Pembelajaran Literasi dan Numerasi Perlu Disesuaikan dengan Kondisi Lokal
Pembelajaran literasi dan numerasi pada tingkat dasar merupakan fokus penting dalam meningkatkan hasil belajar anak-anak usia sekolah dasar.
INOVASI Gelar Seminar Pendidikan Partnership for Learning
DENPASAR, NusaBali
Fokus ini harus disesuaikan dengan konteks lokal, agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Nah, inilah yang coba digali oleh program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia), yaitu program kemitraan pendidikan antara pemerintah Indonesia dan Australia.
Tahun 2018, program INOVASI menyelenggarakan seminar pendidikan bertema ‘Partnership for Learning’ selama tiga hari, 7-9 Mei, di Sanur Prime Hotel. Seminar yang digelar di Bali ini bertujuan untuk membahas praktik dan pendekatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan hasil belajar siswa, terutama dalam hal keterampilan membaca dan berhitung.
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang praktisi pendidikan, LSM, dan pemangku kepentingan pemerintah dari berbagai provinsi. Berbagai inovator dalam dunia pendidikan hadir untuk menyajikan pengalaman dan pendekatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa jenjang pendidikan dasar. Mereka berbagi solusi konteks lokal untuk menjawab tantangan dalam peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar siswa.
Direktur Program Inovasi, Mark Heyward, mengatakan, seminar pendidikan kali ini bertujuan untuk menemukan solusi lokal, yang nantinya bisa dipakai sebagai masukan untuk merumuskan kebijakan ke depan. Menurutnya, bila tidak bisa disesuaikan dengan konteks lokal, belum tentu akan cocok. Bahkan, hasilnya bisa jadi tidak maksimal.
“Kita belum mencari solusi lokal. Karena kalau kita mengimport solusi dari luar, baik dari Australia maupun India, itu belum tentu pas atau cocok kalau tidak disesuaikan dengan kondisi lokal. Jadi kita cari solusi lokal agar sesuai dengan kepentingan dari pusat untuk semua pendidikan di Indonesia,” ujarnya saat jumpa pers Senin (7/5).
Sementara Kepala Bidang Pembelajaran, Puskurbuk, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr Suprananto Med mengharapkan, dari kegiatan selama tiga hari di Bali ini bisa membimbing daerah untuk memahami kebutuhan apa yang diperlukan untuk perbaikan. Selain itu, bagaimana menyusun perencanaan, kemudian menganggarkannya. Dengan harapan, daerah bisa madiri jika suatu saat sudah tidak dibantu lagi oleh program ini.
“Kita berharap dengan adanya INOVASI ini daerah bisa menemukan masalahnya sendiri, solusinya bagaimana, dan mandiri dalam menyelesaikan masalahnya. Setelah tidak ada bantuan, mereka tetap bisa menemukan dan menyelesaikan masalah. Disinilah kelebihan inovasi dibandingkan program kolaborasi sebelumnya,” ungkapnya.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya kerjasama antar pemangku kepentingan pendidikan baik itu pemerintah, mayarakat, maupun swasta demi untuk memberikan dampak besar yang berkelanjutan. Ini dimaksudkan sebagai suatu gerakan atau koalisi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Second Secretary Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Benita Chudleigh, percaya bahwa pendidikan yang berkualitas sangat penting bagi Indonesia, karena berkontribusi langsung terhadap pembangunan sumber daya manusia serta angkatan kerja yang sehat dan produktif. Kemitraan di bidang pendidikan dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan itu.
“Kami berharap seminar kemitraan untuk pembelajaran ini dapat menjadi untuk mewujudkan tujuan itu. Sebab INOVASI bertujuan untuk memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran literasi dan numerasi di tingkat pendidikan dasar. Program kemitraan ini membagikan temuan dan pembelajarannya, agar bisa dimanfaatkan seluas mungkin oleh pemangku kepentingan,” katanya.
Dalam seminat tersebut, pembahasan praktik dan pendekatan pembelajaran akan disampaikan dari dua perspektif. Pertama, dari berbagai organisasi ataupun komunitas pelaku inovasi pendidikan di Indonesia. Kedua, perspektif internasional akan disampaikan oleh Pratham Education Foundation, yaitu salah satu organisasi non-pemerintah terbesar di India, dengan pendekatan Teaching at the Right-Level (TaRL) dalam membantu meningkatkan hasil belajar anak-anak usia sekolah dasar.
Head of Program Management Pratham Education Foundation, Devyani Pershad menjelaskan, selama lebih dari 20 tahun Pratham telah berupaya bekerja dengan sistem pendidikan di India, untuk mencari solusi inovatif dan program-program efektif yang pelaksanaannya dapat diperluas dalam rangka meningkatkan pembelajaran anak-anak di seluruh negeri. Kehadirannya kemarin untuk membagikan pengalaman mereka sekaligus memperoleh pengalaman dari konteks Indonesia.
“Kami akan berbagi apa yang telah kami pelajari, dan sebaliknya memperoleh juga pengalaman dari konteks Indonesia demi untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam hal ini kami akan melihat konteks psikologi pendidikan dan metodelogi pendidikan yang dipakai, serta bagaimana pendekatan-pendekatan disini yang bisa diaplikasikan,” jelasnya.
