Kuliah Online Tekan Biaya hingga 50 %
Biaya yang murah serta tanpa perlu belajar tatap muka langsung ini takkan mengurangi kualitas dari lulusan perguruan tinggi.
BANDUNG, NusaBali
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) saat ini terus mendorong pendidikan daring sebagai salah satu cara menghadapi revolusi industri 4.0.
Menristekdikti, Mohammad Nasir menyatakan, dengan kuliah model nontatap muka ini, maka akan menghemat biaya kuliah hingga 50%. Sebab tak lagi membutuhkan infrastruktur fisik yang memakan pendanaan besar.
"PJJ ini bisa ditekan biaya kuliah sampai 50%, misal biaya kuliah Rp5 juta bisa 2,5. Ini memudahkan rakyat Indonesia untuk bisa mendapatkan pendidikan tinggi," dalam konferensi pers di Universitas Padjadjaran (Unpad), Dipati Ukur, Bandung, Rabu (2/5) lalu.
Biaya yang murah serta tanpa perlu belajar tatap muka langsung ini, menurutnya takkan mengurangi kualitas dari lulusan perguruan tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya akan menata sistem perkuliahan tersebut sehingga mutu pendidikan dari proses pembelajaran tetap terjaga layaknya sistem tatap muka (face to face). Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun Na'im menambahkan, sistem pembelajaran online ini tidak berarti hanya mentransfer materi dosen ke website. Namun, online process ini juga bisa memfasilitasi interaksi mahasiswa. "Mahasiswa juga tetap bisa tanya dan diskusi melalui sistem itu," ujarnya dalam kesempatan yang sama dilansir okezone.com.
Dia menyebutkan 80 perguruan tinggi baik PTN maupun PTS sudah memanfaatkan program kuliah daring ini. Sekedar diketahui, pendidikan daring ini merupakan pendidikan jarak jauh (PJJ) yang dikembangkan dalam sistem IdREN (Indonesia Research and Education Network). IdREN yaitu jaringan privat nasional dalam pendidikan dan riset yang bisa menghubungkan perguruan tinggi baik negeri atau swasta dan mahasiswa untuk belajar lebih inovatif, mandiri, dan fleksibel. *
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) saat ini terus mendorong pendidikan daring sebagai salah satu cara menghadapi revolusi industri 4.0.
Menristekdikti, Mohammad Nasir menyatakan, dengan kuliah model nontatap muka ini, maka akan menghemat biaya kuliah hingga 50%. Sebab tak lagi membutuhkan infrastruktur fisik yang memakan pendanaan besar.
"PJJ ini bisa ditekan biaya kuliah sampai 50%, misal biaya kuliah Rp5 juta bisa 2,5. Ini memudahkan rakyat Indonesia untuk bisa mendapatkan pendidikan tinggi," dalam konferensi pers di Universitas Padjadjaran (Unpad), Dipati Ukur, Bandung, Rabu (2/5) lalu.
Biaya yang murah serta tanpa perlu belajar tatap muka langsung ini, menurutnya takkan mengurangi kualitas dari lulusan perguruan tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya akan menata sistem perkuliahan tersebut sehingga mutu pendidikan dari proses pembelajaran tetap terjaga layaknya sistem tatap muka (face to face). Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun Na'im menambahkan, sistem pembelajaran online ini tidak berarti hanya mentransfer materi dosen ke website. Namun, online process ini juga bisa memfasilitasi interaksi mahasiswa. "Mahasiswa juga tetap bisa tanya dan diskusi melalui sistem itu," ujarnya dalam kesempatan yang sama dilansir okezone.com.
Dia menyebutkan 80 perguruan tinggi baik PTN maupun PTS sudah memanfaatkan program kuliah daring ini. Sekedar diketahui, pendidikan daring ini merupakan pendidikan jarak jauh (PJJ) yang dikembangkan dalam sistem IdREN (Indonesia Research and Education Network). IdREN yaitu jaringan privat nasional dalam pendidikan dan riset yang bisa menghubungkan perguruan tinggi baik negeri atau swasta dan mahasiswa untuk belajar lebih inovatif, mandiri, dan fleksibel. *
Komentar