KMP Labitra Diduga Korsleting Kabel Mesin
Evakuasi Muatan Kendaraan Tunggu Pemeriksaan KNKT
NEGARA, NusaBali
Penyebab terbakarnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Labitra Adinda saat berlayar dan bersiap sandar di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (17/5) sekitar pukul 15.20 Wita, mulai terkuak. Berdasar pemeriksaan awal pihak Syahbandar, kebakaran yang sempat merembet hingga bagian deck lantai II kapal itu, diduga kuat berasal dari korsleting kabel mesin di buritan ruang mesin kapal.
Hal tersebut diakui Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, I Nyoman Suryantha, saat dikonfirmasi Jumat (18/5). Menurutnya, sesuai pengamatan di dalam kapal yang masih dikandaskan di Pantai Bulusan, Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, sebelah selatan Pelabuhan Ketapang itu, Jumat (18/5), bekas kebakaran terparah ditemukan pada bagian deck lantai II kapal yang menjadi tempat penumpang termasuk ruang Nahkoda. Semua kursi tempat penumpang termasuk kantin tampak hangus, dan hanya tersisa rangka-rangka besinya. “Bekas kebakaran terparah di deck atas,” katanya.
Sedangkan pada bagian deck bawah kapal yang menjadi tempat kendaraan penumpang, kata Suryantha, tidak sampai menimbulkan bekas kebakaran hebat. Seluruh kendaraan penumpang berupa 5 unit truk besar, 5 unit truk tronton, 1 unit mobil pribadi dan 2 unit sepeda motor di deck bawah kapal, dipastikan selamat dari rembetan api. Hanya saja di deck bawah kapal itu, ditemukan bekas kebakaran para ruang mesin kapal. Sejumlah kabel di ruang mesin kapal itu, diketahui hangus terbakar, terutama paling parah pada jaringan kabel mesin kapal, yang juga diduga kuat menjadi asal amukan api.
“Kami menduga itu penyebab utama. Terjadi korsleting kabel mesin, dan kemungkinan merembet melalui kabel sampai ke atas, dan karena angin lebih lepas masuk di deck atas, sehingga kebakaran membesar di deck atas. Itu yang sementara ditemukan. Untuk lebih memastikan, rencana dari KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) juga akan turun mengecek kondisi kapal sore ini (kemarin). Jadi untuk kepastian, kita tunggu hasil investigasi tim KNKT,” ujanya..
Terkait penumpang yang kendaraannya tertahan di dalam ‘bangkai’ kapal naas itu, diakui masih diinapkan di Hotel Banyuwangi Beach, Ketapang, Banyuwangi, Jatim. Kendaraan penumpang tersebut, diakui belum dapat dievakuasi karena menunggu pemeriksaan dari KNKT. “Kemungkinannya, setelah pemeriksaan selesai dilakukan, baru dievakuasi kendaraan penumpang. Yan jelas, untuk beberapa penumpang yang menunggu kendaraannya, itu sudah difasilitasi pihak perusahaan kapal,” ungkap Suryantha. Mengenai kronologis pemberangkatan dari Pelabuhan Gilimanuk sebelum terjadi kebakaran kapal, kata Suryantha, dipastikan sudah dilakukan pemeriksaan fisik serta kelengkapan administrasi lainnya. Karena itu, pihaknya menyatakan laik, dan menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk pelayaran kapal menuju Pelabuhan Ketapang itu. “Pemberangkatan dari Gilimanuk sudah berjalan sesuai prosedur. Tetapi kalau kemudian terjadai korlseting di ruang mesin, itu tidak bisa kami tahu,” ujarnya.
Sepengetahuan Suryantha, KMP Labitra Adinda milik PT Karya Maritim Indonesia, merupakan kapal bekas yang dibeli sekitar tahun 2010, dan juga mulai beroperasi sekitar tahun 2010. Sebelumnya, KMP Labitra Adinda merupakan kapal barang atau LCT yang dimodifikasi menjadi KMP. Secara keseluruhan dari total 56 KMP yang saat ini tersedia di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, diakui hampir 70 persen merupakan kapal bekas dari Luar Negeri. “Tetapi walaupun bekas, pengecekan sudah terus dilakukan sesuai prosedur,” pungkasnya.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Bali-NTB Satuan Pelayanan (Satpel) Gilimanuk, I Nyoman Sastrawan, mengatakan pasca kebakaran kapal teresbut, akvitifitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk masih tetap berjalan normal. KMP Labitra Adinda yang terbakar itu sudah dikeluarkan dari jadwal pelayanan, diganti KMP lain.*ode
Penyebab terbakarnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Labitra Adinda saat berlayar dan bersiap sandar di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (17/5) sekitar pukul 15.20 Wita, mulai terkuak. Berdasar pemeriksaan awal pihak Syahbandar, kebakaran yang sempat merembet hingga bagian deck lantai II kapal itu, diduga kuat berasal dari korsleting kabel mesin di buritan ruang mesin kapal.
