Calon Wisudawan IHDN Denpasar Ikuti Prosesi Samawartana
Sudah menjadi tradisi bagi Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar untuk melakukan upacara Samawartana apabila mahasiswanya telah menyelesaikan masa studi di kampus tersebut.
DENPASAR, NusaBali
Pada Tilem Jiyestha, Soma Wage Julungwangi, Senin (14/5) kemarin, menjadi Samawartana ke-25 bagi perguruan tinggi negeri berbasis agama itu. Ini sekaligus berarti, IHDN Denpasar telah 25 kali mengadakan Wisuda dan menghasilkan ribuan alumnus yang sudah tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.
Samawartana ke-25 IHDN Denpasar kali ini diikuti oleh 96 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi (prodi) di tiga fakultas. Samawartana kemarin berlangsung khidmat, dan berlangsung lancar di Pura Ratna Sari kampus setempat, Jalan Ratna Nomor 51, Denpasar. Upacara tersebut dipuput oleh sulinggih Ida Pedanda Putra Yoga dari Griya Tunjuk Tabanan, yang juga menjadi dosen di IHDN Denpasar. Hingga saat ini, ada tiga sulinggih yang menjadi dosen di IHDN Denpasar.
Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi mengatakan, Samawartana merupakan rangkaian dari kegiatan wisuda yang menjadi tradisi ke-Hinduan di IHDN Denpasar. Tujuannya adalah untuk memberikan penyucian kepada seluruh calon wisudawan ketika telah selesai mengikuti perkuliahan. Menurutnya, tradisi ini sangat penting untuk memberikan penyucian serta vibrasi positif kepada mahasiswa agar kelak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik saat berbaur dengan masyarakat.
“Samawartana memiliki makna sebagai salah satu pemberian kekuatan kepada calon wisudawan, agar di dalam melaksanakan tugasnya nanti di masyarakat, menunjukkan orang yang mempunyai identitas agama. Dengan harapan, mereka selalu kuat dalam menghadapi tantangan dan amampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan keagamaan secara professional,” ujarnya usai Samawartana kemarin.
Proses upacara Samawartana mulai dari persembahyangan bersama pada rahina Tilem, kemudian dilanjutkan dengan prosesi Durmanggala, Prayascitta, dan Penglukatan. Semua prosesi itu, kata Prof Sudiana, bermakna menyucikan pikiran, Siwa Duara, dan indera-indera yang ada dalam tubuh manusia. “Maknanya supaya kekuatan suci selalu berada dalam diri mereka masing-masing, sehingga memberi pengaruh positif. Mereka nantinya mempunyai tanggung jawab cukup besar bagaimana menyosialisasikan ajaran agama Hindu agar ajaran ini bisa diserap oleh masyarakat, sehingga menimbulkan vibrasi yang positif,” katanya.
Adapun 96 orang mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Dharma Acarya yang menamatkan 29 orang mahasiswa, di antaranya dari Prodi Pendidikan Agama Hindu sebanyak 28 orang dan Prodi Sastra Agama Pendidikan Bahasa Bali satu orang. Sedangkan dari Fakultas Brahma Widya, ada 31 mahasiswa yang akan diwisuda, yakni dari Prodi Filsafat Agama Hindu 13 orang, dan Prodi Teologi Hindu 18 orang. Sementara Fakultas Dharma Duta akan mewisuda sebanyak 15 orang terdiri dari Prodi Penerangan Agama Hindu sebanyak 11 orang, Prodi Industri Perjalanan 3 orang, dan prodi Hukun Hindu satu orang.
Selain program S1, IHDN Denpasar juga mewisuda sebanyak 14 mahasiswa program Pascasarjana (S2) dengan rincian prodi S2 Brahma Widya 2 orang, Prodi S2 Dharma Acarya 6 orang, dan Prodi S2 Magister Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali. IHDN Denpasar juga menamatkan Doktor (S3) bidang Ilmu Agama sebanyak 7 orang. Lulusan terbaik pada periode wisuda tahun ini diraih oleh Wasudewa Bhattacarya dari Prodi Teologi Hindu di tingkat S1 dengan IPK 4,00. Sedangkan tingkat S2 diraih oleh I Gde Agus Darma Putra SPd MPd dari Prodi Magister Pendidikan Program Studi Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali dengan IPK 3,95. Sementara lulusan terbaik program Doktor Ilmu Agama diraih oleh Prof Dr Ir Anastasia Sulistyawati MS MM MMis DTh DPar dengan nilai IPK 3,79.
Kepada lulusan, Prof Sudiana berpesan agar alumnus selalu menjaga identitas IHDN Denpasar. Para alumnus diharapkan bisa menjadi contoh di masyarakat dalam bidang agama. Selain itu, alumnus juga diharapkan ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih lagi maraknya terorisme yang bermunculan belakangan ini. Alumnus IHDN Denpasar diharapkan mampu menjadi contoh dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama. “Alumnus dan lembaga juga ikut serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang tidak saja di intern umat beragama, tapi juga masalah yang terjadi antar agama. IHDN Denpasar sebagai kampus kerukunan untuk memberikan gambaran di seluruh kampus di Indonesia, bahwa terciptanya kerukunan harus dimulai dari kampus, di samping mulai dari keluarga. Kampus sebagai tempat lahirnya para intelektual yang terdidik, sudah seharusnya memberikan contoh yang pertama soal kerukunan,” tandasnya.*ind
Pada Tilem Jiyestha, Soma Wage Julungwangi, Senin (14/5) kemarin, menjadi Samawartana ke-25 bagi perguruan tinggi negeri berbasis agama itu. Ini sekaligus berarti, IHDN Denpasar telah 25 kali mengadakan Wisuda dan menghasilkan ribuan alumnus yang sudah tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.
