Ratusan Fotografer 'Berburu' Satwa Liar
300 foto dipamerkan secara outdoor di Labuan Lalang, Sumber Klampok, Gerokgak, Buleleng sebagai entry point menuju Pulau Menjangan.
TNBB Gelar Jambore Nasional Wildlife Photography 2018
NEGARA, NusaBali
Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengadakan Jambore Nasional Wildlife Photography (JNWP) pada Jumat (11/5) hingga Minggu (12/5) hari ini. Jambore fotografi dengan memburu foto satwa liar serta keanekaragaman hayati di kawasan TNBB itu, diramaikan 100 lebih fotografer dari berbagai daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.
Dalam event fotografi yang digelar selama 3 hari itu, juga diisi pameran foto keragaman hayati dari seluruh Indonesia. Sekitar 300 karya foto dipamerkan secara outdoor di Labuan Lalang, Sumber Kelampok, Gerokgak, Buleleng, yang menjadi entry point menuju Pulau Menjangan. Kemudian juga ada kegiatan bedah buku berjudul ‘Wallacea’s Living Legacy’ yang dibawakan langsung penulisnya, Riza Marlon, seorang fotografer satwa liar senior yang telah banyak menghasilkan karya foto maupun buku tentang kehidupan liar di Indonesia.
Selain itu ada pemberian materi tentang fotografi, teknologi dan sains yang dibawakan Swiss Winasis. Swiss Winasis merupakan founder apikasi Burungnesia yang juga merupakan Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH) di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Di mana aplikasi Burungnesia itu, banyak dipakai pengamat dan pemerhati burung di Indonesia untuk melakukan identifikasi.
Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna, didampingi Kasubag Tata Usaha (TU) TNBB, Wiryawan, Sabtu (12/5) mengatakan tema dari kegiatan JWNP kali ini adalah ‘Explore to Preserve the wildlife by Photography’. Tema itu berkaitan dengan potensi keanekaragaman hayati di TNBB. Di mana sesuai pendataan, terdapat 204 jenis burung, 18 jenis reptil, 11 jenis mamalia, 82 jenis kupu-kupu, 120 jenis ikan karang, hingga berbagai jenis terumbu karang yang tersebar di areal seluas 15 hektare kawasan TNBB.
"Potensi ini tidak bisa diekploitasi secara langsung. Tetapi dengan pemanfaatan berkelanjutan melalui ekowisata, untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian, sumber plasma nutfah dan pemanfaatan jasa lingkungan lainnya. Alternatif lain, adalah aktivitas yang mengeksplorasi, tapi tidak mengeksploitasi. Salah satunya, dengan kegiatan pengambilan snapshoot atau fotografi ini," ujar Kepala Balai TNBB asal Buleleng ini.
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) sendiri terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman nasional ini mempunyai luas 77.000 hektare yang kira-kira meliputi 10 persen dari luas daratan pulau Bali. TNBB terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistocene, dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini.
Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya. *ode
NEGARA, NusaBali
Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengadakan Jambore Nasional Wildlife Photography (JNWP) pada Jumat (11/5) hingga Minggu (12/5) hari ini. Jambore fotografi dengan memburu foto satwa liar serta keanekaragaman hayati di kawasan TNBB itu, diramaikan 100 lebih fotografer dari berbagai daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.
Dalam event fotografi yang digelar selama 3 hari itu, juga diisi pameran foto keragaman hayati dari seluruh Indonesia. Sekitar 300 karya foto dipamerkan secara outdoor di Labuan Lalang, Sumber Kelampok, Gerokgak, Buleleng, yang menjadi entry point menuju Pulau Menjangan. Kemudian juga ada kegiatan bedah buku berjudul ‘Wallacea’s Living Legacy’ yang dibawakan langsung penulisnya, Riza Marlon, seorang fotografer satwa liar senior yang telah banyak menghasilkan karya foto maupun buku tentang kehidupan liar di Indonesia.
Selain itu ada pemberian materi tentang fotografi, teknologi dan sains yang dibawakan Swiss Winasis. Swiss Winasis merupakan founder apikasi Burungnesia yang juga merupakan Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH) di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Di mana aplikasi Burungnesia itu, banyak dipakai pengamat dan pemerhati burung di Indonesia untuk melakukan identifikasi.
Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna, didampingi Kasubag Tata Usaha (TU) TNBB, Wiryawan, Sabtu (12/5) mengatakan tema dari kegiatan JWNP kali ini adalah ‘Explore to Preserve the wildlife by Photography’. Tema itu berkaitan dengan potensi keanekaragaman hayati di TNBB. Di mana sesuai pendataan, terdapat 204 jenis burung, 18 jenis reptil, 11 jenis mamalia, 82 jenis kupu-kupu, 120 jenis ikan karang, hingga berbagai jenis terumbu karang yang tersebar di areal seluas 15 hektare kawasan TNBB.
"Potensi ini tidak bisa diekploitasi secara langsung. Tetapi dengan pemanfaatan berkelanjutan melalui ekowisata, untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian, sumber plasma nutfah dan pemanfaatan jasa lingkungan lainnya. Alternatif lain, adalah aktivitas yang mengeksplorasi, tapi tidak mengeksploitasi. Salah satunya, dengan kegiatan pengambilan snapshoot atau fotografi ini," ujar Kepala Balai TNBB asal Buleleng ini.
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) sendiri terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman nasional ini mempunyai luas 77.000 hektare yang kira-kira meliputi 10 persen dari luas daratan pulau Bali. TNBB terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistocene, dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini.
Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya. *ode
Komentar