Pria NTT Putuskan Bunuh Diri
Malu, Kepala Selalu Gundul
MANGGARAI, NusaBali
Damianus Barut (33 tahun) kaget bukan main begitu melihat tubuh Florianus Kasman, saudara sepupu yang tinggal bersamanya selama ini, tergantung dan tak bernyawa lagi di depan teras rumahnya di Konggang Kelurahan Waso kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, Jumat pagi (4/5) sekira pukul 06.30 WITA.
Polisi yang datang pukul 08.15 WITA langsung melakukan olah TKP. Tim Inafis Polres Manggarai tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan di tubuh korban selain luka bekas tali yang menjerat lehernya. Jenazah pemuda 21 tahun ini kemudian diturunkan dan dievakuasi ke Rumah Sakit dr Ben Mboi Ruteng untuk kepentingan visum et repertum.
Dari tempat kejadian perkara polisi mengamankan barang bukti tali nilon warna biru yang diikatkan dengan balok teras rumah. Polisi juga mengamankan rambut palsu yang dipakai korban. Sementara di kamar korban polisi menemukan sepucuk surat yang menunjukan bahwa aksi bunuh diri ini memang telah direncanakan sebelumnya.
Humas Polres Manggarai Ipda Daniel Djihu di TKP mengatakan, motif bunuh diri ini dilakukan karena korban malu dengan kondisi dirinya yang tidak pernah ditumbuhi rambut sejak ia lahir 21 tahun silam.
“Di suratnya itu korban menulis seperti itu, stres karena kepalanya tidak ditumbuhi rambut padahal ia sudah berkali-kali memeriksakan diri ke dokter. Memang tadi waktu olah TKP korban menggunakan rambut palsu,” ujar Inspektur Polisi Dua (Ipda) Daniel Djihu seperti dilansir vivanews.
Ditambahkan Ipda Djihu, di surat tersebut korban juga menulis bahwa dua hari sebelumnya korban rela menjual ponsel, uangnya dipakai ke dokter untuk memeriksakan kembali penyebab sampai ia gundul.“Menurut tulisan almarhum ini, ia tambah kecewa karena dokter tidak menemukan sakit yang berkaitan dengan keadaan korban yang tidak pernah ditumbuhi rambut sejak dari kecil,” ujarnya.
Sementara itu, Damianus Barut, menuturkan, korban yang merupakan saudara sepupunya itu tinggal bersamanya semenjak korban mendaftar di SMA Negeri II Langke Rembong. Kata Damianus, korban tamat SMA tahun 2016 lalu dan memilih tetap tinggal bersamanya di Konggang Kelurahan Waso.
“Flori ini malu keluar rumah makanya dia tidak kerja dan tinggal saja di rumah. Padahal dari sejak ia sekolah di SMA II memang sudah pakai rambut palsu tapi tetap saja malu. Saya dan isitri selama ini menjelaskan berkali-kali ke dia bahwa tidak tumbuh rambut bukan berarti penyakit atau kutukan,” ungkapnya.
Usai diotopsi, jenazah Florianus dibawa ke kampung halamannya di Redong Desa Benteng Tubi Kecamatan Rahong Utara. *
Damianus Barut (33 tahun) kaget bukan main begitu melihat tubuh Florianus Kasman, saudara sepupu yang tinggal bersamanya selama ini, tergantung dan tak bernyawa lagi di depan teras rumahnya di Konggang Kelurahan Waso kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, Jumat pagi (4/5) sekira pukul 06.30 WITA.
Polisi yang datang pukul 08.15 WITA langsung melakukan olah TKP. Tim Inafis Polres Manggarai tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan di tubuh korban selain luka bekas tali yang menjerat lehernya. Jenazah pemuda 21 tahun ini kemudian diturunkan dan dievakuasi ke Rumah Sakit dr Ben Mboi Ruteng untuk kepentingan visum et repertum.
Dari tempat kejadian perkara polisi mengamankan barang bukti tali nilon warna biru yang diikatkan dengan balok teras rumah. Polisi juga mengamankan rambut palsu yang dipakai korban. Sementara di kamar korban polisi menemukan sepucuk surat yang menunjukan bahwa aksi bunuh diri ini memang telah direncanakan sebelumnya.
Humas Polres Manggarai Ipda Daniel Djihu di TKP mengatakan, motif bunuh diri ini dilakukan karena korban malu dengan kondisi dirinya yang tidak pernah ditumbuhi rambut sejak ia lahir 21 tahun silam.
“Di suratnya itu korban menulis seperti itu, stres karena kepalanya tidak ditumbuhi rambut padahal ia sudah berkali-kali memeriksakan diri ke dokter. Memang tadi waktu olah TKP korban menggunakan rambut palsu,” ujar Inspektur Polisi Dua (Ipda) Daniel Djihu seperti dilansir vivanews.
Ditambahkan Ipda Djihu, di surat tersebut korban juga menulis bahwa dua hari sebelumnya korban rela menjual ponsel, uangnya dipakai ke dokter untuk memeriksakan kembali penyebab sampai ia gundul.“Menurut tulisan almarhum ini, ia tambah kecewa karena dokter tidak menemukan sakit yang berkaitan dengan keadaan korban yang tidak pernah ditumbuhi rambut sejak dari kecil,” ujarnya.
Sementara itu, Damianus Barut, menuturkan, korban yang merupakan saudara sepupunya itu tinggal bersamanya semenjak korban mendaftar di SMA Negeri II Langke Rembong. Kata Damianus, korban tamat SMA tahun 2016 lalu dan memilih tetap tinggal bersamanya di Konggang Kelurahan Waso.
“Flori ini malu keluar rumah makanya dia tidak kerja dan tinggal saja di rumah. Padahal dari sejak ia sekolah di SMA II memang sudah pakai rambut palsu tapi tetap saja malu. Saya dan isitri selama ini menjelaskan berkali-kali ke dia bahwa tidak tumbuh rambut bukan berarti penyakit atau kutukan,” ungkapnya.
Usai diotopsi, jenazah Florianus dibawa ke kampung halamannya di Redong Desa Benteng Tubi Kecamatan Rahong Utara. *
1
Komentar