pakraman Tegeh dikoordinasikan Bendesa I Komang Ganti, di Desa Pakraman Sukaluwih dikoordinasikan Bendesa I Kadek Sudarmanta, dan Desa Pakraman Presana dikoordinasikan Bendesa I Made Sudartawan. Pelatihan ini bertujuan agar ketiga desa pakraman di Desa Amerta Bhuana seragam menata banten pacaruan dan memahami makna banten yang dibuat.
Selain belajar membuat banten, pada acara penutupan langsung praktik menata banten pacaruan. Setiap desa pakraman yang melakukan pelatihan serati banten pacaruan wajib mendokumentasikan kegiatannya untuk mempertanggungjawabkan bantuan BKK Provinsi Bali. “Dokumentasinya mulai dari tata cara membuat bahan upakara hingga menata banten sampai jadi satu kemasan banten. Semua tahapan itu didokumentasikan,” jelas Perbekel Desa Amerta Bhuana, I Wayan Suara, Rabu (2/5).
Tiap desa pakraman melibatkan 30 orang, sehingga pelatihan dari tiga pakraman berjumlah 90 orang. Tutor, Ida Wayan Jelantik Oyo selain memberikan pelatihan tata cara menata banten pacaruan juga memberikan buku panduan tata cara menata banten. Banten pendukung pacaruan lainnya juga diajarkan selama pelatihan. “Selama ini masyarakat telah terbiasa menata banten pacaruan, tetapi kali ini kami berupaya menata banten yang baik dan benar sesuai etika, estetika, dan esensinya,” jelas Ida Wayan Jelantik Oyo yang juga Bendesa Pakraman Budakeling, Kecamatan Bebandem. *k16
Ketiga desa pakraman yang disasar yakni Desa Pakraman Tegeh, Desa Pakraman Sukaluwih, dan Desa Pakraman Presana. Pelatihan untuk serati ini diberikan oleh Ida Wayan Jelantik Oyo dari Gria Krotok, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Kegiatan dimulai sejak Sabtu (29/4) dan berakhir Rabu (2/5).
Pelatihan serati banten menggunakan dana BKK (Bantuan Khusus Keuangan) Provinsi Bali, Rp 10 juta per desa pakraman. Kegiatan di Desa Pakraman Tegeh dikoordinasikan Bendesa I Komang Ganti, di Desa Pakraman Sukaluwih dikoordinasikan Bendesa I Kadek Sudarmanta, dan Desa Pakraman Presana dikoordinasikan Bendesa I Made Sudartawan. Pelatihan ini bertujuan agar ketiga desa pakraman di Desa Amerta Bhuana seragam menata banten pacaruan dan memahami makna banten yang dibuat.
Selain belajar membuat banten, pada acara penutupan langsung praktik menata banten pacaruan. Setiap desa pakraman yang melakukan pelatihan serati banten pacaruan wajib mendokumentasikan kegiatannya untuk mempertanggungjawabkan bantuan BKK Provinsi Bali. “Dokumentasinya mulai dari tata cara membuat bahan upakara hingga menata banten sampai jadi satu kemasan banten. Semua tahapan itu didokumentasikan,” jelas Perbekel Desa Amerta Bhuana, I Wayan Suara, Rabu (2/5).
Tiap desa pakraman melibatkan 30 orang, sehingga pelatihan dari tiga pakraman berjumlah 90 orang. Tutor, Ida Wayan Jelantik Oyo selain memberikan pelatihan tata cara menata banten pacaruan juga memberikan buku panduan tata cara menata banten. Banten pendukung pacaruan lainnya juga diajarkan selama pelatihan. “Selama ini masyarakat telah terbiasa menata banten pacaruan, tetapi kali ini kami berupaya menata banten yang baik dan benar sesuai etika, estetika, dan esensinya,” jelas Ida Wayan Jelantik Oyo yang juga Bendesa Pakraman Budakeling, Kecamatan Bebandem. *k16
Komentar