Samawartana ke-25 IHDN Denpasar kali ini diikuti oleh 96 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi (prodi) di tiga fakultas. Samawartana kemarin berlangsung khidmat, dan berlangsung lancar di Pura Ratna Sari kampus setempat, Jalan Ratna Nomor 51, Denpasar. Upacara tersebut dipuput oleh sulinggih Ida Pedanda Putra Yoga dari Griya Tunjuk Tabanan, yang juga menjadi dosen di IHDN Denpasar. Hingga saat ini, ada tiga sulinggih yang menjadi dosen di IHDN Denpasar.
Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi mengatakan, Samawartana merupakan rangkaian dari kegiatan wisuda yang menjadi tradisi ke-Hinduan di IHDN Denpasar. Tujuannya adalah untuk memberikan penyucian kepada seluruh calon wisudawan ketika telah selesai mengikuti perkuliahan. Menurutnya, tradisi ini sangat penting untuk memberikan penyucian serta vibrasi positif kepada mahasiswa agar kelak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik saat berbaur dengan masyarakat.
“Samawartana memiliki makna sebagai salah satu pemberian kekuatan kepada calon wisudawan, agar di dalam melaksanakan tugasnya nanti di masyarakat, menunjukkan orang yang mempunyai identitas agama. Dengan harapan, mereka selalu kuat dalam menghadapi tantangan dan amampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan keagamaan secara professional,” ujarnya usai Samawartana kemarin.
Proses upacara Samawartana mulai dari persembahyangan bersama pada rahina Tilem, kemudian dilanjutkan dengan prosesi Durmanggala, Prayascitta, dan Penglukatan. Semua prosesi itu, kata Prof Sudiana, bermakna menyucikan pikiran, Siwa Duara, dan indera-indera yang ada dalam tubuh manusia. “Maknanya supaya kekuatan suci selalu berada dalam diri mereka masing-masing, sehingga memberi pengaruh positif. Mereka nantinya mempunyai tanggung jawab cukup besar bagaimana menyosialisasikan ajaran agama Hindu agar ajaran ini bisa diserap oleh masyarakat, sehingga menimbulkan vibrasi yang positif,” katanya.
Adapun 96 orang mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Dharma Acarya yang menamatkan 29 orang mahasiswa, di antaranya dari Prodi Pendidikan Agama Hindu sebanyak 28 orang dan Prodi Sastra Agama Pendidikan Bahasa Bali satu orang. Sedangkan dari Fakultas Brahma Widya, ada 31 mahasiswa yang akan diwisuda, yakni dari Prodi Filsafat Agama Hindu 13 orang, dan Prodi Teologi Hindu 18 orang. Sementara Fakultas Dharma Duta akan mewisuda sebanyak 15 orang terdiri dari Prodi Penerangan Agama Hindu sebanyak 11 orang, Prodi Industri Perjalanan 3 orang, dan prodi Hukun Hindu satu orang.
Selain program S1, IHDN Denpasar juga mewisuda sebanyak 14 mahasiswa program Pascasarjana (S2) dengan rincian prodi S2 Brahma Widya 2 orang, Prodi S2 Dharma Acarya 6 orang, dan Prodi S2 Magister Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali. IHDN Denpasar juga menamatkan Doktor (S3) bidang Ilmu Agama sebanyak 7 orang. Lulusan terbaik pada periode wisuda tahun ini diraih oleh Wasudewa Bhattacarya dari Prodi Teologi Hindu di tingkat S1 dengan IPK 4,00. Sedangkan tingkat S2 diraih oleh I Gde Agus Darma Putra SPd MPd dari Prodi Magister Pendidikan Program Studi Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali dengan IPK 3,95. Sementara lulusan terbaik program Doktor Ilmu Agama diraih oleh Prof Dr Ir Anastasia Sulistyawati MS MM MMis DTh DPar dengan nilai IPK 3,79.
Kepada lulusan, Prof Sudiana berpesan agar alumnus selalu menjaga identitas IHDN Denpasar. Para alumnus diharapkan bisa menjadi contoh di masyarakat dalam bidang agama. Selain itu, alumnus juga diharapkan ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih lagi maraknya terorisme yang bermunculan belakangan ini. Alumnus IHDN Denpasar diharapkan mampu menjadi contoh dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama. “Alumnus dan lembaga juga ikut serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang tidak saja di intern umat beragama, tapi juga masalah yang terjadi antar agama. IHDN Denpasar sebagai kampus kerukunan untuk memberikan gambaran di seluruh kampus di Indonesia, bahwa terciptanya kerukunan harus dimulai dari kampus, di samping mulai dari keluarga. Kampus sebagai tempat lahirnya para intelektual yang terdidik, sudah seharusnya memberikan contoh yang pertama soal kerukunan,” tandasnya.*ind
Komentar