Rombongan Kemenhub Nyemplung ke Laut
Jalan Proyek Dermaga Pesiar Tanah Ampo Roboh Saat Dilewati
AMLAPURA, NusaBali
Peristiwa unik terjadi saat Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Wahju Satrio Utomo, bersama rombongan meninjau proyek Dermaga Kapal Pesiar Tanah Ampo di Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis (10/5) siang. Titian berbahan kayu untuk jalan keluar masuk proyek endadak ambruk saat dilewati, hingga Irjen Kemenhub bersama 14 stafnya jatuh ke laut.
Jalan darurat yang ambruk, Kamis siang sekitar pukul 13.45 Wita, ini adalah jalan untuk keluar masuk buruh menuju proyek Jetty Ramdor di Dermaga Pesiar Tanah Ampo. Awalnya, rombongan Kemenhub diagendakan tiba di Dermaga Pesiar Tanah Ampo, Kamis siang pukul 11.30 Wita, setelah mereka meninjau Pelabuhan Gunaksa di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Namun, rombongan Kemenhub baru tiba di Dermaga Pesiar Tanah Ampo pukul 13.22 Wita, karena sempat istirahat makan siang.
Begitu tiba di Dermaga Pesiar Tanah Ampo, rombongan Kemenhub langsung melakukan peninjauan. Wahju Satrio Utumo yang mengenakan kaos tangan panjang hitam, celana panjang krem, kaca mata, topi, dan sepatu hitam beserta 14 staf Kemenhub juga menyusuri jalan darurat di atas laut dengan penyangga kayu seseh ditancapkan di tiang pancang, tanpa dinding pengaman.
Rombongan Kemenhub berjalan sekitar 70 meter hingga tiba di ujung jalan darurat, hendak mengecek pembangunan Jetty Ramdor dan Break Water (pemecah gelombang) senilai Rp 49,404 miliar. Sayangnya, rombongan Kemenhub berjumlah 15 orang ini berkumpul di satu titik di ujung jalan darurat. Akibatnya, jalan darurat tersebut tidak mampu menahan beban, hingga akhirnya roboh. Rombongan Kemenhub pun nyemplung ke laut. Untungnya, mereka semua selamat dari maut tanpa terluka. Hanya saja, seluruh anggora rombongan Kemenhub yang mengenakan pakaian dinas, jadi basah kuyup.
Rombongan Kemenhub yang jatuh ke laut ini sempat panik. Mereka kemudian berenang menuju Break Water yang terbuat dari beton. Selanjutnya, mereka naik tangga untuk kembali ke Dermaga Pesiar Tanah Ampo.
Dalam kunjungannya ke Dermaga Pesiar Tanah Ampo kemarin, rombongan Kemenhub didampingi Kadis Perhubungan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika Kepala Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai (Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem) I Ketut Gede Sudarma, dan Kasubsi Hukum & Sertifikasi Kapal KSOP I Ketut Mulyana. Untungnya, tiga pejabat dari Karangasem ini tidak ikut jatuh ke laut, karena posisinya sekitar 1,5 meter di belakang rombongan Kemenhub.
Meski sempat jatuh ke laut hingga pakaiannya basah kuyup, Irjen Kemenhub, Wahju Satrio Utomo, tetap senyum-senyum. "Jatuhnya pelan, tidak apa-apa, hanya basah saja," ucap mantan staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Kemenhub (2014) dan Kepala Badan SDM Kemenhub (2014-2017) ini.
Menurut Wahju Satrio, kedatangannya kali ini adalah untuk mengecek proyek Jetty Ramdor dan Break Water bernilai Rp 49,404 miliar di Dermaga Pesiar Tanah Ampo, yang pengerjaannya dimulai 18 Agustus 2017. Seharunya, proyek ini sudah rampung per 15 Desember 2017, namun target itu tidak tercapat, sehingga dilakukan perpanjangan selama 90 hari.
Setelah dilakukan perpanjangan 90 hari, kata Wahju Satrio, nantinya akan dilanjutkan pembangunan tahap II yang tendernya mulai Juni 2018, dengan biaya Rp 48 miliar. "Kami berharap agar pengerjaan tahap II tidak molor lagi," kata pejabat asal Magelang, Jawa Tengah, kelahiran 6 September 1963 ini.
