Arya Kanuruhan Gelar Ngaben Massal Kelima
Prati Sentana Arya Kanuruhan (PSAK) Pusat merancang ngaben dan ngeroras massal di Banjar Kreteg, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Sukra Umanis Mrakih, Jumat (20/7) mendatang.
AMLAPURA, NusaBali
Ini merupakan ngaben msssal kelima kalinya. Sudah terdaftar 160 sawa dari 50 dadia. Rangkaian Pitra Yadnya ini diawali upacara ngeruak karang dan ngantukang Ida Bhatara Sri dipuput Ida Pedanda Gede Pasuruan dari Gria Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Soma Wage Julungwangi, Senin (14/5).
Susunan panitia, Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi ditunjuk sebagai penasehat upacara, Ketua Panitia dipercayakan kepada I Komang Kisid, dan Prawartaka Karya I Wayan Geredeg yang mantan Bupati Karangasem 2005-2010 dan 2010-2015. Ngaben massal sebelumnya telah empat kali terlaksana yakni pada tahun 2000, tahun 2005, tahun 2007, dan tahun 2013. Semuala peserta ngabem hanya internal krama Dadia Arya Kanuruhan di Desa Sibetan. Selanjutnya meluas se-Kecamatan Bebandem, kemudian se-Kabupaten Karangasem, tahun ini ada yang ikut dari luar Karangasem.
Per sawa dikenakan biaya Rp 1,5 juta. Biaya itu satu paket untuk ngaben, ngeroras, dan nglinggihang. Sehingga mulai dari status Sang Atma atau pitara hingga menjadi Ida Bhatara Hyang Kompyang, biayanya sangat murah. “Makanya kami menggelar ngaben massal untuk mengajak umat membangun kebersamaan. Hemat biaya, dikerjakan gotong royong, juga bertujuan mengentaskan kemiskinan,” kata Nengah Sumardi. Sebab, selama ini terkesan menggelar upacara berbiaya besar dengan cara menjual sawah atau tanah tegalan, selanjutnya jatuh miskin. “Konsep gotong royong sangat tepat digunakan dalam menggelar ngaben massal, biaya diringankan, bahkan bisa memperluas jaringan manyama braya,” imbuh Ketua DPRD Karangasem ini.
Sementara mantan Bupati Karangasem dua periode, I Wayan Geredeg, sejak awal memprakarsai ngaben massal tujuannya untuk membantu meringankan biaya upacaa. “Kami tidak ingin ngaben sendiri, akan lebih bernilai sosial jika mengajak nyama braya,” ungkapnya. Setelah ngaben, berlanjut ngeroras pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (1/8), dan menggelar upacara potong gigi massal, pada Redite Paing Ugu, Minggu (9/9). *k16
Ini merupakan ngaben msssal kelima kalinya. Sudah terdaftar 160 sawa dari 50 dadia. Rangkaian Pitra Yadnya ini diawali upacara ngeruak karang dan ngantukang Ida Bhatara Sri dipuput Ida Pedanda Gede Pasuruan dari Gria Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Soma Wage Julungwangi, Senin (14/5).
Susunan panitia, Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi ditunjuk sebagai penasehat upacara, Ketua Panitia dipercayakan kepada I Komang Kisid, dan Prawartaka Karya I Wayan Geredeg yang mantan Bupati Karangasem 2005-2010 dan 2010-2015. Ngaben massal sebelumnya telah empat kali terlaksana yakni pada tahun 2000, tahun 2005, tahun 2007, dan tahun 2013. Semuala peserta ngabem hanya internal krama Dadia Arya Kanuruhan di Desa Sibetan. Selanjutnya meluas se-Kecamatan Bebandem, kemudian se-Kabupaten Karangasem, tahun ini ada yang ikut dari luar Karangasem.
Per sawa dikenakan biaya Rp 1,5 juta. Biaya itu satu paket untuk ngaben, ngeroras, dan nglinggihang. Sehingga mulai dari status Sang Atma atau pitara hingga menjadi Ida Bhatara Hyang Kompyang, biayanya sangat murah. “Makanya kami menggelar ngaben massal untuk mengajak umat membangun kebersamaan. Hemat biaya, dikerjakan gotong royong, juga bertujuan mengentaskan kemiskinan,” kata Nengah Sumardi. Sebab, selama ini terkesan menggelar upacara berbiaya besar dengan cara menjual sawah atau tanah tegalan, selanjutnya jatuh miskin. “Konsep gotong royong sangat tepat digunakan dalam menggelar ngaben massal, biaya diringankan, bahkan bisa memperluas jaringan manyama braya,” imbuh Ketua DPRD Karangasem ini.
Sementara mantan Bupati Karangasem dua periode, I Wayan Geredeg, sejak awal memprakarsai ngaben massal tujuannya untuk membantu meringankan biaya upacaa. “Kami tidak ingin ngaben sendiri, akan lebih bernilai sosial jika mengajak nyama braya,” ungkapnya. Setelah ngaben, berlanjut ngeroras pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (1/8), dan menggelar upacara potong gigi massal, pada Redite Paing Ugu, Minggu (9/9). *k16
Komentar