Wayang Kulit Disukai Turis Eropa
Wayang kulit jadi salah produk handicraft untuk souvernir di Bali yang digandrungi para wisatawan mancanegara.
GIANYAR, NusaBali
Salah sentra kerajinan ukir wayang kulit di Banjar Buaya Desa Batuan Sukawati, Gianyar. Selain dominan pasar lokal, wayang kulit untuk sovernir digandrungi turis asing, terutama dari Amerika dan Eropa.
“Wisatawan suka dengan tokoh-tokoh cerita Ramayana dan Mahabrata,” ungkap I Wayan Artawa,43, pembuat wayang kulit di Banjar Puaya, Desa Batuan, Selasa (15/5).
Misalnya, jika ada wisatawan yang berbulan madu, mereka suka tokoh wayang Rama dan Sita. Selain itu, Hanoman, Kresna dan Arjuna, serta wayang kulit inovatif. Karena sebagai souvernir, penjualan tidak massal.
“Hanya dalam hitungan bijian. Tidak dalam bentuk gedogan (keropak atau set). Saat ini ada saja satu dua yang laku,” kata Artawa. Menurut Artawa, ‘pasaran’ wayang bergantung pada kondisi pariwisata Bali. Jika kondisi bagus, yakni kunjungan wisatawan ramai, penjualan wayang juga ‘ramai’.
Namun tidak semua negara ‘membolehkan’ wayang masuk. Salah satunya Australia, yang melarang barang-barang berbahan kulit (sapi) masuk. Konon katanya karena kekhawatiran terhadap ancaman penularan penyakit ternak (sapi). *k17.
Salah sentra kerajinan ukir wayang kulit di Banjar Buaya Desa Batuan Sukawati, Gianyar. Selain dominan pasar lokal, wayang kulit untuk sovernir digandrungi turis asing, terutama dari Amerika dan Eropa.
“Wisatawan suka dengan tokoh-tokoh cerita Ramayana dan Mahabrata,” ungkap I Wayan Artawa,43, pembuat wayang kulit di Banjar Puaya, Desa Batuan, Selasa (15/5).
Misalnya, jika ada wisatawan yang berbulan madu, mereka suka tokoh wayang Rama dan Sita. Selain itu, Hanoman, Kresna dan Arjuna, serta wayang kulit inovatif. Karena sebagai souvernir, penjualan tidak massal.
“Hanya dalam hitungan bijian. Tidak dalam bentuk gedogan (keropak atau set). Saat ini ada saja satu dua yang laku,” kata Artawa. Menurut Artawa, ‘pasaran’ wayang bergantung pada kondisi pariwisata Bali. Jika kondisi bagus, yakni kunjungan wisatawan ramai, penjualan wayang juga ‘ramai’.
Namun tidak semua negara ‘membolehkan’ wayang masuk. Salah satunya Australia, yang melarang barang-barang berbahan kulit (sapi) masuk. Konon katanya karena kekhawatiran terhadap ancaman penularan penyakit ternak (sapi). *k17.
Komentar