15 Siswa Keracunan Es Susu Coklat
Siswa korban keracunan yang terdiri dari 12 wanita dan 3 pria masih rawat inap di ICU RSUD Sanjiwani Gianyar
Musibah di Kantin SDN 1 Desa Temesi
GIANYAR, NusaBali
Keracunan massal menimpa 15 siswa SDN 1 Temesi, Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Senin (7/5) pagi. Mereka bertumbangan dengan gejala keracunan hingga harus dilarikan ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar, setelah konsumsi es susu coklat yang baru pertama kalinya dijul di kantin sekolah.
Peristiwa keracunan massal di SDN 1 Temesi ini terjadi saat jam istirahat, Senin pagi sekitar pukul 09.15 Wita. Siswa korban keracunan berjumlah 15 orang dari empat kelas berbeda, yakni Kelas II, Kelas III, Kelas IV, dan Kelas V. Dari total 15 korban keracunan, sebanyak 12 orang di antaranya perempuan dan hanya 3 laki-laki.
Guru Kelas II SDN 1 Temesi, Ni Wayan Sariani SPd, mengatakan awalnya dia kaget dengan kedatangan 3 siswa ke ruang guru. Ketiga siswa tersebut mengeluh sakit perut dan mual-mual. “Saya tanya, anak-anak minum apa tadi? Ketiganya kompak bilang habis makan nasi bungkus dan es susu coklat di kantin sekolah,” cerita Wayan Sariani.
Ketiga siswa yang semuanya Kelas II itu pun langsung diberi minum air mineral oleh Wayan Sariani. Mereka juga diolesi minyak kayu putih di bagian perut. “Saya kasi minum dan olesi minyak hangat. Tapi, anak-anak malah mengeluh tambah sakit,” terangnya.
Kemudian, ketiga anak didiknya itu diminta untuk istirahat di ruang guru. Wayan Sariani sendiri berinisiatif mengecek kondisi para siswa yang lain. Benar saja, satu per satu siswa yang lain mengeluhkan hal serupa. Jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan total mencapai 15 orang.
Wayan Sariani pun menghubungi Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Temesi, Ni Putu Ciri Bagiani, 55, yang kala itu sedang mengikuti rapat di Kantor UPT Pendidikan Kecamatan Gianyar. Tak lama berselang, Kasek Putu Ciri Bagiani tiba di sekolahnya yang sedang gadung akibat keracunan massal. Sekitar pukul 09.25 Wita, tim medis dari Puskesmas Gianyar I juga tiba di SDN 1 Temesi dan langsung memeriksa para siswa korban keracunan.
Berdasarkan rekomendasi petugas medis dari Puskesmas, para siswa korban keracunan harus segera dirujuk di rumah sakit karena kondisinya cukup parah. Mobil ambulans PMI Gianyar juga dikerahkan untuk mengangkut siswa korban keracunan ke UGD RSUD Sanjiwani.
Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, mengatakan 15 pasien keracunan tersebut sudah mendapatkan penanganan medis. Menurut dr Upeksa, semua korban keracunan harus menjalani rawat inap. “Hari ini (kemarin) masuk RS, lihat kondisi besok atau dua hari lagi mudah-mudahan kembali pulih dan bisa pulang,” jelas dr Upeksa.
Mengenai penyebab keracunan, menurut dr Upeksa, diduga akibat proses pengolahan makanan atau minuman yang tidak higienis. “Melihat gejala mual dan muntah, diduga akibat bakteri e-coli. Tapi, tetap harus tunggu hasil uji laboratoriuam untuk memastikannya,” kata dr Upeksa.
Petugas dari Dinas Kesehatan Gianyar, lanjut dia, sudah terjun mengambil sampel berupa air, es batu, susu kental manis (merk Indomilk), bubuk coklat, dan kemasan bekas minuman di Kantion Sekolah SDN 1 Temesi, untuk diuji ke laboratorium. Untuk biaya perawatan para korban, dipastikan sepenuhnya dicover Pemkab Gia-nyar. “Yang punya BPJS, kita pakai itu. Yang pasien umum, ditanggung pemerintah,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin, Kanit Reskrim Polsek Kota Gianyar, Iptu I Wayan Sujana, mengaku pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap pembuat es susu coklat, Ni Nyoman Karmi, 60, warga Banjar Pegesangan, Desa Temesi yang jualan di kantin sekolah. “Masih kami periksa. Barang buktinya nanti ditindaklanjuti, dikirim ke Polres Gianyar untuk diuji laboratorium,” tandas Iptu Sujana.
Sementara itu, pantauan NusaBali, Senin siang, para siswa korban keracunan sudah dirawat di Ruang ICU RSUD Sanjiwani. Mereka ditunggui para orangtuanya masing-masing, yang berdatangan setelah tahu anaknya keracunan pasca dibawa ke RSUD Sanjiwani itu.
