Bali Catat Pengagguran 22.000 Orang
Bali mencatat jumlah pengangguran sebanyak 22.34 orang (0,86 persen).
DENPASAR, NusaBali
Jumlah tersebut diklaim menurun 0,42 poin dibanding tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2017. Sedang jumlah angkatan kerja mencapai 2.607.288. Jumlah ini bertambah 172.838 orang dibanding angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.434.450 orang.
Data dari BPS Provinsi Bali, mencatat TPT tertinggi dari mereka yang merupakan tamatan SMU/SMA yakni sebanyak 1,66 persen. Sedang TPT terendah dari mereka yang berpendidikan SMP ke bawah yakni sebanyak 0,37 persen.
Sedang mereka yang berpendidikan setingkat universitas tingkat TPT-nya 1,25 persen. TPT SMK mencapai 1,19 persen dan jenjang pendidikan diploma 0,90 persen. “Penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi pekerja pendidikan SD ke bawah,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Selasa (11/5).
Meski pun mengalami penurunan komposisinya, kata Adi Nugroho , pekerja yang berpendidikan SD ke bawah merupakan tenaga kerja yang paling banyak diserap lapangan pekerjaan.
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Luh Made Wiratmi, tidak menampik kemungkinan tamatan SMA menjadi penyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Bali. “Kalau hanya tamat SMA tanpa pelatihan vokasi kemungkinan menjadi penyumbang terbesar,” ujar Luh Wiratmi.
Tren pasar kerja sekarang ini, kata Luh Wiratmi adalah pencari kerja (pencaker) yang punya keahlian atau kompetensi. Salah satunya tamatan SMK. “Malah dari focus grup discusion (FGD) tidak termasuk penyumbang pengangguran,” ungkap Luh Wiratmi. Hal itu tidak lepas dari karakteristik perekonomian Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata. Kondisi nyambung dengan SMK sebagai lembaga pendidikan yang lulusannya punya ‘keahlian’ di sektor pariwisata. “Karena sebagian besar SMK yang memiliki kejuruan bidang pariwisata,” kata Luh Wiratmi.Sementara jumlah angkatan kerja di Bali pada Februari lalu 2.584.943 orang.*k17
Data dari BPS Provinsi Bali, mencatat TPT tertinggi dari mereka yang merupakan tamatan SMU/SMA yakni sebanyak 1,66 persen. Sedang TPT terendah dari mereka yang berpendidikan SMP ke bawah yakni sebanyak 0,37 persen.
Sedang mereka yang berpendidikan setingkat universitas tingkat TPT-nya 1,25 persen. TPT SMK mencapai 1,19 persen dan jenjang pendidikan diploma 0,90 persen. “Penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi pekerja pendidikan SD ke bawah,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Selasa (11/5).
Meski pun mengalami penurunan komposisinya, kata Adi Nugroho , pekerja yang berpendidikan SD ke bawah merupakan tenaga kerja yang paling banyak diserap lapangan pekerjaan.
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Luh Made Wiratmi, tidak menampik kemungkinan tamatan SMA menjadi penyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Bali. “Kalau hanya tamat SMA tanpa pelatihan vokasi kemungkinan menjadi penyumbang terbesar,” ujar Luh Wiratmi.
Tren pasar kerja sekarang ini, kata Luh Wiratmi adalah pencari kerja (pencaker) yang punya keahlian atau kompetensi. Salah satunya tamatan SMK. “Malah dari focus grup discusion (FGD) tidak termasuk penyumbang pengangguran,” ungkap Luh Wiratmi. Hal itu tidak lepas dari karakteristik perekonomian Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata. Kondisi nyambung dengan SMK sebagai lembaga pendidikan yang lulusannya punya ‘keahlian’ di sektor pariwisata. “Karena sebagian besar SMK yang memiliki kejuruan bidang pariwisata,” kata Luh Wiratmi.Sementara jumlah angkatan kerja di Bali pada Februari lalu 2.584.943 orang.*k17
1
Komentar