Tangkapan Ikan Melimpah
Berkah Air Danau Buyan Meluap
SINGARAJA,NusaBali
Meluapnya air Danau Buyan, di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, membawa berkah bagi warga dan nelayan setempat. Bagi warga, jarak memancing kini semakin dekat, karena luapan air telah melewati tanggul danau. Sedangkan bagi nelayan, hasil tangkapan ikan tiap harinya bisa mencapai 50 kilogram.
Luapan air Danau Buyan terjadi sejak Januari 2018 lalu. Seiring intensitas hujan yang tinggi di kawasan Desa Pancasari dan sekitarnya, air danau terus meluap hingga melewati tanggul pembatas sejauh kurang lebih 500 meter. Luapan itu mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian terendam. Di samping itu, tidak sedikit juga bangunan rumah dan satu sekolah dasar (DS) terendam.
Namun, luapan air danau juga membawa berkah bagi warga dan nelayan setempat. Masalahnya, lokasi memancing dengan joran kini semakin dekat dengan jalan menuju areal parkir di Banjar Buyan. Karena genangan air danau kini sudah menyentuh bibir ruas jalan yang ada di areal parkir di ujung sisi barat. Selain menguntungkan bagi warga yang mancing memakai joran, tangkapan juga cukup banyak meski ukuran ikan yang ditangkap kecil. Jenis ikan yang ditangkap umumnya jenis Mujair dan Tawas.
Berbeda dengan para nelayan, yang bisa menangkap ikan sampai ke tengah danau dengan pedau (perahu kecil), hasil tangkapan rata-rata cukup besar. Mereka menangkap ikan dengan memasang jala (jaring yang ditebar,red) di tengah danau. “Pagi nebar (pasang jalan,red), sore sudah bisa diangkat. Nanti setelah ikan-ikan diambil, jalan kembali ditebar, dan diangkat esok pagi,” kata Ketut Widarta, salah satu nelayan setempat.
Nah, hasil tangkapan ikan itu langsung dijual kepada pengepul ikan yang sudah menunggu di pinggir danau. Pengempul ikan ini menerima hasil tangkapan para nelayan tiap harinya. “Rata-rata bisa 25 kilogram, ada nelayan yang sampai 50 kilogram dapat ikan,” kata Luh Bayu, saat ditemui tengah membersihkan ikan di pinggir danau.
Luh Bayu mengaku, ikan tangkapan nelayan ia beli seharga Rp 15 ribu perkilogram untuk jenis Tawas, dan Rp 25 ribu perkilogram untuk jenis Mujair. Ikan-ikan itu kemudian dibersihkan, seluruh isi perut dikeluarkan. Ikan yang sudah bersih kemudian dijual kembali di Pasar Pancasari, keesokan harinya dengan harga kenaikan harga sampai Rp 5.000 per kilogram. “Karena sudah bersih, saya jual lebih mahal. Sekarang dibersihkan, besok pagi baru dijual ke pasar,” akunya.
Selain membawa berkah bagi para nelayan, ternyata luapan air danau juga menguntungkan bagi warga yang mengambil air danau untuk penyiraman lahan pertanian. Warga tidak perlu selang yang panjang untuk sedot air dengan mobil tangki. Karena genangan air sudah sampai di pinggir ruang jalan. *k19
Meluapnya air Danau Buyan, di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, membawa berkah bagi warga dan nelayan setempat. Bagi warga, jarak memancing kini semakin dekat, karena luapan air telah melewati tanggul danau. Sedangkan bagi nelayan, hasil tangkapan ikan tiap harinya bisa mencapai 50 kilogram.
Luapan air Danau Buyan terjadi sejak Januari 2018 lalu. Seiring intensitas hujan yang tinggi di kawasan Desa Pancasari dan sekitarnya, air danau terus meluap hingga melewati tanggul pembatas sejauh kurang lebih 500 meter. Luapan itu mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian terendam. Di samping itu, tidak sedikit juga bangunan rumah dan satu sekolah dasar (DS) terendam.
Namun, luapan air danau juga membawa berkah bagi warga dan nelayan setempat. Masalahnya, lokasi memancing dengan joran kini semakin dekat dengan jalan menuju areal parkir di Banjar Buyan. Karena genangan air danau kini sudah menyentuh bibir ruas jalan yang ada di areal parkir di ujung sisi barat. Selain menguntungkan bagi warga yang mancing memakai joran, tangkapan juga cukup banyak meski ukuran ikan yang ditangkap kecil. Jenis ikan yang ditangkap umumnya jenis Mujair dan Tawas.
Berbeda dengan para nelayan, yang bisa menangkap ikan sampai ke tengah danau dengan pedau (perahu kecil), hasil tangkapan rata-rata cukup besar. Mereka menangkap ikan dengan memasang jala (jaring yang ditebar,red) di tengah danau. “Pagi nebar (pasang jalan,red), sore sudah bisa diangkat. Nanti setelah ikan-ikan diambil, jalan kembali ditebar, dan diangkat esok pagi,” kata Ketut Widarta, salah satu nelayan setempat.
Nah, hasil tangkapan ikan itu langsung dijual kepada pengepul ikan yang sudah menunggu di pinggir danau. Pengempul ikan ini menerima hasil tangkapan para nelayan tiap harinya. “Rata-rata bisa 25 kilogram, ada nelayan yang sampai 50 kilogram dapat ikan,” kata Luh Bayu, saat ditemui tengah membersihkan ikan di pinggir danau.
Luh Bayu mengaku, ikan tangkapan nelayan ia beli seharga Rp 15 ribu perkilogram untuk jenis Tawas, dan Rp 25 ribu perkilogram untuk jenis Mujair. Ikan-ikan itu kemudian dibersihkan, seluruh isi perut dikeluarkan. Ikan yang sudah bersih kemudian dijual kembali di Pasar Pancasari, keesokan harinya dengan harga kenaikan harga sampai Rp 5.000 per kilogram. “Karena sudah bersih, saya jual lebih mahal. Sekarang dibersihkan, besok pagi baru dijual ke pasar,” akunya.
Selain membawa berkah bagi para nelayan, ternyata luapan air danau juga menguntungkan bagi warga yang mengambil air danau untuk penyiraman lahan pertanian. Warga tidak perlu selang yang panjang untuk sedot air dengan mobil tangki. Karena genangan air sudah sampai di pinggir ruang jalan. *k19
1
Komentar