nusabali

Makam The Kwan Lie Pindah Secara Misterius dari Laut ke Darat

  • www.nusabali.com-makam-the-kwan-lie-pindah-secara-misterius-dari-laut-ke-darat

The Kwan Lie yang mendapat gelar Syech Abdul Qodir Muhammad, merupakan wali pitu asal China yang sempat melakukan syiar di Buleleng melalui dagang dan pengobatan

Melihat Jejak Wali Pitu (Tujuh Wali) di Pulau Dewata Berikut Makam Keramat Mereka


SINGARAJA, NusaBali
Makan Keramat Karang Rupit yang berlokasi di Banjar Labuhan Aji, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng sudah tidak asing lagi bagi telinga krama Gumi Panji Sakti dan umat Islam. Makam Keramat Karang Rupit ini merupakan tempat pemakaman The Kwan Lie, salah satu wali pitu (tujuh wali) asal China. Karenanya, makam ini juga disebut Makam Keramat The Kwan Lie. Ajaibnya, Makam Keramat The Kwan Lie yang awalnya berada di laut, secara misterius berpindah ke darat.

The Kwan Lie yang mendapat gelar Syech Abdul Qodir Muhammad, merupakan tokoh asal China yang sempat melakukan syiar di Buleleng melalui dagang dan pengobatan. Sebelum ke Buleleng, The Kwan Lie sempat menghadap wali songo hingga diperintahkan menuju Bali untuk mengantarkan iring-iringan sitri Sunan Gunung Jati saat itu.

Juru kunci Makam Keramat The Kwan Lie, Samsul Hadi, 35, menyatakan keberadaan makam ini awalnya terungkap tahun 1995 melalui pernyataan Al Jamali, Kyai Haji Toyib Zaen Arifin Assegaf. Melalui pernyataannya dalam bahasa Jawa, disebutkan bahwa di Bali ada makam wali pitu.

Tiga di antara tujuh makam wali pitu itu disebut wis kaporo nyoto (telah nyata, tidak diragukan lagi kewaliannya, Red), yakni Makam Keramat Pantai Seseh untuk Pangeran Mas Sepuh (di Banjar Seseh, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Badung), Makam Habib Umar Maulana Yusuf di Bukit Bedugul (Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan), dan Makam Habib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid di Klungkung.

Selain itu, ada dua makam walipitu yang dinyatakan kembar, yakni Habib Ali Bin Zaenal Abidi Al Idrus di Karangasem dan Syeh Mauana YusufAl Maghribi di Karangasem. Selanjutnya, ada makam keramat yang disebut dengan kalimat wis lahir ning durug wujud (sudah ada tapi belum wujud makam, Red), yakni makam Habib Ali Bin Umar Bafaqih. Terakhir, makam yang disebut dengan Lio Bongso (lain bangsa, Red), yakni The Kwan Lie dengan Makam Keramat Karang Rupit di Desa Te-mukus, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Menurut Syamsul Hadi, Makam Keramat The Kwan Lie ditemukan sekitar tahun 1998. Berdasarkan penuturan para tetua, kata Syamsul Hadi, sebelum ditemukan, Makam Keramat The Kwan Lie ini awalnya berada di tengah laut perairan Labuan Aji, Desa Temukus. Makam di tengah laut itu hanya bisa diziarahi saat air laut surut.

Namun, suatu ketika di tahun 1998, Makam Keramat The Kwan Lie mendadak ditemukan di daratan tepi pantai kawasan Banjar Labuan Aji, Desa Temukus. Waktu itu, makam keramat ini muncul di lahan pribadi milik keluarga Muhamad Tahar, 54, warga Kelurahan Kampung Bugis, Kota Singaraja, Kecamatan Buleleng.

“Kata para tetua, dulunya makam ini konon berada di tengah laut. Tapi, karena di pinggir pantai sempat ada upacara pemotongan babi, esok harinya langsung ditemukan di sini,” ungkap Syamsul Hadi saat ditemui NusaBali di Makam Keramat The Kwan Lie, berapa hari lalu.

Syamsul Hadi yang notabene merupakan anak dari pemilik lahan di Makam Keramat The Kwan Lie, Muhamad Tahar, menyatakan makam ini ditemukan oleh warga dan diyakin sebagai makam wali pitu Bali. Pasalnya, di situ ditemukan pula batu nisan yang tertuliskan nama The Kwan Lie. “Selain itu, juga ditemukan lima makam lainnya yang dipercaya sebagai pengikut The Kwan Lie,” papar Syamsul Hadi.

Selaku juru kunci Makam Keramat The Kwan Lie, Syamsul Hadi bersama-sama umat Islam di Buleleng rutin memperingati hari kematian The Kwan Lie setiap 10 Muharam. Hal tersebut sebagai bentuk penghormatan atas jaza The Kwan Lie yang sempat melakukan Syiar di Buleleng. Biasanya, perayaan tersebut dilakukan dengan menggelar pengajian.

Menurut Syamsul Hadi, sejak ditemukannya Makam Keramat The Kwan Lie, keluarganya selaku pemilik lahan mulai melakukan penataan. Makam Keramat The Kwan Lie pun mulai ramai dikunjungi peziarah sejak 1999. Hingga kini, Makam Keramat The Kwan Lie yang berlokasi sekitar 300 meter dari Krisna Funtastic Land, tidak pernah sepi peziarah.

Selain diziarahi umat Islam dari Bali, setiap hari ada saja rombongan peziarah naik bus dari luar seperti Jawa, Kalimantan, dan Sumatra sebagai bagian wisata religi. Bahkan, Makam Keramat The Kwan Lie sering dikunjungi rombongan dari luar negeri, seperti Yaman, Turki, Amaerika Serikat, Malasysia, dan Singapura. Pengunjung biasanya diberikan kesempatan mandiri untuk melakukan ziarah dan memanjat-kan doa dengan dipimpin ketua rombongannya.

Menurut Syamsul Hadi, Makam Keramat The Kwan Lie ini dibuka full 24 jam. Pihaknya menerima tamu yang berziarah jam berapa pun mereka datang. Peziarah bukan hanya umat Muslim, namun dari umat lainnya. “Terkadang ada umat Hindu yang datang dengan membawa canang. Kami persilakan saja, tidak ada batasan,” katanya.

Selain menjadi tempat ziarah, kata Syamsul Hadi, Makam Keramat The Kwan Lie juga kerap dijadikan tempat untuk mohon berkah. Dia pernah menyaksikan orang datang untuk memohon kesembuhan atas penyakit yang diderita. Ada pula yang masesangi (berkaul) jika sembuh dari penyakitnya, akan kembali berziarah ke Makam Keramat The Kwan Lie dengan membaca suat yasin tiga kali. “Saya memang pernah menyaksikan dan saya diperlihatkan bekas penyakitnya. Orang itu memang punya nazar,” jelas Syamsul Hadi. *k23

Komentar