Pelepasan Siswa Diisi Pentas Tari Punarbawa
Siswa SMA Pariwisata PGRI Dawan, Klungkung (SMA Paris), pentaskan Tari Punarbawa di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung, Kamis (3/5) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Pentas serangkaian pelepasan siswa kelas XII sekolah tersebut.Tari Punarbawa (lahir kembali) dipentaskan oleh tiga siswi SMA P yakni Kadek Risma Widiningsih, Ni Kadek Galuh Priantari dan Ni Kadek Ika Wahyuni, dengan durasi sekitar delapan menit. Diawali pentas seorang penari menggunakan gaun panjang kemudian melahirkan (dari dalam gaun). “Siklus kelahiran inilah yang disebut dengan Punarbawa, sebelum mencapai moksa (kebebasan) akan akan terus terulang,” ujar Nyoman Surabawa, guru seni SMA Pariwisata PGRI Dawan, kepada NusaBali. Siklus kelahiran itulah yang digarap menjadi sebuah tarian.
Kemudian penggunaan topeng kepada penari, merupakan simbolik dari perwujudan ketika terlahir ke dunia. Karena perbuatan di masa sekarang akan menentukan kelahiran di masa mendatang, apakah menjadi orang rupawan, cantik, termasuk bisa menjadi binatang dan lainnya. “Sehingga lewat tarian ini kami ingin menyampaikan pesan agar kita selalu berbuat baik, supaya pada kelahiran berikutnya bisa lebih baik tentu pada akhirnya mencapai moksa,” ujarnya. Kata dia, tarian ini digarap dua minggu.
Sementara itu, saat pelepasan siswa kelas XII tersebut, hadir Kepala UPT Dinas Pendidikan Bali di Klungkung Nyoman Ratmaja, Kepala SMA Pariwisata PGRI Dawan, Ida Bagus Gde Parwita, dan pihak terkait lainnya.
Sementara itu, SMA Pariwisata (Smapsa) Klungkung sudah membekali siswa agar siap bersaing ketika di dunia kerja. “Kami dan anak-anak (siswa) sudah siap di lapangan, sebab apapun alasannya kita tidak bisa menolak, karena ini kan pasar bebas Asia sudah mulai,” ujar Kepala SMA Pariwisata Klungkung, Gusti Made Suberata, usai pelepasan 403 siswa kelas XII di aula sekolah, Rabu (2/5). “Karakter moral dan kerja kami padukan sehingga akan membentuk anak berdisiplin kerja, inovatif, dan berani bersaing,” ujarnya.
Pelepasan siswa itu bertepatan dengan momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2018, diawali upacara bersama di halaman sekolah. Pelepasan siswa ditandai dengan menggelar “Purnasis Madya” atau pelepasan siswa kelas XII setelah selesai mengenyam pendidikan di sekolah selama tiga tahun. *wan
Kemudian penggunaan topeng kepada penari, merupakan simbolik dari perwujudan ketika terlahir ke dunia. Karena perbuatan di masa sekarang akan menentukan kelahiran di masa mendatang, apakah menjadi orang rupawan, cantik, termasuk bisa menjadi binatang dan lainnya. “Sehingga lewat tarian ini kami ingin menyampaikan pesan agar kita selalu berbuat baik, supaya pada kelahiran berikutnya bisa lebih baik tentu pada akhirnya mencapai moksa,” ujarnya. Kata dia, tarian ini digarap dua minggu.
Sementara itu, saat pelepasan siswa kelas XII tersebut, hadir Kepala UPT Dinas Pendidikan Bali di Klungkung Nyoman Ratmaja, Kepala SMA Pariwisata PGRI Dawan, Ida Bagus Gde Parwita, dan pihak terkait lainnya.
Sementara itu, SMA Pariwisata (Smapsa) Klungkung sudah membekali siswa agar siap bersaing ketika di dunia kerja. “Kami dan anak-anak (siswa) sudah siap di lapangan, sebab apapun alasannya kita tidak bisa menolak, karena ini kan pasar bebas Asia sudah mulai,” ujar Kepala SMA Pariwisata Klungkung, Gusti Made Suberata, usai pelepasan 403 siswa kelas XII di aula sekolah, Rabu (2/5). “Karakter moral dan kerja kami padukan sehingga akan membentuk anak berdisiplin kerja, inovatif, dan berani bersaing,” ujarnya.
Pelepasan siswa itu bertepatan dengan momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2018, diawali upacara bersama di halaman sekolah. Pelepasan siswa ditandai dengan menggelar “Purnasis Madya” atau pelepasan siswa kelas XII setelah selesai mengenyam pendidikan di sekolah selama tiga tahun. *wan
Komentar