Selain Pratham, ada pula narasumber lain yang didatangkan, diantaranya inovator dari Indonesia Mengajar, Tonoto Foundation, Organisasi Australia i2i, The Asia Foundation, Room to Read, Taman Bacaan Pelangi, IniBudi, Save the Children Indonesia, Yayasan Sulinama, serta organisasi pendidikan yang berbasis di Bali yakni Yayasan Literasi Anak Indonesia dan Green School Bali. *ind
DENPASAR, NusaBali
Fokus ini harus disesuaikan dengan konteks lokal, agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Nah, inilah yang coba digali oleh program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia), yaitu program kemitraan pendidikan antara pemerintah Indonesia dan Australia.
Tahun 2018, program INOVASI menyelenggarakan seminar pendidikan bertema ‘Partnership for Learning’ selama tiga hari, 7-9 Mei, di Sanur Prime Hotel. Seminar yang digelar di Bali ini bertujuan untuk membahas praktik dan pendekatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan hasil belajar siswa, terutama dalam hal keterampilan membaca dan berhitung.
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang praktisi pendidikan, LSM, dan pemangku kepentingan pemerintah dari berbagai provinsi. Berbagai inovator dalam dunia pendidikan hadir untuk menyajikan pengalaman dan pendekatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa jenjang pendidikan dasar. Mereka berbagi solusi konteks lokal untuk menjawab tantangan dalam peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar siswa.
Direktur Program Inovasi, Mark Heyward, mengatakan, seminar pendidikan kali ini bertujuan untuk menemukan solusi lokal, yang nantinya bisa dipakai sebagai masukan untuk merumuskan kebijakan ke depan. Menurutnya, bila tidak bisa disesuaikan dengan konteks lokal, belum tentu akan cocok. Bahkan, hasilnya bisa jadi tidak maksimal.
“Kita belum mencari solusi lokal. Karena kalau kita mengimport solusi dari luar, baik dari Australia maupun India, itu belum tentu pas atau cocok kalau tidak disesuaikan dengan kondisi lokal. Jadi kita cari solusi lokal agar sesuai dengan kepentingan dari pusat untuk semua pendidikan di Indonesia,” ujarnya saat jumpa pers Senin (7/5).
Sementara Kepala Bidang Pembelajaran, Puskurbuk, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr Suprananto Med mengharapkan, dari kegiatan selama tiga hari di Bali ini bisa membimbing daerah untuk memahami kebutuhan apa yang diperlukan untuk perbaikan. Selain itu, bagaimana menyusun perencanaan, kemudian menganggarkannya. Dengan harapan, daerah bisa madiri jika suatu saat sudah tidak dibantu lagi oleh program ini.
“Kita berharap dengan adanya INOVASI ini daerah bisa menemukan masalahnya sendiri, solusinya bagaimana, dan mandiri dalam menyelesaikan masalahnya. Setelah tidak ada bantuan, mereka tetap bisa menemukan dan menyelesaikan masalah. Disinilah kelebihan inovasi dibandingkan program kolaborasi sebelumnya,” ungkapnya.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya kerjasama antar pemangku kepentingan pendidikan baik itu pemerintah, mayarakat, maupun swasta demi untuk memberikan dampak besar yang berkelanjutan. Ini dimaksudkan sebagai suatu gerakan atau koalisi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Second Secretary Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Benita Chudleigh, percaya bahwa pendidikan yang berkualitas sangat penting bagi Indonesia, karena berkontribusi langsung terhadap pembangunan sumber daya manusia serta angkatan kerja yang sehat dan produktif. Kemitraan di bidang pendidikan dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan itu.
“Kami berharap seminar kemitraan untuk pembelajaran ini dapat menjadi untuk mewujudkan tujuan itu. Sebab INOVASI bertujuan untuk memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran literasi dan numerasi di tingkat pendidikan dasar. Program kemitraan ini membagikan temuan dan pembelajarannya, agar bisa dimanfaatkan seluas mungkin oleh pemangku kepentingan,” katanya.
Dalam seminat tersebut, pembahasan praktik dan pendekatan pembelajaran akan disampaikan dari dua perspektif. Pertama, dari berbagai organisasi ataupun komunitas pelaku inovasi pendidikan di Indonesia. Kedua, perspektif internasional akan disampaikan oleh Pratham Education Foundation, yaitu salah satu organisasi non-pemerintah terbesar di India, dengan pendekatan Teaching at the Right-Level (TaRL) dalam membantu meningkatkan hasil belajar anak-anak usia sekolah dasar.
Head of Program Management Pratham Education Foundation, Devyani Pershad menjelaskan, selama lebih dari 20 tahun Pratham telah berupaya bekerja dengan sistem pendidikan di India, untuk mencari solusi inovatif dan program-program efektif yang pelaksanaannya dapat diperluas dalam rangka meningkatkan pembelajaran anak-anak di seluruh negeri. Kehadirannya kemarin untuk membagikan pengalaman mereka sekaligus memperoleh pengalaman dari konteks Indonesia.
“Kami akan berbagi apa yang telah kami pelajari, dan sebaliknya memperoleh juga pengalaman dari konteks Indonesia demi untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam hal ini kami akan melihat konteks psikologi pendidikan dan metodelogi pendidikan yang dipakai, serta bagaimana pendekatan-pendekatan disini yang bisa diaplikasikan,” jelasnya.
Selain Pratham, ada pula narasumber lain yang didatangkan, diantaranya inovator dari Indonesia Mengajar, Tonoto Foundation, Organisasi Australia i2i, The Asia Foundation, Room to Read, Taman Bacaan Pelangi, IniBudi, Save the Children Indonesia, Yayasan Sulinama, serta organisasi pendidikan yang berbasis di Bali yakni Yayasan Literasi Anak Indonesia dan Green School Bali. *ind
Komentar