“Saya terkejut mendengar anak saya keracunan. Makanya saya langsung ke sini (ICU RSUD Sanjiwani, Red),” jelas Sang Ayu Istriari, salah seorang ibunda siswa korban keracunan asal Banjar/Desa Temesi saat ditemui NusaBali di depan Ruang ICU RSUD Sanjiwani.
Proses penanganan 15 siswa korban keracunan di RSUD Sanjiwani kemarin dipantau langsung oleh Kadis Kesehatan Gianyar, dr Ida Ayu Cahyani Widyawati, dan jajarannya. Usai memantau penanganan korban, Ida Ayu Cahyani mengatakan, dari kasus keracunan massal ini pihaknya telah mengambil beberapa tindakan. Di antaranya, memberikan penanganan medis kepada korban, lanjut dilakukan observasi selama 24 jam. Jika selama obserasi selama 24 jam tidak muncul keluhan sakit, maka para korban bisa diizinkan pulang.
“Hingga siang ini pukul 12.20 Wita, anak-anak ini kami observasi dulu, setelah mereka diberikan perawatan di Ruang ICU,” jelas Ida Ayu Cahyani. Dia mengaku belum tahu, apakah keracunan itu karena ada minuman yang mengandung bakteri atau dagangnya salah mengolah minuman. Karena itu, langkah lain yang dilakukan adalah mengambil beberapa sampel bahan minuman dan alat pengolahannya di kantin sekolah untuk diteliti ke Laboratotorim Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Sementara, Kasek SDN I Temesi, Putu Ciri Bagiani, mengatakan dagang Ni Nyoman Karmi sudah belasan tahun berjualan di kantin sekolahnya. Hanya saja, ini baru pertama kalinya Nyoman Karmi jualan es bercampur susu coklat. Selaku Kasek SDN 1 Temesi, Putu Ciri mengaku sudah sering membina dagang di kantin sekolahnya agar menjual makanan dan minuman sesuai standar kesehatan.
“Kami sudah sering ingatkan pedagang di kantin ini agar jaga kesehatan makanan dan minuman yang dijual. Petugas Puskesmas Gianyar I juga sering membina pedagang di kantin sekolah kami. Intinya, makanan dan minuman yang dijual harus dijamin kebersihan dan kesehatannya,” jelas kepala sekolah asal Banjar Peteluan, Desa Temesi ini. *nvi,lsa
GIANYAR, NusaBali
Keracunan massal menimpa 15 siswa SDN 1 Temesi, Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Senin (7/5) pagi. Mereka bertumbangan dengan gejala keracunan hingga harus dilarikan ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar, setelah konsumsi es susu coklat yang baru pertama kalinya dijul di kantin sekolah.
Peristiwa keracunan massal di SDN 1 Temesi ini terjadi saat jam istirahat, Senin pagi sekitar pukul 09.15 Wita. Siswa korban keracunan berjumlah 15 orang dari empat kelas berbeda, yakni Kelas II, Kelas III, Kelas IV, dan Kelas V. Dari total 15 korban keracunan, sebanyak 12 orang di antaranya perempuan dan hanya 3 laki-laki.
Guru Kelas II SDN 1 Temesi, Ni Wayan Sariani SPd, mengatakan awalnya dia kaget dengan kedatangan 3 siswa ke ruang guru. Ketiga siswa tersebut mengeluh sakit perut dan mual-mual. “Saya tanya, anak-anak minum apa tadi? Ketiganya kompak bilang habis makan nasi bungkus dan es susu coklat di kantin sekolah,” cerita Wayan Sariani.
Ketiga siswa yang semuanya Kelas II itu pun langsung diberi minum air mineral oleh Wayan Sariani. Mereka juga diolesi minyak kayu putih di bagian perut. “Saya kasi minum dan olesi minyak hangat. Tapi, anak-anak malah mengeluh tambah sakit,” terangnya.
Kemudian, ketiga anak didiknya itu diminta untuk istirahat di ruang guru. Wayan Sariani sendiri berinisiatif mengecek kondisi para siswa yang lain. Benar saja, satu per satu siswa yang lain mengeluhkan hal serupa. Jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan total mencapai 15 orang.
Wayan Sariani pun menghubungi Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Temesi, Ni Putu Ciri Bagiani, 55, yang kala itu sedang mengikuti rapat di Kantor UPT Pendidikan Kecamatan Gianyar. Tak lama berselang, Kasek Putu Ciri Bagiani tiba di sekolahnya yang sedang gadung akibat keracunan massal. Sekitar pukul 09.25 Wita, tim medis dari Puskesmas Gianyar I juga tiba di SDN 1 Temesi dan langsung memeriksa para siswa korban keracunan.
