Mi Instan Indonesia Disuka Italia
Produk makanan olahan seperti mi instan, minuman kemasan dan aneka jenis rempah menjadi andalan Indonesia dalam pameran produk makanan CIBUS di Parma, Italia, yang berlangsung 7-10 Mei 2018.
ROMA, NusaBali
"Partisipasi Indonesia pada CIBUS difasilitasi KBRI Roma dan ITPC Milan guna meningkatkan ekspor non-migas," kata Counsellor Fungsi Penerangan KBRI Roma, Charles Hutapea kepada Antara London, Kamis (10/5).
Atase Perdagangan KBRI Roma, Sumber Sinabutar mengatakan promosi mi instan akan terus digalakkan guna membangun brand awareness konsumen Italia terhadap produk Indonesia. "Produk rempah-rempah dari Indonesia juga diburu konsumen dari Eropa," ujarnya.
Sumber Sinabutar menyebutkan pada semester II 2018 KBRI Roma dan ITPC Milan memfasilitasi eksportir pada Pameran terbesar seperti Pameran produk home decoration HOMI di Milan, Pameran Kopi di Trieste, dan pameran produk kerajinan tangan L'Artigiano di Milan.
Menurut data Lembaga Statistik Italia (ISTAT), nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Italia pada tahun 2017 mencapai 37,7 juta dolar AS. Komoditas pertanian menjadi andalan ekspor Indonesia ke Italia, seperti ekspor sawit yang mencapai 727,2 juta dolar AS, makanan laut (seafood) senilai 82 juta dolar AS pada tahun 2017, karet alami sebesar 75,7 juta dolar AS serta kopi dan teh mencapai 81,7 juta dolar AS.
Kementerian Perdagangan RI mencatat nilai ekspor ke Italia pada tahun 2017 sebesar 1,93 miliar dolar AS dengan surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar 369,7 juta dolar AS. KBRI Roma menargetkan kenaikan ekspor sedikitnya 11,9 persen pada tahun 2018 setelah sukses menaikkan ekspor hingga 23,7 persem pada tahun 2017.
Importir dan distributor makanan dari Kota Brescia, Davide Wang menyatakan bahwa perusahaannya mengimpor sedikitnya 20 kontainer mi instan per tahun untuk pasar di wilayah utara Italia. Tingginya penjualan mi instan, Davide Wang ingin menjajaki impor biskuit dan minuman kemasan dari Indonesia.
Pada saat meninjau stan Indonesia, Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Italia, George Lantu menyatakan CIBUS merupakan ajang promosi yang tepat untuk menembus pasar Italia dan Eropa. “Indonesia selama ini telah dikenal sebagai penghasil sawit, kopi, teh dan rempah-rempah. Namun, Indonesia perlu mendorong ekspor produk bernilai tambah yang tinggi seperti makanan olahan atau minuman kemasan,” ujarnya.
CIBUS merupakan Pameran Produk Makanan yang diikuti sekitar 3.000 peserta dari berbagai negara dan menarik perhatian pengunjung hingga 80 ribu orang. Pengunjung juga disuguhi berbagai acara food tasting dan demo memasak di area pameran.
Menurut Minister Counsellor Fungsi Ekonomi KBRI Roma, Aries Asria, sejak Februari lalu, KBRI Roma memfasilitas pengusaha Indonesia pada empat pameran internasional yaitu CIBUS, pameran produk kecantikan Cosmoprof di Bologna dan Pameran Furnitur terbesar di dunia, Salone del Mobile di Milan, serta Pameran Pariwisata Borza Internazionali di Turismo di Milan.*ant
"Partisipasi Indonesia pada CIBUS difasilitasi KBRI Roma dan ITPC Milan guna meningkatkan ekspor non-migas," kata Counsellor Fungsi Penerangan KBRI Roma, Charles Hutapea kepada Antara London, Kamis (10/5).
Atase Perdagangan KBRI Roma, Sumber Sinabutar mengatakan promosi mi instan akan terus digalakkan guna membangun brand awareness konsumen Italia terhadap produk Indonesia. "Produk rempah-rempah dari Indonesia juga diburu konsumen dari Eropa," ujarnya.
Sumber Sinabutar menyebutkan pada semester II 2018 KBRI Roma dan ITPC Milan memfasilitasi eksportir pada Pameran terbesar seperti Pameran produk home decoration HOMI di Milan, Pameran Kopi di Trieste, dan pameran produk kerajinan tangan L'Artigiano di Milan.
Menurut data Lembaga Statistik Italia (ISTAT), nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Italia pada tahun 2017 mencapai 37,7 juta dolar AS. Komoditas pertanian menjadi andalan ekspor Indonesia ke Italia, seperti ekspor sawit yang mencapai 727,2 juta dolar AS, makanan laut (seafood) senilai 82 juta dolar AS pada tahun 2017, karet alami sebesar 75,7 juta dolar AS serta kopi dan teh mencapai 81,7 juta dolar AS.
Kementerian Perdagangan RI mencatat nilai ekspor ke Italia pada tahun 2017 sebesar 1,93 miliar dolar AS dengan surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar 369,7 juta dolar AS. KBRI Roma menargetkan kenaikan ekspor sedikitnya 11,9 persen pada tahun 2018 setelah sukses menaikkan ekspor hingga 23,7 persem pada tahun 2017.
Importir dan distributor makanan dari Kota Brescia, Davide Wang menyatakan bahwa perusahaannya mengimpor sedikitnya 20 kontainer mi instan per tahun untuk pasar di wilayah utara Italia. Tingginya penjualan mi instan, Davide Wang ingin menjajaki impor biskuit dan minuman kemasan dari Indonesia.
Pada saat meninjau stan Indonesia, Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Italia, George Lantu menyatakan CIBUS merupakan ajang promosi yang tepat untuk menembus pasar Italia dan Eropa. “Indonesia selama ini telah dikenal sebagai penghasil sawit, kopi, teh dan rempah-rempah. Namun, Indonesia perlu mendorong ekspor produk bernilai tambah yang tinggi seperti makanan olahan atau minuman kemasan,” ujarnya.
CIBUS merupakan Pameran Produk Makanan yang diikuti sekitar 3.000 peserta dari berbagai negara dan menarik perhatian pengunjung hingga 80 ribu orang. Pengunjung juga disuguhi berbagai acara food tasting dan demo memasak di area pameran.
Menurut Minister Counsellor Fungsi Ekonomi KBRI Roma, Aries Asria, sejak Februari lalu, KBRI Roma memfasilitas pengusaha Indonesia pada empat pameran internasional yaitu CIBUS, pameran produk kecantikan Cosmoprof di Bologna dan Pameran Furnitur terbesar di dunia, Salone del Mobile di Milan, serta Pameran Pariwisata Borza Internazionali di Turismo di Milan.*ant
1
Komentar