Bupati Beber 3 Pelanggaran Nyepi
Ngembak Gni yang semestinya dimulai pukul 06.00 Wita, namun ada ditemukan menyalakan bunyi-bunyian sebelum waktu tersebut.
NEGARA, NusaBali
Dharma Shanti Hari Raya Nyepi Kabupaten Jembrana, digelar di Wantilan Pura Jagatnatha Jembrana, Jumat (4/5). Dalam acara tersebut, Bupati Jembrana I Putu Artha membeberkan 3 (tiga) catatan pelanggaran rangkaian pelaksanaan Nyepi pada Maret 2018. Hal itu agar dievaluasi jajaran desa pakraman pada Nyepi tahun 2019.
Catatan pertama, saat Pangerupukan (H-1 Nyepi), kata Bupati Artha, masih banyak umat sedharma yang melanggar bhisama PHDI Kabupaten Jembrana, berkanaan ritual mabuu-buu serta batasan waktu pengarakan ogoh-ogoh. Kedua, saat Panyepen (Hari H Nyepi), ada beberapa umat yang masih beraktivitas di luar rumah. Ketiga saat Ngembak Gni (H+1 Nyepi), ada umat yang melanggar kesepakatan waktu Ngembak Gni. Ngembak Gni yang semestinya dimulai pukul 06.00 Wita, namun ada ditemukan menyalakan bunyi-bunyian sebelum waktu tersebut.
Untuk meningkatkan pelaksanaan rangkaian Nyepi selanjutnya, Bupati Artha pun meminta para bendesa ataupun jajaran prajuru masing-masing desa pakraman, memberikan pemahaman kepada umat di wilayahnya. Apa yang mesti diperbaiki menyangkut Hari Raya Nyepi, diharapkan segera diperbaiki, sehingga tidak kemudian menjadi kebiasaan. “Kami mohon ini kepada bendesa. Mudah-mudahan Nyepi selanjutnya, dapat berjalan lebih baik lagi,” harapnya.
Namun di luar cacatan tersebut, Bupati Artha juga mengucapkan terimkasih kepada seluruh masyarakat Jembrana, khususnya umat non Hindu yang telah ikut menjaga ketertiban dan toleransinya, sehingga pelaksanaan Nyepi dapat berjalan aman. Keharmonisan antar umat beragaman ini pun sangat diharapkan benar-benar terjaga. “Ini sesuai dengan tema Dharma Santhi Nasional, ‘Melalui Catur Berata Penyepian, kita tingkatkan soliditas sebagai perekat keberagaman dalam menjaga keutuhan NKRI’,” ujarnya.
Ketua Panitia Dharma Santhi Nyepi Kabupaten Jembrana I Nyoman Gede Kurniawan, mengatakan untuk Dharma Santhi Nyepi Kabupaten Jembrana tahun 2018 ini, diangkat tema “Dharma Shanti Hari Nyepi Tahun Baru Caka 1940 sebagai rasa syukur dalam kebersamaan atas keberhasilan pembangunan di Kabupaten Jembrana”. Acara Dharma Shanti Nyepi yang juga dihadiri para tokoh lintas agama ini, juga diharapkan sebagai momentum mendekatkan diri untuk melakukan upaksama atau saling memaafkan satu sama lain.*ode
Dharma Shanti Hari Raya Nyepi Kabupaten Jembrana, digelar di Wantilan Pura Jagatnatha Jembrana, Jumat (4/5). Dalam acara tersebut, Bupati Jembrana I Putu Artha membeberkan 3 (tiga) catatan pelanggaran rangkaian pelaksanaan Nyepi pada Maret 2018. Hal itu agar dievaluasi jajaran desa pakraman pada Nyepi tahun 2019.
Catatan pertama, saat Pangerupukan (H-1 Nyepi), kata Bupati Artha, masih banyak umat sedharma yang melanggar bhisama PHDI Kabupaten Jembrana, berkanaan ritual mabuu-buu serta batasan waktu pengarakan ogoh-ogoh. Kedua, saat Panyepen (Hari H Nyepi), ada beberapa umat yang masih beraktivitas di luar rumah. Ketiga saat Ngembak Gni (H+1 Nyepi), ada umat yang melanggar kesepakatan waktu Ngembak Gni. Ngembak Gni yang semestinya dimulai pukul 06.00 Wita, namun ada ditemukan menyalakan bunyi-bunyian sebelum waktu tersebut.
Untuk meningkatkan pelaksanaan rangkaian Nyepi selanjutnya, Bupati Artha pun meminta para bendesa ataupun jajaran prajuru masing-masing desa pakraman, memberikan pemahaman kepada umat di wilayahnya. Apa yang mesti diperbaiki menyangkut Hari Raya Nyepi, diharapkan segera diperbaiki, sehingga tidak kemudian menjadi kebiasaan. “Kami mohon ini kepada bendesa. Mudah-mudahan Nyepi selanjutnya, dapat berjalan lebih baik lagi,” harapnya.
Namun di luar cacatan tersebut, Bupati Artha juga mengucapkan terimkasih kepada seluruh masyarakat Jembrana, khususnya umat non Hindu yang telah ikut menjaga ketertiban dan toleransinya, sehingga pelaksanaan Nyepi dapat berjalan aman. Keharmonisan antar umat beragaman ini pun sangat diharapkan benar-benar terjaga. “Ini sesuai dengan tema Dharma Santhi Nasional, ‘Melalui Catur Berata Penyepian, kita tingkatkan soliditas sebagai perekat keberagaman dalam menjaga keutuhan NKRI’,” ujarnya.
Ketua Panitia Dharma Santhi Nyepi Kabupaten Jembrana I Nyoman Gede Kurniawan, mengatakan untuk Dharma Santhi Nyepi Kabupaten Jembrana tahun 2018 ini, diangkat tema “Dharma Shanti Hari Nyepi Tahun Baru Caka 1940 sebagai rasa syukur dalam kebersamaan atas keberhasilan pembangunan di Kabupaten Jembrana”. Acara Dharma Shanti Nyepi yang juga dihadiri para tokoh lintas agama ini, juga diharapkan sebagai momentum mendekatkan diri untuk melakukan upaksama atau saling memaafkan satu sama lain.*ode
Komentar