Bupati Pegunungan Bintang Dituntut Mundur
Dinilai tak ada pembangunan, warga kecewa dan duduki Bandara Oksibil
BINTANG PAPUA, NusaBali
Ribuan warga Kabupaten Pegunungan Bintang Papua yang berasal dari 227 kampung dan 34 distrik menduduki Bandara Oksibil, di ibu kota kabupaten tersebut. Aksi pendudukan mulai berlangsung sejak Jumat 11 Mei kemarin hingga Sabtu (12/5).Ribuan warga yang membawa senjata perang tradisional panah dan parang, menuntut Bupati Pegunungan Bintang Costant Obtemka turun dari jabatannya karena dianggap tidak mempedulikan masyarakat. Warga juga meminta Presiden Jokowi hadir di Pegunungan Bintang untuk melihat langsung kondisi kabupaten tersebut.
Aksi ribuan warga menduduki Bandara Oksibil merupakan bentuk kekecewaan mereka atas kondisi Kabupaten Pegunungan Bintang terhadap kepemimpinan bupati yang sudah berjalan selama 2,5 tahun ini. Di mana, tak ada pembangunan padahal dana APBD pegunungan Bintang mencapai triliunan rupiah seriap tahunnya dan selalu terserap habis.
Di Oksibil ribuan orang berkumpul di Posko Perjuangan. Ribuan massa kemudian menyerahkan sejumlah hasil kebun dan dana secara sukarela untuk dipakai di dalam posko dalam perjuangan menurunkan bupati.Massa lantas menutup Bandara Oksibil dengan cara menduduki runway. Akibatnya penerbangan dari dan menuju Oksibil lumpuh total sejak Jumat kemarin. Sebagian massa juga menduduki apron atau tempat parkir pesawat.
Koordinator Tim Pengawal Aspirasi Masyarakat Pegunungan Bintang Kris Uropmabin, kemudian berorasi di landasan bandara. Ia mendesak Mendagri Tjahjo Kumolo mencopot Bupati Costant Obtemka dari jabatannya, serta meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera memeriksanya, karena banyak kasus korupsi yang dilakukan namun selama ini selalu lolos dari jerat hukum.
"Seluruh lapisan masyarakat baik ASN dan masyarakat di kampung kampung menderita dengan ulahnya bupati yang secara semena-mena melakukan tindakan otoriter, di mana memotong anggaran kampung sebesar Rp15-20 juta perkampun," ujarnya Sabtu (12/5).
"Bupati juga melakukan penunjukan proyek hanya orang di sekitarnya serta mengganti dengan tidak sesuai prosedur hukum seluruh kepala dinas di Oksibil tanpa mekanisme yang jelas,” tambahnya seperti dilansir vivanews.
Salah seorang koordinator aksi, Yance Taipir yang juga salah satu ASN yang dinon-job-kan bupati mengatakan, sudah sebulan penuh kondisi pemerintahan di Kabupten Pegunungan Bintang lumpuh, akibat faktor kekecewaan para pegawai negeri dan masyarakat dengan kebijakan bupati yang dinilai otoriter.“Gubernur Papua sudah turun melihat langsung kondisi Oksibil beberapa waktu lalu, tapi hingga saat ini tidak ada hasil. Sekarang masyarakat meminta Presiden dan KPK datang untuk bertindak mengganti bupati,”tegasnya.
Masyarakat pun sudah tidak mempercayai bupati lagi, sejak masyarakat membakar kediamannya 12 April lalu.“Kami anggap Costans Obtemka bukan bupati lagi sejak saat itu,” imbuhnya.Aksi massa di bandara pada Jumat kemarin berakhir pada pukul 17.00 WIT, namun massa kembali ke Bandara Sabtu pagi. Bahkan massa berupaya melakukan sweeping terhadap penumpang pesawat.
