PD Pasar Merugi Rp 10 Juta Sebulan
Pembeli yang sepi membuat pedagang tak berminat menyewa kios dan los di Pasar Banyuasri.
Ratusan Kios dan Los Tidak Laku
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 151 kios dan los di Pasar Banyuasri, Singaraja, dalam keadaan kosong. Ini lantaran, tidak ada lagi pedagang yang tertarik menyewa tempat itu. Konon, pedagang tidak melihat peluang menguntungkan, karena pembeli ke Pasar Banyuasri semakin sepi. PD Pasar pun mengaku kehilangan pendapatan dalam sebulan sebesar Rp 10 juta.
Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Buleleng, Putu Gede Satwikayadnya Senin (7/5) mengaku telah berupaya memaksimalkan kios dan los di Pasar Banyuasri. Salah satu upayannya dengan menarik sertifikat hak registrasi terhadap pemilik kios dan los yang tidak difungsikan.
Sertifikasi itu kemudian disewakan lagi kepada warga yang berniat berjualan di dalam pasar. Sebagian berhasil difungsikan kembali, namun tidak sedikut juga yang tidak laku. “Di Banyuasri itu kios, los dan pelataran yang kita sewakan itu sebanyak 1.045. Sejak lama banyak tempat yang tidak difungsikan. Sejak kami menjabat trobosan untuk mengoptimalkan kios atau los yang tidak produktif itu menjadi menghasilkan. Karena banyaknya, sekarang masih ada 151 kios dan los yang tidak laku disewa oleh pedagang,” katanya.
Diakui, salah satu kios yang sempat difungsikan kemudian ditinggal oleh para pedagang adalah kios burung. Para pedagang meninggalkan Pasar Banyuasri, karena merugi akibat tidak adanya pengunjung yang datang. Para pedagang itu pilih kembali berjualan ke Pasar Mumbul.”Nah itu salah satu, diawal kita usahakan diisi oleh pedangan burung, namun belakangan mereka balik lagi ke Pasar Mumbul, karena disana katanya tidak ada pengunjung sama sekali, sehingga mereka tidak dapat jualan,” terangnya.
Menurut Satwikayadnya, kios atau los yang tidak disewakan itu mengakibatkan perusahaan kehilangan pendapatan dari sewa tempat bulanan dan cukai pedagang harian. Diperkirakan dari situasi ini, perusahaan gagal mendapatkan penghasilan dari ratusan kios dan los yang tidak ditemapti itu lebih dari Rp 10 juta per bulan.Atas kondisi ini, direksi berusaha untuk menawarkan tempat tersebut kepada pedagang.
Direksi rencananya akan menyewakan kios dan los tersebut kepada pedagang bunga atau pedagang canang yang berjualan di tempat yang dilarang. Pendataan sementara ada sekitar 20 orang pedagang bunga atau canang berjualan tidak pada tempatnya. Pedagang ini akan ditawarkan menyewa kios atau los yang sampai sekarang masih kosong tersebut.
Menunggu pedagang yang tertarik meyewa, pihaknya juga mempersiapkan untuk merehab bangunan kios dan los tersebut. Hal ini penting karena dari dahulu salah satu alasan pedagang tidak tertarik menempati kios dan los ini karena kondisinya rusak. Kalau dipaksakan ditemapti pedagang khawatir merusak komoditas dagangan mereka. “Memang karena tidak ditempati, sehingga kita tidak mendapat pemasukan dari kios dan los itu. Kami sudah merancang pedagang canang dan bunga di sana akan diarahkan menempati tempat itu. Kami sedang persiapkan sambil memperbaiki karena bangunannya sejak lama dibiarkan rusak,” jelas Satwikayadnya. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 151 kios dan los di Pasar Banyuasri, Singaraja, dalam keadaan kosong. Ini lantaran, tidak ada lagi pedagang yang tertarik menyewa tempat itu. Konon, pedagang tidak melihat peluang menguntungkan, karena pembeli ke Pasar Banyuasri semakin sepi. PD Pasar pun mengaku kehilangan pendapatan dalam sebulan sebesar Rp 10 juta.
Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Buleleng, Putu Gede Satwikayadnya Senin (7/5) mengaku telah berupaya memaksimalkan kios dan los di Pasar Banyuasri. Salah satu upayannya dengan menarik sertifikat hak registrasi terhadap pemilik kios dan los yang tidak difungsikan.
Sertifikasi itu kemudian disewakan lagi kepada warga yang berniat berjualan di dalam pasar. Sebagian berhasil difungsikan kembali, namun tidak sedikut juga yang tidak laku. “Di Banyuasri itu kios, los dan pelataran yang kita sewakan itu sebanyak 1.045. Sejak lama banyak tempat yang tidak difungsikan. Sejak kami menjabat trobosan untuk mengoptimalkan kios atau los yang tidak produktif itu menjadi menghasilkan. Karena banyaknya, sekarang masih ada 151 kios dan los yang tidak laku disewa oleh pedagang,” katanya.
Diakui, salah satu kios yang sempat difungsikan kemudian ditinggal oleh para pedagang adalah kios burung. Para pedagang meninggalkan Pasar Banyuasri, karena merugi akibat tidak adanya pengunjung yang datang. Para pedagang itu pilih kembali berjualan ke Pasar Mumbul.”Nah itu salah satu, diawal kita usahakan diisi oleh pedangan burung, namun belakangan mereka balik lagi ke Pasar Mumbul, karena disana katanya tidak ada pengunjung sama sekali, sehingga mereka tidak dapat jualan,” terangnya.
Menurut Satwikayadnya, kios atau los yang tidak disewakan itu mengakibatkan perusahaan kehilangan pendapatan dari sewa tempat bulanan dan cukai pedagang harian. Diperkirakan dari situasi ini, perusahaan gagal mendapatkan penghasilan dari ratusan kios dan los yang tidak ditemapti itu lebih dari Rp 10 juta per bulan.Atas kondisi ini, direksi berusaha untuk menawarkan tempat tersebut kepada pedagang.
Direksi rencananya akan menyewakan kios dan los tersebut kepada pedagang bunga atau pedagang canang yang berjualan di tempat yang dilarang. Pendataan sementara ada sekitar 20 orang pedagang bunga atau canang berjualan tidak pada tempatnya. Pedagang ini akan ditawarkan menyewa kios atau los yang sampai sekarang masih kosong tersebut.
Menunggu pedagang yang tertarik meyewa, pihaknya juga mempersiapkan untuk merehab bangunan kios dan los tersebut. Hal ini penting karena dari dahulu salah satu alasan pedagang tidak tertarik menempati kios dan los ini karena kondisinya rusak. Kalau dipaksakan ditemapti pedagang khawatir merusak komoditas dagangan mereka. “Memang karena tidak ditempati, sehingga kita tidak mendapat pemasukan dari kios dan los itu. Kami sudah merancang pedagang canang dan bunga di sana akan diarahkan menempati tempat itu. Kami sedang persiapkan sambil memperbaiki karena bangunannya sejak lama dibiarkan rusak,” jelas Satwikayadnya. *k19
Komentar