Wahana Selfie Perlu Pertimbangkan Safety
Menjamurnya wahana swafoto (selfei), mendapat perhatian serius dari Lembaga DPRD Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Dikhawatirkan, maraknya wahana selfie justru tidak memperhatikan masalah keamanan dan keselamatan (safety) pengunjung. Selain itu, perlu ada pembatasan wahana selfi dalam satu etempat, agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan persaingan.
“Pertama tentu kita menyambut gembira dengan banyaknya wahana selfie, sehingga memberi pilihan, dan juga sebagai destinasi wisata baru. Cuma, bagaimana keberadaan wahana selfei ini mendapat perhatian serius dari sisi keselamatan dan kemanan pengunjung,” kata Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa, usai dengar pendapat dengan Dinas Pariwisata Buleleng, Senin (14/5).
Dikatakan, banyak wahana selfie yang muncul dibuat dengan konstruksi kayu dan bambu. Padahal konstruksi itu memiliki batas maksimum kekuatan. Apalagi dalam pembuatan itu kurang memperhatikan sisi keamanan dan keselamatan. “Konstruksi kayu dan bambu itu ada batas maksimunya (batas kekuatan,red). Sehingga ini perlu menjadi perhatian kita bersama, jangan sampai di tempat selfie itu ada insiden, apalagi insiden itu dialami oleh orang asing, ini tentu akan memberi dampak yang luar biasa terhadap pariwisata,” jelas politisi PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini.
Menurutnya, Pemkab Buleleng dalam hal ini Dinas Pariwisata, harus intens memberikan pembinaan dan pemahaman bagi pengelola wahana selfie, dalam memberikan perlidungan keselamatan dan keamanan setiap pengunjung. Bila perlu, setiap pengunjung itu diasuransikan. “Jadi ini perlu perhatian serius, bagaimana Dinas Pariwisata secarai periodik memberikan pembinaan dan pemahaman kepada pemilik atau kelompok pengelola selfie,” tandasnya
Mangku Budiasa juga memandang pemerintah harus melakukan pembatasan jumlah wahana selfie. Pasalnya, wahana yang terlalu banyak justru memicu masalah baru. “Pertama, dari sisi lalu lintas mulai terganggu. Selain itu pasti terjadi persaingan tidak sehat. Ini harus dikendalikan pemerintah. Jangan terlalu banyak sampai-sampai tiap meter ada. Jadinya kan semrawut, dari sisi lingkungan juga tidak bagus,” tegasnya.
Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata Buleleng, Ketut Arjana mengatakan, pemerintah telah menerbitkan SOP pada seluruh pengelola wahana selfie di Buleleng. Terutama dalam hal keamanan serta kenyamanan pengunjung. Soal maraknya wahana selfie, Arjana pun tak menampiknya. Pemerintah pun bekerjasama dengan desa dinas serta desa pakraman, agar keberadaan wahana selfie menjadi lebih tertata.
“Gerakan pembangunan wahana selfie ini juga baru mulai. Ketika baru mulai, kami lakukan pembinaan dan penataan sehingga kesan kumuh dan semerawut itu hilang. Termasuk dari segi lalu lintas terus kami bina agar tidak semrawut,” kata Arjana.
Di Buleleng jumlah spot selfie diperkirakan sudah mencapai puluhan. Tampilannya juga beragam, ada yang mengutamakan pemadangan alam, ada yang sengaja diciptakan. Dari jumlah yang ada sebagian mengambil kawasan lereng perbukitan guna mendapat pemadangan alam yang indah. Seperti di kawasan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, dan beberapa desa lainnya.*k19
Dikhawatirkan, maraknya wahana selfie justru tidak memperhatikan masalah keamanan dan keselamatan (safety) pengunjung. Selain itu, perlu ada pembatasan wahana selfi dalam satu etempat, agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan persaingan.
“Pertama tentu kita menyambut gembira dengan banyaknya wahana selfie, sehingga memberi pilihan, dan juga sebagai destinasi wisata baru. Cuma, bagaimana keberadaan wahana selfei ini mendapat perhatian serius dari sisi keselamatan dan kemanan pengunjung,” kata Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa, usai dengar pendapat dengan Dinas Pariwisata Buleleng, Senin (14/5).
Dikatakan, banyak wahana selfie yang muncul dibuat dengan konstruksi kayu dan bambu. Padahal konstruksi itu memiliki batas maksimum kekuatan. Apalagi dalam pembuatan itu kurang memperhatikan sisi keamanan dan keselamatan. “Konstruksi kayu dan bambu itu ada batas maksimunya (batas kekuatan,red). Sehingga ini perlu menjadi perhatian kita bersama, jangan sampai di tempat selfie itu ada insiden, apalagi insiden itu dialami oleh orang asing, ini tentu akan memberi dampak yang luar biasa terhadap pariwisata,” jelas politisi PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini.
Menurutnya, Pemkab Buleleng dalam hal ini Dinas Pariwisata, harus intens memberikan pembinaan dan pemahaman bagi pengelola wahana selfie, dalam memberikan perlidungan keselamatan dan keamanan setiap pengunjung. Bila perlu, setiap pengunjung itu diasuransikan. “Jadi ini perlu perhatian serius, bagaimana Dinas Pariwisata secarai periodik memberikan pembinaan dan pemahaman kepada pemilik atau kelompok pengelola selfie,” tandasnya
Mangku Budiasa juga memandang pemerintah harus melakukan pembatasan jumlah wahana selfie. Pasalnya, wahana yang terlalu banyak justru memicu masalah baru. “Pertama, dari sisi lalu lintas mulai terganggu. Selain itu pasti terjadi persaingan tidak sehat. Ini harus dikendalikan pemerintah. Jangan terlalu banyak sampai-sampai tiap meter ada. Jadinya kan semrawut, dari sisi lingkungan juga tidak bagus,” tegasnya.
Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata Buleleng, Ketut Arjana mengatakan, pemerintah telah menerbitkan SOP pada seluruh pengelola wahana selfie di Buleleng. Terutama dalam hal keamanan serta kenyamanan pengunjung. Soal maraknya wahana selfie, Arjana pun tak menampiknya. Pemerintah pun bekerjasama dengan desa dinas serta desa pakraman, agar keberadaan wahana selfie menjadi lebih tertata.
“Gerakan pembangunan wahana selfie ini juga baru mulai. Ketika baru mulai, kami lakukan pembinaan dan penataan sehingga kesan kumuh dan semerawut itu hilang. Termasuk dari segi lalu lintas terus kami bina agar tidak semrawut,” kata Arjana.
Di Buleleng jumlah spot selfie diperkirakan sudah mencapai puluhan. Tampilannya juga beragam, ada yang mengutamakan pemadangan alam, ada yang sengaja diciptakan. Dari jumlah yang ada sebagian mengambil kawasan lereng perbukitan guna mendapat pemadangan alam yang indah. Seperti di kawasan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, dan beberapa desa lainnya.*k19
1
Komentar