Sementara Bupati Pegunungan Bintang Costant Obtemka hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Kemudian, Anggota DPR Ppaua dari Frkasi Golkar Ignasiua Mimin saat dikonfirmasi melalui telepon saeulerny mengatakan, konsentrasi massa yang berasal dari sejumlah kampung masih terjadi di Okaibil dan Bandara.“Masyarakat kecewa dengan kinerja bupati sehingga meluapkannya sejak sebulan lalu. Lalu Jumat kemarin dan hari ini mereka masih berkonsenterasi menuntut bupati di copot dari jabatannya,” kata Mimin, Sabtu 12 Mei 2018. *
Ribuan warga Kabupaten Pegunungan Bintang Papua yang berasal dari 227 kampung dan 34 distrik menduduki Bandara Oksibil, di ibu kota kabupaten tersebut. Aksi pendudukan mulai berlangsung sejak Jumat 11 Mei kemarin hingga Sabtu (12/5).Ribuan warga yang membawa senjata perang tradisional panah dan parang, menuntut Bupati Pegunungan Bintang Costant Obtemka turun dari jabatannya karena dianggap tidak mempedulikan masyarakat. Warga juga meminta Presiden Jokowi hadir di Pegunungan Bintang untuk melihat langsung kondisi kabupaten tersebut.
Aksi ribuan warga menduduki Bandara Oksibil merupakan bentuk kekecewaan mereka atas kondisi Kabupaten Pegunungan Bintang terhadap kepemimpinan bupati yang sudah berjalan selama 2,5 tahun ini. Di mana, tak ada pembangunan padahal dana APBD pegunungan Bintang mencapai triliunan rupiah seriap tahunnya dan selalu terserap habis.
Di Oksibil ribuan orang berkumpul di Posko Perjuangan. Ribuan massa kemudian menyerahkan sejumlah hasil kebun dan dana secara sukarela untuk dipakai di dalam posko dalam perjuangan menurunkan bupati.Massa lantas menutup Bandara Oksibil dengan cara menduduki runway. Akibatnya penerbangan dari dan menuju Oksibil lumpuh total sejak Jumat kemarin. Sebagian massa juga menduduki apron atau tempat parkir pesawat.
Koordinator Tim Pengawal Aspirasi Masyarakat Pegunungan Bintang Kris Uropmabin, kemudian berorasi di landasan bandara. Ia mendesak Mendagri Tjahjo Kumolo mencopot Bupati Costant Obtemka dari jabatannya, serta meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera memeriksanya, karena banyak kasus korupsi yang dilakukan namun selama ini selalu lolos dari jerat hukum.
"Seluruh lapisan masyarakat baik ASN dan masyarakat di kampung kampung menderita dengan ulahnya bupati yang secara semena-mena melakukan tindakan otoriter, di mana memotong anggaran kampung sebesar Rp15-20 juta perkampun," ujarnya Sabtu (12/5).
"Bupati juga melakukan penunjukan proyek hanya orang di sekitarnya serta mengganti dengan tidak sesuai prosedur hukum seluruh kepala dinas di Oksibil tanpa mekanisme yang jelas,” tambahnya seperti dilansir vivanews.
Salah seorang koordinator aksi, Yance Taipir yang juga salah satu ASN yang dinon-job-kan bupati mengatakan, sudah sebulan penuh kondisi pemerintahan di Kabupten Pegunungan Bintang lumpuh, akibat faktor kekecewaan para pegawai negeri dan masyarakat dengan kebijakan bupati yang dinilai otoriter.“Gubernur Papua sudah turun melihat langsung kondisi Oksibil beberapa waktu lalu, tapi hingga saat ini tidak ada hasil. Sekarang masyarakat meminta Presiden dan KPK datang untuk bertindak mengganti bupati,”tegasnya.
Masyarakat pun sudah tidak mempercayai bupati lagi, sejak masyarakat membakar kediamannya 12 April lalu.“Kami anggap Costans Obtemka bukan bupati lagi sejak saat itu,” imbuhnya.Aksi massa di bandara pada Jumat kemarin berakhir pada pukul 17.00 WIT, namun massa kembali ke Bandara Sabtu pagi. Bahkan massa berupaya melakukan sweeping terhadap penumpang pesawat.
Sementara Bupati Pegunungan Bintang Costant Obtemka hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Kemudian, Anggota DPR Ppaua dari Frkasi Golkar Ignasiua Mimin saat dikonfirmasi melalui telepon saeulerny mengatakan, konsentrasi massa yang berasal dari sejumlah kampung masih terjadi di Okaibil dan Bandara.“Masyarakat kecewa dengan kinerja bupati sehingga meluapkannya sejak sebulan lalu. Lalu Jumat kemarin dan hari ini mereka masih berkonsenterasi menuntut bupati di copot dari jabatannya,” kata Mimin, Sabtu 12 Mei 2018. *
Komentar