Sebelum Membunuh, Ayah Sodomi Balitanya
Kematian AM (4) balita yang tewas dianiaya oleh ayah kandungnya HB (28) ternyata juga disodomi, sebelum dibunuh Sabtu (5/5).
MAKASSAR, NusaBali
Si anak diketahui sempat mendapat perlakuan seks menyimpang dari sang ayah, dengan menusukan ranting pohon ke anus.Selain menghadirkan HB sebagai tersangka, polisi juga menunjukkan sejumlah barang bukti berupa sepeda motor, sepatu korban dan kayu.
"Setelah kami melakukan pengembangan, maka kami menemukan fakta bahwa selain menganiaya korban, tersangka juga melakukan orentasi seksual dan menyodomi korban," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, dalam keterangan pers di halaman Mapolres Gowa, Jalan Syamsuddin Tunru, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (7/5).
HB mengaku melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya lantaran kesal terhadap isterinya. Pasalnya HB kerap terlibat pertengkaran rumah tangga dengan isterinya. "Saya jengkel sama istriku, jadi saya lampiaskan kepada anak saya," kata HB.
HB mengaku sering mendapatkan penolakan dari istrinya untuk melampiaskan kebutuhan biologisnya. "Istri saya selalu bilang..sebentar (nanti).. sebentar (nanti)," ucapnya seperti dilansir kompas.Perlakuan ini dianggap sangat biadab oleh tim P2TP2A Sulsel.
"Setiap saat sering marah, orang tua tidak mengelola amarah, perlu pemeriksaan kesehatan kejiwaan utamanya ibu dan ayah itu, ada di puskesmas pelayanannya. Jangan hanya sebelum menikah saja," ujar Kadis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Sulsel, Meisy Papayungan, pada Senin (7/5) seperti dilansir detik.
"Harus diganjar maksimal, agar menjadi efek jera bagi pelaku. Kami kordinasi dengan kabupaten setempat, karena ini bentuk kompleks bentuk penyimpangan seksual, secara psikologis itu biadab," tambahnya.
Bocah AM diketahui tewas pada Sabtu (5/5) dengan luka pada tubuh nya. Selama diajak jalan oleh pelaku, korban mendapatkan pukulan di bagian kepala dan telinga, akibat emosi yang lama dipendam sang ayah kepada anak semata wayang nya tersebut.
"Motifnya karena kesal pada perilaku korban yang sering memancing emosi. Pelampiasannya dilakukan dengan kekerasan," ujar Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga.
Kasus ini bermula ketika HB memberi kabar bahwa anaknya tewas karena kecelakaan. Anak itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Syekh Yusuf, Gowa, pada Sabtu (5/5) malam, tetapi nyawanya tak terselamatkan lagi. Guna mencari kepastian, polisi pun melakukan autopsi terhadap jenazah anak. Proses autopsi dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Hasilnya menemukan sebaliknya.
HB mengaku menyesali perbuatannya sambil menangis. "Saya menyesal pak. Saya sangat menyesal," kata HB sambil terisak di Polres Gowa, Sulsel, Senin (7/5).HB mengatakan dirinya hanya ingin dekat dengan anaknya. Sayangnya, meski telah dibelikan mainan, anaknya lebih memilih dekat dengan ibunya, Mutmainnah. *
Si anak diketahui sempat mendapat perlakuan seks menyimpang dari sang ayah, dengan menusukan ranting pohon ke anus.Selain menghadirkan HB sebagai tersangka, polisi juga menunjukkan sejumlah barang bukti berupa sepeda motor, sepatu korban dan kayu.
"Setelah kami melakukan pengembangan, maka kami menemukan fakta bahwa selain menganiaya korban, tersangka juga melakukan orentasi seksual dan menyodomi korban," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, dalam keterangan pers di halaman Mapolres Gowa, Jalan Syamsuddin Tunru, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (7/5).
HB mengaku melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya lantaran kesal terhadap isterinya. Pasalnya HB kerap terlibat pertengkaran rumah tangga dengan isterinya. "Saya jengkel sama istriku, jadi saya lampiaskan kepada anak saya," kata HB.
HB mengaku sering mendapatkan penolakan dari istrinya untuk melampiaskan kebutuhan biologisnya. "Istri saya selalu bilang..sebentar (nanti).. sebentar (nanti)," ucapnya seperti dilansir kompas.Perlakuan ini dianggap sangat biadab oleh tim P2TP2A Sulsel.
"Setiap saat sering marah, orang tua tidak mengelola amarah, perlu pemeriksaan kesehatan kejiwaan utamanya ibu dan ayah itu, ada di puskesmas pelayanannya. Jangan hanya sebelum menikah saja," ujar Kadis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Sulsel, Meisy Papayungan, pada Senin (7/5) seperti dilansir detik.
"Harus diganjar maksimal, agar menjadi efek jera bagi pelaku. Kami kordinasi dengan kabupaten setempat, karena ini bentuk kompleks bentuk penyimpangan seksual, secara psikologis itu biadab," tambahnya.
Bocah AM diketahui tewas pada Sabtu (5/5) dengan luka pada tubuh nya. Selama diajak jalan oleh pelaku, korban mendapatkan pukulan di bagian kepala dan telinga, akibat emosi yang lama dipendam sang ayah kepada anak semata wayang nya tersebut.
"Motifnya karena kesal pada perilaku korban yang sering memancing emosi. Pelampiasannya dilakukan dengan kekerasan," ujar Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga.
Kasus ini bermula ketika HB memberi kabar bahwa anaknya tewas karena kecelakaan. Anak itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Syekh Yusuf, Gowa, pada Sabtu (5/5) malam, tetapi nyawanya tak terselamatkan lagi. Guna mencari kepastian, polisi pun melakukan autopsi terhadap jenazah anak. Proses autopsi dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Hasilnya menemukan sebaliknya.
HB mengaku menyesali perbuatannya sambil menangis. "Saya menyesal pak. Saya sangat menyesal," kata HB sambil terisak di Polres Gowa, Sulsel, Senin (7/5).HB mengatakan dirinya hanya ingin dekat dengan anaknya. Sayangnya, meski telah dibelikan mainan, anaknya lebih memilih dekat dengan ibunya, Mutmainnah. *
1
Komentar