Hal tersebut diakui Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, I Nyoman Suryantha, saat dikonfirmasi Jumat (18/5). Menurutnya, sesuai pengamatan di dalam kapal yang masih dikandaskan di Pantai Bulusan, Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, sebelah selatan Pelabuhan Ketapang itu, Jumat (18/5), bekas kebakaran terparah ditemukan pada bagian deck lantai II kapal yang menjadi tempat penumpang termasuk ruang Nahkoda. Semua kursi tempat penumpang termasuk kantin tampak hangus, dan hanya tersisa rangka-rangka besinya. “Bekas kebakaran terparah di deck atas,” katanya.
Sedangkan pada bagian deck bawah kapal yang menjadi tempat kendaraan penumpang, kata Suryantha, tidak sampai menimbulkan bekas kebakaran hebat. Seluruh kendaraan penumpang berupa 5 unit truk besar, 5 unit truk tronton, 1 unit mobil pribadi dan 2 unit sepeda motor di deck bawah kapal, dipastikan selamat dari rembetan api. Hanya saja di deck bawah kapal itu, ditemukan bekas kebakaran para ruang mesin kapal. Sejumlah kabel di ruang mesin kapal itu, diketahui hangus terbakar, terutama paling parah pada jaringan kabel mesin kapal, yang juga diduga kuat menjadi asal amukan api.
“Kami menduga itu penyebab utama. Terjadi korsleting kabel mesin, dan kemungkinan merembet melalui kabel sampai ke atas, dan karena angin lebih lepas masuk di deck atas, sehingga kebakaran membesar di deck atas. Itu yang sementara ditemukan. Untuk lebih memastikan, rencana dari KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) juga akan turun mengecek kondisi kapal sore ini (kemarin). Jadi untuk kepastian, kita tunggu hasil investigasi tim KNKT,” ujanya..
Terkait penumpang yang kendaraannya tertahan di dalam ‘bangkai’ kapal naas itu, diakui masih diinapkan di Hotel Banyuwangi Beach, Ketapang, Banyuwangi, Jatim. Kendaraan penumpang tersebut, diakui belum dapat dievakuasi karena menunggu pemeriksaan dari KNKT. “Kemungkinannya, setelah pemeriksaan selesai dilakukan, baru dievakuasi kendaraan penumpang. Yan jelas, untuk beberapa penumpang yang menunggu kendaraannya, itu sudah difasilitasi pihak perusahaan kapal,” ungkap Suryantha. Mengenai kronologis pemberangkatan dari Pelabuhan Gilimanuk sebelum terjadi kebakaran kapal, kata Suryantha, dipastikan sudah dilakukan pemeriksaan fisik serta kelengkapan administrasi lainnya. Karena itu, pihaknya menyatakan laik, dan menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk pelayaran kapal menuju Pelabuhan Ketapang itu. “Pemberangkatan dari Gilimanuk sudah berjalan sesuai prosedur. Tetapi kalau kemudian terjadai korlseting di ruang mesin, itu tidak bisa kami tahu,” ujarnya.
Sepengetahuan Suryantha, KMP Labitra Adinda milik PT Karya Maritim Indonesia, merupakan kapal bekas yang dibeli sekitar tahun 2010, dan juga mulai beroperasi sekitar tahun 2010. Sebelumnya, KMP Labitra Adinda merupakan kapal barang atau LCT yang dimodifikasi menjadi KMP. Secara keseluruhan dari total 56 KMP yang saat ini tersedia di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, diakui hampir 70 persen merupakan kapal bekas dari Luar Negeri. “Tetapi walaupun bekas, pengecekan sudah terus dilakukan sesuai prosedur,” pungkasnya.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Bali-NTB Satuan Pelayanan (Satpel) Gilimanuk, I Nyoman Sastrawan, mengatakan pasca kebakaran kapal teresbut, akvitifitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk masih tetap berjalan normal. KMP Labitra Adinda yang terbakar itu sudah dikeluarkan dari jadwal pelayanan, diganti KMP lain.*ode
1
Komentar