DED Pasar Banyuasri Digarap
Fasilitas pasar dibuat lebih berkelas, sehingga bisa bersaing dengan keberadaan toko moderen berjejaring atau supermarket.
Dibangun Semi Permanen, Perlu Dana Rp 100 Miliar
SINGARAJA,NusaBali
Rencana revitalisasi Pasar Banyuasri, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, mulai ada titik terang. Pemkab Buleleng mulai menyusun Detail Engineering Design (DED), terhadap rencana tersebut. Gambaran awal, pasar terbesar ketiga di Buleleng itu dibangun menjadi pasar semi modern.
Penyusunan DED ini setelah ada rekanan yang dinyatakan menang dalam tender di Badan Layanan Pengadaan barang dan jasa Pemkab Buleleng, pasca gagal tender di awal. Semula, penyusunan DED Pasar Banyuasri ditenderkan, namun tidak ada rekanan yang menawar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparto Senin (14/5) mengatakan, DED Pasar Banyuasri dimenangkan oleh PT Gaharu Sempana dengna nilai proyek Rp 717.805.000. “Setelah kita usulkan dalam APBD Induk 2018, sekarang kita sudah mendapatkan pemenang lelang. Empat bulan ke depan ini, rekanan akan menyusun DED untuk kita jadikan dokumen awal dalam revitalisasi Pasar Banyuasri,” terangnya.
Menurut mantan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Sekkab Buleleng ini, sesuai dengan dokumen perencanaan, revitalisasi pasar banyuasri akan dibangun ulang dengan konstruksi gedung berlantai tiga. Konstruksi ini dipilih karena kebijakan pemerintah daerah ingin mengubah pasar yang sekarang masuk kategori pasar tradisional, menjadi pasar pasar semi moderen. Selain itu, oprasional pasar semi moderen ini pun bakal beroperasi selama 24 jam penuh.
Sementara perkiraan pemanfaatan ruang, lantai satu dan dua akan menampung pedagang dari berbagai barang dagangan. Nantinya, kios dan los yang di lantai satu dan dua diproyeksikan untuk menampung semua pedagang yang sudah terdaftar di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Selain itu, kios dan los pasar yang akan dibangun ini juga disiapkan untuk menampung pedagang yang baru.
Sedangkan lantai tiga selain difungsikan untuk tempat parkir kendaraan pedagang dan pengunjung, juga dibuka kios dan los untuk pedagang aneka resep masakan kuliner khas Buleleng. “Desain secara umum pasar ini akan menjadi pasar tradisional semi moderen pertama di Buleleng dan bahkan di Bali. Ini sesuai perencanaan dan kebijakan pimpinan bagaimana menyiapkan fasilitas pasar tradisional yang nyaman tidak saja dalam transaksi jual beli, tapi menjadi sarana hiburan bagi masyarakat,” katanya.
Bagaimana dengan anggaran untuk pembangunan bangunan fisik? Suparto menyebut revitalsiasi ini diterget mulai dibangun Tahun 2019 mendatang. Diperkirakan anggaran yang akan diajukan ke pemerintah pusat mencapai Rp 100 miliar. Selain itu, pemkab merencanakan menyertakan dana sharing dari kucuran dana pusat tersebut. Hanya saja, berapa besar dana pendamping dari APBD Buleleng itu, Suparto mengaku belum bisa menginformasikan kepastiannya. Ini karena pihaknya masih melakukan persiapan awal dengan menyusun DED.
“Setelah ini kelar, pemeirntah baru akan mrmpogramkan tahapan lanjutan termasuk menentukan berapa dana pendmaping yang akan kita siapkan,” jelasnya.
Di tempat terpisah Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Buleleng Putu Gede Satwikayadnya mengatakan, saat ini kios, los dan pelataran di Pasar Banyuasri ditempati oleh lebih dari 1.000 pedagang dengan bebragai barang dagangan. Selain itu, saat ini ada 155 unit kios dan los yang tidak laku disewakan kepada pedagang. Ini karena ratusan kios dan los tersebut kondisinya rusak parah dan lokasinya dianggap tidak menguntungkan, sehingga pedagang tidak tertarik menyewa tempat tersebut.
Terkait kebijakan pemerintah merevitalisasi pasar mulai tahun 2019 mendatang, Satwikayadnya mengaku program ini sangat tepat dalam menyiapkan fasilitas pasar yang lebih berkelas, sehingga bisa bersaing dengan keberadaan toko moderen berjejaring atau supermarket. Selain itu, dirinya optimis setelah pasar semi moderen dibangun, maka tidak ada lagi kios atau los yang nganggur seperti sekarang karena kondisi bangunan rusak atau lokasinya tidak strategis. Ini karena desain pasar yang semi moderen, maka secara pemanfaatan tata ruang akan disusun berdasarkan kajian teknis, sehingga semua kios, los, dan pelataran akan bernilai ekonomi dan menguntungkan. “Kami hanya pengelola dan revitalsiasi pasar ini sangat tepat karena memang bangunan sekarang sudah tua, sehingga dengan revitalsiasi pasar ini wajah pasar dibuat semi moderen dan dapat bersaing dengan pasar moderen yang terus bertembah belakangan ini. *k19
SINGARAJA,NusaBali
Rencana revitalisasi Pasar Banyuasri, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, mulai ada titik terang. Pemkab Buleleng mulai menyusun Detail Engineering Design (DED), terhadap rencana tersebut. Gambaran awal, pasar terbesar ketiga di Buleleng itu dibangun menjadi pasar semi modern.
