Harga Batik Dinilai Mahal
Kementerian Perindustrian memahami, masih banyak anggapan tentang harga batik yang dijual di Indonesia terbilang mahal, terutama bagi turis mancanegara.
JAKARTA, NusaBali
Karena itu, diperlukan edukasi tentang pembuatan batik.“Orang asing itu selalu question mark, batik kenapa mahal. Kita harus promosikan bagaimana cara membatik, apa yang membuat dia jadi mahal,” kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, di Jakarta, Selasa (15/5).
Gati menyebut, tingkat kesulitan dalam membatik menjadi salah satu penyebab nilai dari selembar kain batik bisa mencapai Rp 50 juta. Namun terdapat jenis batik lain yang harganya lebih terjangkau, di antaranya batik cap dan printing.
“Batik tulis itu coraknya, motifnya, itu tidak pernah sama. Selalu berbeda. Coba saja kita menulis huruf a dua kali. Tulisan pertama dan kedua pasti berbeda. Nah, begitu pula batik tulis,” papar Gati.
Menurut Gati, setiap jenis batik memiliki pasarnya masing-masing, untuk itu dibutuhkan kejujuran dari pembatik maupun penjual dalam menjajakan dagangannya.
Hingga saat ini, batik printing yang notabene harganya paling murah memang yang paling banyak diminati. Menurut Gati, Indonesia masih merajai pasar batik di dunia, mengingat batik sudah ditetapkan sebagai warisan tak benda milik Indonesia oleh UNESCO. *ant
Karena itu, diperlukan edukasi tentang pembuatan batik.“Orang asing itu selalu question mark, batik kenapa mahal. Kita harus promosikan bagaimana cara membatik, apa yang membuat dia jadi mahal,” kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, di Jakarta, Selasa (15/5).
Gati menyebut, tingkat kesulitan dalam membatik menjadi salah satu penyebab nilai dari selembar kain batik bisa mencapai Rp 50 juta. Namun terdapat jenis batik lain yang harganya lebih terjangkau, di antaranya batik cap dan printing.
“Batik tulis itu coraknya, motifnya, itu tidak pernah sama. Selalu berbeda. Coba saja kita menulis huruf a dua kali. Tulisan pertama dan kedua pasti berbeda. Nah, begitu pula batik tulis,” papar Gati.
Menurut Gati, setiap jenis batik memiliki pasarnya masing-masing, untuk itu dibutuhkan kejujuran dari pembatik maupun penjual dalam menjajakan dagangannya.
Hingga saat ini, batik printing yang notabene harganya paling murah memang yang paling banyak diminati. Menurut Gati, Indonesia masih merajai pasar batik di dunia, mengingat batik sudah ditetapkan sebagai warisan tak benda milik Indonesia oleh UNESCO. *ant
1
Komentar