Minat Warga Asing Dalami Spiritual Meningkat
Bali tak salah memiliki banyak sebutan sebagai destinasi pariwisata budaya, namun sebaliknya Bali khususnya generasi penerus harus mampu mempertahankan warisan budaya yang adi luhung itu di masa mendatang.
Yayasan Dharma Puja Kini Sudah Berbadan Hukum
DENPASAR, NusaBali
Apalagi, warga asing kini banyak yang mendalami spiritual.Demikian diungkapkan Guru Spiritual sekaligus Pembina Yayasan Dharma Puja (YSDP) Cokorda Mangku Bagus Astawa didampingi Ketua Umum Yayasan Dewa Putu Gede Budiarta, kepada awak media di Denpasar, Selasa (8/5).
Selama puluhan tahun menekuni ajaran spiritual Mangku Astawa merasakan sebagai orang Bali, dirinya bangga memiliki ajaran adi luhung yang diwarisi leluhur dan sudah menjadi kewajiban untuk dilestarikan dengan kesadaran dan kemauan yang keras. "Kami menekuni jalan spiritual ini tentu melewati proses yang cukup panjang, apa yang diwariskan murni adalah ajaran leluhur kita, tentang usada atau pengobatan, dengan konsep memanfaatkan energi alam, meditasi dan sebagainya, " jelas Mangku Astawa.
Dikatakan, ajaran yang menitikberatkan pada konsep meditasi spiritual, belakangan ini cukup berkembang di Bali. Diakuinya, minat masyarakat tak terkecuali kalangan orang asing begitu tinggi mempelajari warisan kita yang luar biasa. "Orang asing dari berbagai negara mereka banyak datang ke Bali dan menekuni jalan spiritual sebagai alternatif membangun keseimbangan jiwa, bahkan ada dari kalangan dokter, apapun keyakinannya tidak masalah, asalkan mereka yakin dan positif dan sudah banyak yang membuktikan," tutur pemilik pasraman yang berlokasi di Puri Padma, Banjar Mukti, Singapadu, Sukawati, Gianyar itu.
Untuk metode pembelajaran, lanjut Mangku Astawa, sangat sederhana. "Saya dulu sakit, saya pernah lumpuh , namun berkat mukjizat, saya bisa sembuh tanpa obat, selain itu saya menekuni banyak ajaran spiritual, dan saya gabungkan keilmuan yang saya dapatkan itu jadi satu, saya rangkul , jadi ajaran ini tidak ada mantra atau sastra, makanya kita sebut tanpa sastra, rwa bhineda tanpa sastra, pengolahan perjalanan meditasi menggunakan teknik dasar-dasar mudra, power energi atau energi alam, tidak ada mantra yang dilafalkan," beber Mangku Astawa yang harus berhenti sebagai PNS dan pegawai hotel karena sakit lumpuh yang sempat dideritanya itu.
Sementara itu Ketua Umum YSDP Dewa Putu Gede Budiarta menambahkan dalam perjalanan selama ini, banyak peminat yang menekuni spiritual di Bali. "Nah agar lebih legal, kami baru saja menerima pengakuan negara kepada yayasan ini, jadi yayasan kami sudah berbadan hukum tetap, " jelas Dewa Budiarta yang juga seorang Dosen Seni Rupa ini.
Dewa Budiarta menyatakan yayasan yang membidangi meditasi, spiritual dan pengobatan ini, sejatinya sudah lama berjalan. " Proses pengajuan untuk berbadan hukum ke Kementerian Hukum dan HAM RI kami lakukan sejak 5 bulan lalu, dan sekarang sudah resmi kita miliki, untuk menandai hal itu kami berencana akan meluncurkan yayasan ini pada Kamis 10 Mei 2018 ini di Pura Teratai Bang, Kebun Raya Bedugul, kegiatanya akan diisi persembahyangan bersama, sebagai pengayom akan dihadiri Ida Rsi Agung Tegal Tamu dan melibatkan sekitar 60 anggota," jelasnya. *isu
1
Komentar