Jelang Mudik, Syahbandar Siapkan 34 Kapal
Jelang mudik merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1439 H, Jumat (15/6), Kantor Syahbandar Otoritas Kelas IV Pelabuhan Padangbai mengoperasikan 34 kapal dari 37 kapal yang masuk daftar. Sebab 3 kapal masuk dok.
AMLAPURA, NusaBali
Jumlah itu masih kategori kelebihan kapal sehingga untuk mengoperasikan banyak kapal antri menunggu giliran. Manager PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai, I Wayan Rusta, mengakui terjadi kelebihan kapal untuk melayani penumpang yang beroperasi di Selat Lombok. Sebab kapal berlayar setiap 1,5 jam sekali. “Jadinya masih banyak kapal yang antri,” jelas I Wayan Rusta, Minggu (20/5). Jika kapal berlayar setiap 1,5 jam, maka efektif beroperasi 16 kapal. Sedangkan yang siap dioperasikan 34 kapal berarti ada kelebihan 18 kapal. Apalagi penumpang relatif sepi dari tahun ke tahun. “Kapal yang masuk daftar usianya tua-tua rakitan tahun 1970-an hingga tahun 1980-an,” imbuhnya.
Penambahan dua kapal sejak 1 Maret 2018 yang sebelumnya 35 kapal sehingga menjadi 37 kapal. Dari jumlah itu termasuk 5 kapal LCT (landing craft tank). Tercatat pelayanan dari Pelabuhan Padangbai menuju Nusa Penida, Klungkung juga terjadi penambahan kapal, semula tiga kapal masing-masing KMP Nusa Jaya Abadi dan dua kapal LCT. Kali ini bertambah 3 kapal LCT sehingga ada 6 kapal. Selama ini tidak ada ketentuan yang mengatur berapa kapal idealnya dioperasikan di Selat Lombok. Setiap perusahaan pemilik kapal yang datang lalu mendaftar untuk mengoperasikan kapalnya, ditampung petugas otoritas pelabuhan.
Berbeda dengan keterangan petugas OPP (Otoritas Pelabuhan Penyeberangan), Wahyu, mengatakan ada 4 kapal masuk dok dan dioperasikan 33 kapal. Banyaknya kapal yang antri menunggu giliran beroperasi, hal itu ada fase istirahat. “Jadwal keberangkatan kapal tetap tiap 1,5 jam, nanti tergantung situasi jika penumpang padat, keberangkatan bisa dipercepat,” jelas Wahyu.
Menurut Wahyu, 4 kapal yang masuk dok yakni KMP Wihan Bahari, KMP Genusa, KMP Fort Link VIII, dan KMP Nusa Sejahtera. Wahyu mengatakan, selama ini aktivitas berlayar dan bongkar muat kapal berjalan lancar. Sebab, cuaca di Selat Lombok bersahabat dengan catatan Selat Lombok bagian utara kecepatan angin 4-10 knot per jam, tinggi gelombang hanya kisaran 0,5-1,25 meter, dan Selat Lombok bagian selatan kecepatan angin 6-20 knot per jam, dan tinggi gelombang kisaran 0,75-2,5 meter. *k16
Jumlah itu masih kategori kelebihan kapal sehingga untuk mengoperasikan banyak kapal antri menunggu giliran. Manager PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai, I Wayan Rusta, mengakui terjadi kelebihan kapal untuk melayani penumpang yang beroperasi di Selat Lombok. Sebab kapal berlayar setiap 1,5 jam sekali. “Jadinya masih banyak kapal yang antri,” jelas I Wayan Rusta, Minggu (20/5). Jika kapal berlayar setiap 1,5 jam, maka efektif beroperasi 16 kapal. Sedangkan yang siap dioperasikan 34 kapal berarti ada kelebihan 18 kapal. Apalagi penumpang relatif sepi dari tahun ke tahun. “Kapal yang masuk daftar usianya tua-tua rakitan tahun 1970-an hingga tahun 1980-an,” imbuhnya.
Penambahan dua kapal sejak 1 Maret 2018 yang sebelumnya 35 kapal sehingga menjadi 37 kapal. Dari jumlah itu termasuk 5 kapal LCT (landing craft tank). Tercatat pelayanan dari Pelabuhan Padangbai menuju Nusa Penida, Klungkung juga terjadi penambahan kapal, semula tiga kapal masing-masing KMP Nusa Jaya Abadi dan dua kapal LCT. Kali ini bertambah 3 kapal LCT sehingga ada 6 kapal. Selama ini tidak ada ketentuan yang mengatur berapa kapal idealnya dioperasikan di Selat Lombok. Setiap perusahaan pemilik kapal yang datang lalu mendaftar untuk mengoperasikan kapalnya, ditampung petugas otoritas pelabuhan.
Berbeda dengan keterangan petugas OPP (Otoritas Pelabuhan Penyeberangan), Wahyu, mengatakan ada 4 kapal masuk dok dan dioperasikan 33 kapal. Banyaknya kapal yang antri menunggu giliran beroperasi, hal itu ada fase istirahat. “Jadwal keberangkatan kapal tetap tiap 1,5 jam, nanti tergantung situasi jika penumpang padat, keberangkatan bisa dipercepat,” jelas Wahyu.
Menurut Wahyu, 4 kapal yang masuk dok yakni KMP Wihan Bahari, KMP Genusa, KMP Fort Link VIII, dan KMP Nusa Sejahtera. Wahyu mengatakan, selama ini aktivitas berlayar dan bongkar muat kapal berjalan lancar. Sebab, cuaca di Selat Lombok bersahabat dengan catatan Selat Lombok bagian utara kecepatan angin 4-10 knot per jam, tinggi gelombang hanya kisaran 0,5-1,25 meter, dan Selat Lombok bagian selatan kecepatan angin 6-20 knot per jam, dan tinggi gelombang kisaran 0,75-2,5 meter. *k16
Komentar