nusabali

Aktivitas Rafting Mulai Normal

  • www.nusabali.com-aktivitas-rafting-mulai-normal

Harus hati-hati jika perahu karet bergesekan di tebing karena kondisi batu karang lebih keras dan tajam.

AMLAPURA, NusaBali
Aktivitas rafting di sungai Telaga Waja, Banjar Langsat, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, mulai normal. Para pengusaha rafting kembali beroperasi setelah banjir bercampur abu vulkanik kiriman dari Gunung Agung terhenti. Sebelum memulai usaha, para pengusaha rafting menggelar survei sekaligus melakukan aksi kebersihan di sungai Telaga Waja.

Ada enam pengusaha rafting yang sudah memulai aktivitas dan melayani wisatawan . “Setelah aktivitas Gunung Agung reda, kami memulai melayani wisatawan,” ungkap pengusaha rafting, I Made Agus Kertiana, Senin (7/5). Diakui memulai aktivitas rafting sejak Selasa (1/5) lalu. “Sebelum memulai beraktivitas, kami gotong royong membersihkan jalur, terutama menyingkirkan pohon-pohon yang melintang,” kata Agus Kertiana.

Dikatakan, seluruh pemandu wisata terjun menyusuri sungai Telaga Waja untuk aksi kebersihan. “Hanya saja kami perlu hati-hati jika perahu karet bergesekan di tebing. Sebab dinding sungai berupa batu karang kondisinya lebih keras dan tajam,” katanya. Secara umum tidak ada kendala, hanya jalurnya sedikit berubah. Sebab, banyak pipa PDAM yang melintang, di samping tetap mengantisipasi banjir. Sebab Sungai Telaga Waja berhulu di Gunung Agung akan berbahaya jika rafting jika hujan lebat di gunung.

Ketua Asosiasi Rafting Karangasem, I Wayan Sami, membenarkan rafting mulai beraktivitas di Sungai Telaga Waja. Sebenarnya, ada 10 usaha rafting yang selama ini beroperasi di Sungai Telaga Waja, namun sementara baru enam usaha rafting yang beroperasi. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengingatkan para pengusaha rafting tetap waspada karena status Gunung Agung masih siaga. “Syukurnya belakangan hujan mulai reda sehingga tidak ada lagi banjir di Sungai Telaga Waja,” ungkap IB Arimbawa.

Sebelumnya, aktivitas rafting di sungai Telaga Waja terhenti sejak status awas Gunung Agung per Jumat (22/9/2017). Akibatnya 740 karyawan dari 11 perusahaan rafting kehilangan pekerjaan. Buat sementara ratusan karyawan rafting yang cari nafkah di sungai Telaga Waja terpaksa menganggur. Aktivitas rafting ditutup atas instruksi pemerintah.

Pengusaha BMW Rafting, I Made Agus Kertiana mengakui dapat instruksi dari pemerintah untuk menutup kegiatan berwisata rafting. Dampaknya, 200 karyawannya diliburkan. Selama ini, 200 karyawannya terbagi di beberapa divisi yakni instruktur, pengangkut perahu karet, dan pelayanan lainnya. “Kami taat aturan yang diinstruksikan pemerintah demi keselamatan bersama,” terang Agus Kertiana. Diterangkan, pemerintah instruksikan menutup kegiatan rafting karena sungai Telaga Waja berhubungan langsung ke Gunung Agung, dikhawatirkan mendadak terjadi banjir lahar dingin yang membahayakan wisatawan. *k16

Komentar