Menurut Wahju Satrio, pembangunan Jetty Ramdor dilakukan agar dermaga bisa dioperasikan. Pasalnya, Dermaga Kapal Pesiar Tanah Ampo tidak memungkinkan dilanjutkan pengerjaannya. Sebab, dari awal kondisi alamnya kurang mendukung. Dermaga Pesiar Tanah Ampo sendiri dibangun tahun 2006, namun mangkrak sejak 2010. *k16
Peristiwa unik terjadi saat Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Wahju Satrio Utomo, bersama rombongan meninjau proyek Dermaga Kapal Pesiar Tanah Ampo di Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis (10/5) siang. Titian berbahan kayu untuk jalan keluar masuk proyek endadak ambruk saat dilewati, hingga Irjen Kemenhub bersama 14 stafnya jatuh ke laut.
Jalan darurat yang ambruk, Kamis siang sekitar pukul 13.45 Wita, ini adalah jalan untuk keluar masuk buruh menuju proyek Jetty Ramdor di Dermaga Pesiar Tanah Ampo. Awalnya, rombongan Kemenhub diagendakan tiba di Dermaga Pesiar Tanah Ampo, Kamis siang pukul 11.30 Wita, setelah mereka meninjau Pelabuhan Gunaksa di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Namun, rombongan Kemenhub baru tiba di Dermaga Pesiar Tanah Ampo pukul 13.22 Wita, karena sempat istirahat makan siang.
Begitu tiba di Dermaga Pesiar Tanah Ampo, rombongan Kemenhub langsung melakukan peninjauan. Wahju Satrio Utumo yang mengenakan kaos tangan panjang hitam, celana panjang krem, kaca mata, topi, dan sepatu hitam beserta 14 staf Kemenhub juga menyusuri jalan darurat di atas laut dengan penyangga kayu seseh ditancapkan di tiang pancang, tanpa dinding pengaman.
Rombongan Kemenhub berjalan sekitar 70 meter hingga tiba di ujung jalan darurat, hendak mengecek pembangunan Jetty Ramdor dan Break Water (pemecah gelombang) senilai Rp 49,404 miliar. Sayangnya, rombongan Kemenhub berjumlah 15 orang ini berkumpul di satu titik di ujung jalan darurat. Akibatnya, jalan darurat tersebut tidak mampu menahan beban, hingga akhirnya roboh. Rombongan Kemenhub pun nyemplung ke laut. Untungnya, mereka semua selamat dari maut tanpa terluka. Hanya saja, seluruh anggora rombongan Kemenhub yang mengenakan pakaian dinas, jadi basah kuyup.
Rombongan Kemenhub yang jatuh ke laut ini sempat panik. Mereka kemudian berenang menuju Break Water yang terbuat dari beton. Selanjutnya, mereka naik tangga untuk kembali ke Dermaga Pesiar Tanah Ampo.
Dalam kunjungannya ke Dermaga Pesiar Tanah Ampo kemarin, rombongan Kemenhub didampingi Kadis Perhubungan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika Kepala Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai (Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem) I Ketut Gede Sudarma, dan Kasubsi Hukum & Sertifikasi Kapal KSOP I Ketut Mulyana. Untungnya, tiga pejabat dari Karangasem ini tidak ikut jatuh ke laut, karena posisinya sekitar 1,5 meter di belakang rombongan Kemenhub.
Meski sempat jatuh ke laut hingga pakaiannya basah kuyup, Irjen Kemenhub, Wahju Satrio Utomo, tetap senyum-senyum. "Jatuhnya pelan, tidak apa-apa, hanya basah saja," ucap mantan staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Kemenhub (2014) dan Kepala Badan SDM Kemenhub (2014-2017) ini.
Menurut Wahju Satrio, kedatangannya kali ini adalah untuk mengecek proyek Jetty Ramdor dan Break Water bernilai Rp 49,404 miliar di Dermaga Pesiar Tanah Ampo, yang pengerjaannya dimulai 18 Agustus 2017. Seharunya, proyek ini sudah rampung per 15 Desember 2017, namun target itu tidak tercapat, sehingga dilakukan perpanjangan selama 90 hari.
Setelah dilakukan perpanjangan 90 hari, kata Wahju Satrio, nantinya akan dilanjutkan pembangunan tahap II yang tendernya mulai Juni 2018, dengan biaya Rp 48 miliar. "Kami berharap agar pengerjaan tahap II tidak molor lagi," kata pejabat asal Magelang, Jawa Tengah, kelahiran 6 September 1963 ini.
Menurut Wahju Satrio, pembangunan Jetty Ramdor dilakukan agar dermaga bisa dioperasikan. Pasalnya, Dermaga Kapal Pesiar Tanah Ampo tidak memungkinkan dilanjutkan pengerjaannya. Sebab, dari awal kondisi alamnya kurang mendukung. Dermaga Pesiar Tanah Ampo sendiri dibangun tahun 2006, namun mangkrak sejak 2010. *k16
Komentar