nusabali

Semalam Mengapung di Laut, Nelayan Cilik Selamat

  • www.nusabali.com-semalam-mengapung-di-laut-nelayan-cilik-selamat

I Kadek Aryana hanya berpegangan pada tali rumpon selama semalam suntuk terombang-ambing di laut. Jukungnya tenggelam karena bocor.

AMLAPURA, NusaBali
Nelayan cilik I Kadek Aryana, 15, dari Banjar Samuh, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, nekat berangkat melaut seorang diri dari Pantai Samuh pada Jumat (18/5) sekitar pukul 16.00 Wita. Di tengah laut, mesin tempelnya mati, jukungnya bocor. Aryana akhirnya terdampar di Pantai Candi Gora, Banjar Tunas Sari, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, atau berjarak sekitar 3 kilometer dari Pantai Samuh, Sabtu (19/5) sekitar pukul 13.00 Wita, setelah semalaman terombang-ambing di laut.

Selama berada di laut, Aryana bertahan hidup hanya dengan berpegangan tali rumpon (media mendatangkan ikan) yang lokasinya sekitar 4 mil dari pantai. Upaya mencapai daratan dilakukan dengan cara melepas batang bambu rumpon. Batang bambu itu digunakannya sebagai alat bantu berenang, hingga Aryana terdampar dalam kondisi lemas di Pantai Candi Gora, Banjar Tunas Sari, Desa Tianyar Timur.

Dihubungi di kediamannya di Banjar Samuh, Desa Tianyar Barat, Aryana menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya. Dia berangkat melaut pada Jumat (18/5) sekitar pukul 16.00 Wita. Baru melaut sejauh 4 mil, atau sekitar pukul 17.00 Wita, mendadak mesin tempel 15 PK di jukungnya mati. Aryana mulai mencari cara untuk menyelamatkan diri, karena dia tidak paham soal mesin. Langka pertama, dia mengikatkan jukungnya di rumpon milik salah satu kelompok nelayan.

Setelah menjelang sore, matahari mulai terbenam, ombak cukup ganas dan tiupan angin kencang, tali rumpon yang digunakan mengikat jukung lepas. Selain tali pengikat lepas, jukungnya juga dalam kondisi bocor sehingga perlahan-lahan tenggelam. Aryana pun berupaya menyelamatkan diri hanya berpegangan tali di rumpon, dalam posisi terendam air laut.

Saat itu Aryana mulai putus asa. Dia merasa tidak ada harapan untuk hidup. Namun setelah bertahan semalam berpegangan tali rumpon, saat matahari mulai terbit, dengan sisa-sisa tenaganya dia berupaya membuka rakit rumpon dengan melepas salah satu batang bambu. Ternyata dia mampu meraih satu batang bambu. Sebatang bambu itulah yang dimanfaatkannya sebagai alat bantu berenang menuju daratan, yang jaraknya sekitar 4 mil. Walau selama berenang ke daratan dia terus terombang-ambing ombak, akhirnya mampu mencapai daratan di Pantai Candi Gora, Banjar Tunas Sari, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, atau jaraknya dari Pantai Samuh sekitar 3 kilometer.

Pada Sabtu kemarin sekitar pukul 13.00 Wita, dalam kondisi lemas, Aryana  ditemukan warga setempat, I Nyoman Gunung. Aryana langsung dilarikan ke Puskesmas Kubu 2, untuk mendapat pertolongan medis.“Perasaan biasa saja saat mesin tempel mati. Sebab, posisinya di dekat rumpon. Saya baru merasa takut saat perahu lepas. Lebih takut lagi, selama berenang mencapai daratan,” kata Aryana.

Aryana mengaku melaut karena keadaan ekonomi keluarganya tidak mampu. Dia menangkap ikan untuk membantu keluarga. Demi kebutuhan keluarga dia rela putus sekolah saat kelas VIII SMP, memilih membantu mencari nafkah dengan menangkap ikan.

Ayahnya, I Gede Rai, 60, menuturkan, hingga Jumat malam anaknya belum juga kembali. Dia mengecek tidak menemukan jukung yang biasa digunakan anaknya. Setelah ditunggu-tunggu ternyata anaknya belum kembali hingga Sabtu (19/5) pukul 07.00 Wita. Aatas dasar itulah dia melaporkan kasus tersebut ke Polsek Kubu dan Pos Pol Air Bali Utara.

Gede Rai, mengakui anaknya telah terbiasa melaut menangkap ikan sejak umur 12 tahun. “Kali ini mencari ikan sendirian, sehingga tidak ada nelayan yang melihatnya di laut,” kata Gede Rai.

Atas musibah itu, Gede Rai mengaku mengalami kerugian atas lenyapnya mesin tempel dan jukung seharga Rp 4 juta. Sementara Koordinator Patroli Perairan Bali Utara Aiptu I Made Darsa, dapat laporan perihal seorang nelayan cilik hilang, Sabtu sekitar pukul 07.30 Wita.

Setelah petugas melakukan pengecekan di TKP, berkoordinasi dengan petugas Pos SAR Karangasem, dibantu Komandan Kapal Brigadir I Kadek Putu Sudiarta dan Bripka I Wayan Tresna Sugata serta ABK I Komang Aryanta, langsung melakukan penyisiran di perairan Desa Tianyar Barat ke arah utara hingga perairan Buleleng dekat Pura Ponjok Batu. Selanjutnya berbalik ke selatan melakukan penyisiran dekat pantai melintasi perairan Desa Tianyar Timur. Setiba di perairan Desa Tianyar Timur diberhentikan nelayan, dikabarkan nelayan cilik yang sedang dicari telah terdampar di Pantai Candi Gora dan telah diantar ke Puskesmas Kubu 2.

Tim Patroli Bali Utara langsung mengecek kondisi korban di Puskesmas Kubu 2, selanjutnya ikut mengantar ke rumahnya Banjar Samuh. Secara fisik, Aryana sehat-sehat saja, hanya di beberapa bagian tubuhnya mengalami luka gores akibat berbenturan dengan bambu yang dipegangnya selama berenang.

Aiptu Darsa menilai, keberhasilan Aryana mencapai daratan merupakan keajaiban. “Itu mukjizat, anak umur 15 tahun dalam kondisi terendam, terombang-ambing gelombang mampu melepas bambu rumpon untuk alat bantu berenang ke darat,” kata Aiptu Darsa. *k16

Komentar