Berdasarkan rekomendasi petugas medis dari Puskesmas, para siswa korban keracunan harus segera dirujuk di rumah sakit karena kondisinya cukup parah. Mobil ambulans PMI Gianyar juga dikerahkan untuk mengangkut siswa korban keracunan ke UGD RSUD Sanjiwani.
Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, mengatakan 15 pasien keracunan tersebut sudah mendapatkan penanganan medis. Menurut dr Upeksa, semua korban keracunan harus menjalani rawat inap. “Hari ini (kemarin) masuk RS, lihat kondisi besok atau dua hari lagi mudah-mudahan kembali pulih dan bisa pulang,” jelas dr Upeksa.
Mengenai penyebab keracunan, menurut dr Upeksa, diduga akibat proses pengolahan makanan atau minuman yang tidak higienis. “Melihat gejala mual dan muntah, diduga akibat bakteri e-coli. Tapi, tetap harus tunggu hasil uji laboratoriuam untuk memastikannya,” kata dr Upeksa.
Petugas dari Dinas Kesehatan Gianyar, lanjut dia, sudah terjun mengambil sampel berupa air, es batu, susu kental manis (merk Indomilk), bubuk coklat, dan kemasan bekas minuman di Kantion Sekolah SDN 1 Temesi, untuk diuji ke laboratorium. Untuk biaya perawatan para korban, dipastikan sepenuhnya dicover Pemkab Gia-nyar. “Yang punya BPJS, kita pakai itu. Yang pasien umum, ditanggung pemerintah,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin, Kanit Reskrim Polsek Kota Gianyar, Iptu I Wayan Sujana, mengaku pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap pembuat es susu coklat, Ni Nyoman Karmi, 60, warga Banjar Pegesangan, Desa Temesi yang jualan di kantin sekolah. “Masih kami periksa. Barang buktinya nanti ditindaklanjuti, dikirim ke Polres Gianyar untuk diuji laboratorium,” tandas Iptu Sujana.
Sementara itu, pantauan NusaBali, Senin siang, para siswa korban keracunan sudah dirawat di Ruang ICU RSUD Sanjiwani. Mereka ditunggui para orangtuanya masing-masing, yang berdatangan setelah tahu anaknya keracunan pasca dibawa ke RSUD Sanjiwani itu.
“Saya terkejut mendengar anak saya keracunan. Makanya saya langsung ke sini (ICU RSUD Sanjiwani, Red),” jelas Sang Ayu Istriari, salah seorang ibunda siswa korban keracunan asal Banjar/Desa Temesi saat ditemui NusaBali di depan Ruang ICU RSUD Sanjiwani.
Proses penanganan 15 siswa korban keracunan di RSUD Sanjiwani kemarin dipantau langsung oleh Kadis Kesehatan Gianyar, dr Ida Ayu Cahyani Widyawati, dan jajarannya. Usai memantau penanganan korban, Ida Ayu Cahyani mengatakan, dari kasus keracunan massal ini pihaknya telah mengambil beberapa tindakan. Di antaranya, memberikan penanganan medis kepada korban, lanjut dilakukan observasi selama 24 jam. Jika selama obserasi selama 24 jam tidak muncul keluhan sakit, maka para korban bisa diizinkan pulang.
“Hingga siang ini pukul 12.20 Wita, anak-anak ini kami observasi dulu, setelah mereka diberikan perawatan di Ruang ICU,” jelas Ida Ayu Cahyani. Dia mengaku belum tahu, apakah keracunan itu karena ada minuman yang mengandung bakteri atau dagangnya salah mengolah minuman. Karena itu, langkah lain yang dilakukan adalah mengambil beberapa sampel bahan minuman dan alat pengolahannya di kantin sekolah untuk diteliti ke Laboratotorim Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Sementara, Kasek SDN I Temesi, Putu Ciri Bagiani, mengatakan dagang Ni Nyoman Karmi sudah belasan tahun berjualan di kantin sekolahnya. Hanya saja, ini baru pertama kalinya Nyoman Karmi jualan es bercampur susu coklat. Selaku Kasek SDN 1 Temesi, Putu Ciri mengaku sudah sering membina dagang di kantin sekolahnya agar menjual makanan dan minuman sesuai standar kesehatan.
“Kami sudah sering ingatkan pedagang di kantin ini agar jaga kesehatan makanan dan minuman yang dijual. Petugas Puskesmas Gianyar I juga sering membina pedagang di kantin sekolah kami. Intinya, makanan dan minuman yang dijual harus dijamin kebersihan dan kesehatannya,” jelas kepala sekolah asal Banjar Peteluan, Desa Temesi ini. *nvi,lsa
1
Komentar