Tito Atur Strategi dari Jordania
Para sandera alami penyiksaan secara keji sebelum tewas
DEPOK, NusaBali
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Jordania saat kerusuhan di Rutan cabang Salemba Mako Brimob berlangsung pada Selasa (8/5).Meski berada di Jordania, kata Iqbal, Tito fokus menangani masalah ini."Di Jordan, Pak Kapolri lakukan briefing-briefing. Ngomong strategi teknis dan taktis," ujar Iqbal dalam konferensi pers seperti dilansir kompas.
Menurut Tito, para napi dan tahanan terorisme dikepung lebih dari 1.000 orang."Di saat itu mereka merampas beberapa senjata dan kemudian saya memberikan instruksi segera lakukan pengepungan dengan kekuatan cukup besar. Jumlah anggota yang mengepung 800 sampai 1.000 orang," ujar Tito.
Hal itu disampaikan Tito kepada wartawan di Mako Brimob, Kamis (10/5). Tito menilai jumlah tersebut sudah cukup."Cukup karena kita cukup mengenal tempat ini," tutur Tito.
Perlunya dikerahkan skala besar, kata Tito, disebabkan di dalam rutan terdapat 155 orang napi dan tahanan."Selain itu, ada juga satu bayi," tutur Tito.Penyanderaan dan rusuh di rutan di Mako Brimob selesai pukul 07.15 WIB, Kamis (10/5). Sampai tadi malam petugas masih melakukan olah TKP.
Tim negosiator Kepolisian Republik Indonesia sendiri berhasil membebaskan Brigadir Kepala Iwan Sarjana yang menjadi sandera kelompok narapidana teroris di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kamis (10/5).
"Brigadir Iwan Sarjana sudah berhasil untuk dibebaskan dalam keadaan hidup," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa, Jalan Komjen Pol M Jasin, Kota Depok, Kamis dini hari. Iwan dibebaskan tim sekitar pukul 00.00 WIB. Saat dibebaskan, Iwan mengalami luka lebam di kepala dan beberapa bagian tubuhnya.
"Dan sekarang dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk dirawat," ujar Setyo. Pembebasan tersebut merupakan buah kerja keras tim negosiator. Awalnya, tutur Setyo, penyandera meminta makanan kepada tim.
"Kita bujuk mereka mau membebaskan dulu," ucapnya. Meski Iwan selamat, Setyo tak menjelaskan kemungkinan adanya sandera lain di luar anggota polisi. "Ya sandera polisi yang kita bebaskan dulu," ujarnya seperti dilansir pikiran rakyat.
Sebelumnya, Korps Bhayangkara menyatakan Iwan merupakan anggota Densus 88 yang masih menjadi sandera narapidana terorisme. Lima anggota polisi yang menjadi sandera lainnya, telah meninggal karena dugaan penganiayaan menggunakan senjata tajam dan ditembak.
Disiksa
Lima anggota kepolisian yang disandera di Mako Brimob gugur dengan luka tusukan di sekujur tubuh. Mereka sempat disiksa."Para pelaku melakukan kekejaman dengan merampas senjata, menyandera, menyiksa bahkan membunuh para petugas," ujar Menkopolhukam Wiranto.
Wiranto menyampaikan hal itu dalam konferensi pers di kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5). Wiranto mengutuk kekejaman yang dilakukan para pelaku terhadap anggota polisi."Itu merupakan cara-cara yang kejam dan keji. Di luar batas kemanusiaan," kata Wiranto.
Mayoritas anggota polisi yang meninggal dalam kerusuhan Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok mengalami luka akibat senjata tajam di bagian leher. Selain itu, seluruh luka memenuhi badan mereka.
Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri. Seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana juga bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari. Iwan mengalami luka-luka dan langsung dirawat di RS Polri Kramat Jati. *
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Jordania saat kerusuhan di Rutan cabang Salemba Mako Brimob berlangsung pada Selasa (8/5).Meski berada di Jordania, kata Iqbal, Tito fokus menangani masalah ini."Di Jordan, Pak Kapolri lakukan briefing-briefing. Ngomong strategi teknis dan taktis," ujar Iqbal dalam konferensi pers seperti dilansir kompas.
Menurut Tito, para napi dan tahanan terorisme dikepung lebih dari 1.000 orang."Di saat itu mereka merampas beberapa senjata dan kemudian saya memberikan instruksi segera lakukan pengepungan dengan kekuatan cukup besar. Jumlah anggota yang mengepung 800 sampai 1.000 orang," ujar Tito.
Hal itu disampaikan Tito kepada wartawan di Mako Brimob, Kamis (10/5). Tito menilai jumlah tersebut sudah cukup."Cukup karena kita cukup mengenal tempat ini," tutur Tito.
Perlunya dikerahkan skala besar, kata Tito, disebabkan di dalam rutan terdapat 155 orang napi dan tahanan."Selain itu, ada juga satu bayi," tutur Tito.Penyanderaan dan rusuh di rutan di Mako Brimob selesai pukul 07.15 WIB, Kamis (10/5). Sampai tadi malam petugas masih melakukan olah TKP.
Tim negosiator Kepolisian Republik Indonesia sendiri berhasil membebaskan Brigadir Kepala Iwan Sarjana yang menjadi sandera kelompok narapidana teroris di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kamis (10/5).
"Brigadir Iwan Sarjana sudah berhasil untuk dibebaskan dalam keadaan hidup," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa, Jalan Komjen Pol M Jasin, Kota Depok, Kamis dini hari. Iwan dibebaskan tim sekitar pukul 00.00 WIB. Saat dibebaskan, Iwan mengalami luka lebam di kepala dan beberapa bagian tubuhnya.
"Dan sekarang dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk dirawat," ujar Setyo. Pembebasan tersebut merupakan buah kerja keras tim negosiator. Awalnya, tutur Setyo, penyandera meminta makanan kepada tim.
"Kita bujuk mereka mau membebaskan dulu," ucapnya. Meski Iwan selamat, Setyo tak menjelaskan kemungkinan adanya sandera lain di luar anggota polisi. "Ya sandera polisi yang kita bebaskan dulu," ujarnya seperti dilansir pikiran rakyat.
Sebelumnya, Korps Bhayangkara menyatakan Iwan merupakan anggota Densus 88 yang masih menjadi sandera narapidana terorisme. Lima anggota polisi yang menjadi sandera lainnya, telah meninggal karena dugaan penganiayaan menggunakan senjata tajam dan ditembak.
Disiksa
Lima anggota kepolisian yang disandera di Mako Brimob gugur dengan luka tusukan di sekujur tubuh. Mereka sempat disiksa."Para pelaku melakukan kekejaman dengan merampas senjata, menyandera, menyiksa bahkan membunuh para petugas," ujar Menkopolhukam Wiranto.
Wiranto menyampaikan hal itu dalam konferensi pers di kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5). Wiranto mengutuk kekejaman yang dilakukan para pelaku terhadap anggota polisi."Itu merupakan cara-cara yang kejam dan keji. Di luar batas kemanusiaan," kata Wiranto.
Mayoritas anggota polisi yang meninggal dalam kerusuhan Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok mengalami luka akibat senjata tajam di bagian leher. Selain itu, seluruh luka memenuhi badan mereka.
Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri. Seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana juga bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari. Iwan mengalami luka-luka dan langsung dirawat di RS Polri Kramat Jati. *
Komentar