Suami Out dari Demokrat, Tutik Tancap Gas
Setelah suaminya I Gede Dharmawijaya yang mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng direkrut masuk Partai Golkar, tidak mempengaruhi gerakan Ni Putu Tutik Kusumawardhani untuk mendulang suara sebagai kader Partai Demokrat yang akan maju lagi di Pileg 2019 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Tutik mengaku tidak terpengaruh dengan fenomena politik di mana suaminya pindah ke Golkar Bali.Tutik mengatakan suaminya Gede Dharmawijaya pindah ke Partai Golkar tidak bisa dia cegah secara pribadi. Alasannya, seorang warga negara punya hak politik yang diatur undang-undang, dan tidak boleh seorang pun melarang. “Beliau (Gede Dharmawijaya) punya hak politik, tidak seorang pun bisa mencegah mau ke partai mana. Termasuk saya sebagai istri tidak bisa melarang mau pindah kemana, partai apa? Bakal nyaleg atau tidak itu hak beliau sebagai warga negara,” ujar Tutik kepada NusaBali, Kamis (10/5).
Tutik mengatakan tetap tancap gas melaksanakan tugas-tugas kepartaian sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI yang akan menuntaskan tugas sampai 2019 mendatang, dan melaksanakan tugas sebagai fungsionaris DPP Demokrat. “Saya tetap laksanakan tugas untuk kegiatan Fraksi Demokrat DPR RI, sebagai fungsionaris DPP Demokrat. Saya jalan dengan garis partai,” tegas mantan Wakil Ketua Bidang Perempuan DPD Demokrat Bali ini.
Tutik menyebutkan tidak mencampuri keputusan sang suami yang masuk di Partai Golkar, yang notabene mendukungnya ketika maju di Pilkada Buleleng 2017 berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan dari jalur perseorangan. “Saya tidak ikut campur. Kerja dan bawa program DPR RI sebagai anggota Fraksi Demokrat jalan terus,” ujar perempuan yang juga pengusaha rumah sakit ini.
Tutik mengatakan untuk Pileg 2019 dirinya memastikan melaksanakan penugasan DPP Partai Demokrat. Dia akan turun bertarung lagi sebagai Caleg DPR RI 2019 dari dapil Bali. Untuk itu dirinya kerja keras menggalang kekuatan partai dan suara masyarakat untuk merebut kursi DPR RI.
Saat ini Tutik sebagai incumbent anggota DPR RI dapil Bali bersama Putu Supadma Rudana, politisi Demokrat yang menjabat sebagai Waksekjen DPP Demokrat. Supadma yang politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar adalah anggota Komisi X DPR RI.
Sepekan ini Tutik ke Kabupaten Buleleng dalam pemantauan angkutan, ke Kabupaten Gianyar sosialisasi dan pantau dana desa, Klungkung dan Karangasem bawa program DPR RI. “Di Karangasem kita workshop sosialisasi dan penggunaan dana desa. Kami bertugas ke Karangasem koordinasi dan memantau pencairan dan penggunaan Dana Desa. Ya jalan terus sekaligus sosialisasi ke masyarakat untuk citra Partai Demokrat,” ujar Tutik.
Dalam roadshow serap aspirasi keliling Kabupaten di Bali kemarin Tutik justru bergandengan tangan dengan sang suami. Seperti pada, Rabu (9/5) Tutik dan Gede Dharmawijaya turun di Kantor Perwakilan Jasa Raharja Singaraja, Buleleng. Tutik sebagai anggota Komisi XI dengan mitra kerja Jasa Raharja (BUMN) yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan mengadakan pemantauan kesiapan angkutan jelang Galungan dan Kuningan. Tutik juga hadir selaku Waketum DPP Organda (Organisasi Angkutan Darat). Sementara Gede Dharmawijaya adalah Ketua Organda Kabupaten Buleleng.
“Saya juga Wakil Ketua Umum DPP Organda. Bapak Gede Dharmawijaya (suami Tutik) juga Ketua Organda Kabupaten Buleleng. Jadi ini tidak konteks politiknya, kita turun atas dasar dharmaning negara. Sama-sama melaksanakan tugas dan kewajiban negara,” kata mantan Ketua Komisi II DPRD Bali periode 2009-2014 ini.