Penyusunan DED ini setelah ada rekanan yang dinyatakan menang dalam tender di Badan Layanan Pengadaan barang dan jasa Pemkab Buleleng, pasca gagal tender di awal. Semula, penyusunan DED Pasar Banyuasri ditenderkan, namun tidak ada rekanan yang menawar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparto Senin (14/5) mengatakan, DED Pasar Banyuasri dimenangkan oleh PT Gaharu Sempana dengna nilai proyek Rp 717.805.000. “Setelah kita usulkan dalam APBD Induk 2018, sekarang kita sudah mendapatkan pemenang lelang. Empat bulan ke depan ini, rekanan akan menyusun DED untuk kita jadikan dokumen awal dalam revitalisasi Pasar Banyuasri,” terangnya.
Menurut mantan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Sekkab Buleleng ini, sesuai dengan dokumen perencanaan, revitalisasi pasar banyuasri akan dibangun ulang dengan konstruksi gedung berlantai tiga. Konstruksi ini dipilih karena kebijakan pemerintah daerah ingin mengubah pasar yang sekarang masuk kategori pasar tradisional, menjadi pasar pasar semi moderen. Selain itu, oprasional pasar semi moderen ini pun bakal beroperasi selama 24 jam penuh.
Sementara perkiraan pemanfaatan ruang, lantai satu dan dua akan menampung pedagang dari berbagai barang dagangan. Nantinya, kios dan los yang di lantai satu dan dua diproyeksikan untuk menampung semua pedagang yang sudah terdaftar di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Selain itu, kios dan los pasar yang akan dibangun ini juga disiapkan untuk menampung pedagang yang baru.
Sedangkan lantai tiga selain difungsikan untuk tempat parkir kendaraan pedagang dan pengunjung, juga dibuka kios dan los untuk pedagang aneka resep masakan kuliner khas Buleleng. “Desain secara umum pasar ini akan menjadi pasar tradisional semi moderen pertama di Buleleng dan bahkan di Bali. Ini sesuai perencanaan dan kebijakan pimpinan bagaimana menyiapkan fasilitas pasar tradisional yang nyaman tidak saja dalam transaksi jual beli, tapi menjadi sarana hiburan bagi masyarakat,” katanya.
Bagaimana dengan anggaran untuk pembangunan bangunan fisik? Suparto menyebut revitalsiasi ini diterget mulai dibangun Tahun 2019 mendatang. Diperkirakan anggaran yang akan diajukan ke pemerintah pusat mencapai Rp 100 miliar. Selain itu, pemkab merencanakan menyertakan dana sharing dari kucuran dana pusat tersebut. Hanya saja, berapa besar dana pendamping dari APBD Buleleng itu, Suparto mengaku belum bisa menginformasikan kepastiannya. Ini karena pihaknya masih melakukan persiapan awal dengan menyusun DED.
“Setelah ini kelar, pemeirntah baru akan mrmpogramkan tahapan lanjutan termasuk menentukan berapa dana pendmaping yang akan kita siapkan,” jelasnya.
Di tempat terpisah Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Buleleng Putu Gede Satwikayadnya mengatakan, saat ini kios, los dan pelataran di Pasar Banyuasri ditempati oleh lebih dari 1.000 pedagang dengan bebragai barang dagangan. Selain itu, saat ini ada 155 unit kios dan los yang tidak laku disewakan kepada pedagang. Ini karena ratusan kios dan los tersebut kondisinya rusak parah dan lokasinya dianggap tidak menguntungkan, sehingga pedagang tidak tertarik menyewa tempat tersebut.
Terkait kebijakan pemerintah merevitalisasi pasar mulai tahun 2019 mendatang, Satwikayadnya mengaku program ini sangat tepat dalam menyiapkan fasilitas pasar yang lebih berkelas, sehingga bisa bersaing dengan keberadaan toko moderen berjejaring atau supermarket. Selain itu, dirinya optimis setelah pasar semi moderen dibangun, maka tidak ada lagi kios atau los yang nganggur seperti sekarang karena kondisi bangunan rusak atau lokasinya tidak strategis. Ini karena desain pasar yang semi moderen, maka secara pemanfaatan tata ruang akan disusun berdasarkan kajian teknis, sehingga semua kios, los, dan pelataran akan bernilai ekonomi dan menguntungkan. “Kami hanya pengelola dan revitalsiasi pasar ini sangat tepat karena memang bangunan sekarang sudah tua, sehingga dengan revitalsiasi pasar ini wajah pasar dibuat semi moderen dan dapat bersaing dengan pasar moderen yang terus bertembah belakangan ini. *k19
1
Komentar