Dharmijaya sendiri direkrut Partai Golkar Bali bersama Dewa Nyoman Sukrawan (mantan kader PDIP), Made Arga Pynatih (mantan Wakil Bupati Buleleng dari PDIP) dan Anak Agung Gde Gerana Putra (kader senior Demokrat). Dharmawijaya sebelum di Demokrat pernah menjabat Bendahara DPD II Golkar Buleleng selama 2 periode kepengurusan masuk Golkar merasa kembali ke rumah sendiri. Mantan Wakil Ketua DPRD Buleleng periode 2004-2014 ini resmi ditetapkan dengan KTA Golkar ketika orientasi fungsionaris Patai Golkar, Sabtu (5/5) di The Vasini Hotel Desa Kesiman Kerthalangu Denpasar Timur. *nat
Tutik mengaku tidak terpengaruh dengan fenomena politik di mana suaminya pindah ke Golkar Bali.Tutik mengatakan suaminya Gede Dharmawijaya pindah ke Partai Golkar tidak bisa dia cegah secara pribadi. Alasannya, seorang warga negara punya hak politik yang diatur undang-undang, dan tidak boleh seorang pun melarang. “Beliau (Gede Dharmawijaya) punya hak politik, tidak seorang pun bisa mencegah mau ke partai mana. Termasuk saya sebagai istri tidak bisa melarang mau pindah kemana, partai apa? Bakal nyaleg atau tidak itu hak beliau sebagai warga negara,” ujar Tutik kepada NusaBali, Kamis (10/5).
Tutik mengatakan tetap tancap gas melaksanakan tugas-tugas kepartaian sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI yang akan menuntaskan tugas sampai 2019 mendatang, dan melaksanakan tugas sebagai fungsionaris DPP Demokrat. “Saya tetap laksanakan tugas untuk kegiatan Fraksi Demokrat DPR RI, sebagai fungsionaris DPP Demokrat. Saya jalan dengan garis partai,” tegas mantan Wakil Ketua Bidang Perempuan DPD Demokrat Bali ini.
Tutik menyebutkan tidak mencampuri keputusan sang suami yang masuk di Partai Golkar, yang notabene mendukungnya ketika maju di Pilkada Buleleng 2017 berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan dari jalur perseorangan. “Saya tidak ikut campur. Kerja dan bawa program DPR RI sebagai anggota Fraksi Demokrat jalan terus,” ujar perempuan yang juga pengusaha rumah sakit ini.
Tutik mengatakan untuk Pileg 2019 dirinya memastikan melaksanakan penugasan DPP Partai Demokrat. Dia akan turun bertarung lagi sebagai Caleg DPR RI 2019 dari dapil Bali. Untuk itu dirinya kerja keras menggalang kekuatan partai dan suara masyarakat untuk merebut kursi DPR RI.
Saat ini Tutik sebagai incumbent anggota DPR RI dapil Bali bersama Putu Supadma Rudana, politisi Demokrat yang menjabat sebagai Waksekjen DPP Demokrat. Supadma yang politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar adalah anggota Komisi X DPR RI.
Sepekan ini Tutik ke Kabupaten Buleleng dalam pemantauan angkutan, ke Kabupaten Gianyar sosialisasi dan pantau dana desa, Klungkung dan Karangasem bawa program DPR RI. “Di Karangasem kita workshop sosialisasi dan penggunaan dana desa. Kami bertugas ke Karangasem koordinasi dan memantau pencairan dan penggunaan Dana Desa. Ya jalan terus sekaligus sosialisasi ke masyarakat untuk citra Partai Demokrat,” ujar Tutik.
Dalam roadshow serap aspirasi keliling Kabupaten di Bali kemarin Tutik justru bergandengan tangan dengan sang suami. Seperti pada, Rabu (9/5) Tutik dan Gede Dharmawijaya turun di Kantor Perwakilan Jasa Raharja Singaraja, Buleleng. Tutik sebagai anggota Komisi XI dengan mitra kerja Jasa Raharja (BUMN) yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan mengadakan pemantauan kesiapan angkutan jelang Galungan dan Kuningan. Tutik juga hadir selaku Waketum DPP Organda (Organisasi Angkutan Darat). Sementara Gede Dharmawijaya adalah Ketua Organda Kabupaten Buleleng.
“Saya juga Wakil Ketua Umum DPP Organda. Bapak Gede Dharmawijaya (suami Tutik) juga Ketua Organda Kabupaten Buleleng. Jadi ini tidak konteks politiknya, kita turun atas dasar dharmaning negara. Sama-sama melaksanakan tugas dan kewajiban negara,” kata mantan Ketua Komisi II DPRD Bali periode 2009-2014 ini.
Dharmijaya sendiri direkrut Partai Golkar Bali bersama Dewa Nyoman Sukrawan (mantan kader PDIP), Made Arga Pynatih (mantan Wakil Bupati Buleleng dari PDIP) dan Anak Agung Gde Gerana Putra (kader senior Demokrat). Dharmawijaya sebelum di Demokrat pernah menjabat Bendahara DPD II Golkar Buleleng selama 2 periode kepengurusan masuk Golkar merasa kembali ke rumah sendiri. Mantan Wakil Ketua DPRD Buleleng periode 2004-2014 ini resmi ditetapkan dengan KTA Golkar ketika orientasi fungsionaris Patai Golkar, Sabtu (5/5) di The Vasini Hotel Desa Kesiman Kerthalangu Denpasar Timur. *nat
1
Komentar