Proyek Jalan di Tukad Teba Ditargetkan Selesai Oktober
Pengerjaan proyek pelebaran Jalan Imam Bonjol di atas Tukat Teba yang membentang sepanjang 2.250 meter ditargetkan selesai Oktober 2018.
MANGUPURA, NusaBali
Semestinya pelebaran jalan menggunakan box culvert ini selesai Desember 2018, tetapi ditargetkan tuntas Oktober agar masalah kemacetan di jalur tersebut segera teratasi. Pejabata Pembuat Komitmen (PPK) Simpang Dewa Ruci, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII Ida Bagus Made Artamana, mengungkapkan secara progres, sekarang proyek ini sudah berjalan 32 persen. Menurutnya progres ini -2 persen dari target awal 34 persen. Minus 2 persen ini karena ada kendala utilitas yang terdampak yakni PDAM dan PLN. Untuk mengejar ketertinggalan progres pihaknya sudah mengambil langkah. Pengerjaan terpaksa dilanjutkan ke segmen dua yang bisa dilakukan penggalian. Segmen dua ini yakni dari Simpang Nakula sampai Pulau Galang.
Meski pekerjaan ‘terpaksa’ melompat ke segmen berikutnya, namun untuk alur lalu lintas (lalin) masih seperti pada perubahan awal, yakni dari arah Simpang Nakula sampai Simpang Imam Bonjol berlaku satu arah. Sementara arus lalin dari Kuta ke Denpasar harus melalui Simpang Bingung lalu ke arah Imam Bonjol. Untuk segmen dua yakni dari Simpang Nakula sampai Pulau Galang untuk menghindari dampak kemacetan lalin, hanya boleh bekerja pada pukul 00.00 hingga 04.00 Wita.
“Kami mengimbau kepada masyarakat terutama pengguna jalan yang melintas di Jalan Imam Bonjol untuk menyediakan waktu yang cukup agar tak terlambat. Karena akibat pengerjaan di sana memang mengalami gangguan pada alur lalin. Selain itu kami juga mengimbau agar memperhatikan rambu lalin agar tak terjadi kecelakaan,” ujar Artamana, Minggu (20/5).
Artamana mengaku progres pekerjaan minus 2 persen bukan karena alasan dikerjakan malam hari. Tetapi pengaruh lalin membuat pekerjaan tak efektif. Dia mengaku justru lebih efektif kalau kerja pada malam hari. “Kerja malam lebih efektif. Kalau galian malam hari semalam dapat menggali sepanjang 15 meter. Sementara kalau siang hari hanya 5 meter. Mengapa demikian? Karena truk pengangkut material butuh waktu sejam lebih untuk berputar. Kerja malam hari efektif karena (lalu lintas) kendaraan sepi,” tuturnya.
Dia mengaku ada dua utilitas yang berat yakni PDAM dan PLN. Untuk PLN sudah ada kemajuan. Pihak PLN sudah menyiapkam dana pemindahan utilitasnya. Tinggal PDAM saja yang saat ini masih sedang proses. Panjang pipa PDAM yang terdampak sekitar 500 meter. “Meski ada kendala, kami tetap optimis selesai sesuai target. Karena pekerjaan apapun itu pasti ada satu dua kendala yang dihadapi. Bahkan kami target proyek ini selesai Oktober. Kami menargetkan demikian agar kemacetan di sana segera teratasi,” kata Artamana. *p
Meski pekerjaan ‘terpaksa’ melompat ke segmen berikutnya, namun untuk alur lalu lintas (lalin) masih seperti pada perubahan awal, yakni dari arah Simpang Nakula sampai Simpang Imam Bonjol berlaku satu arah. Sementara arus lalin dari Kuta ke Denpasar harus melalui Simpang Bingung lalu ke arah Imam Bonjol. Untuk segmen dua yakni dari Simpang Nakula sampai Pulau Galang untuk menghindari dampak kemacetan lalin, hanya boleh bekerja pada pukul 00.00 hingga 04.00 Wita.
“Kami mengimbau kepada masyarakat terutama pengguna jalan yang melintas di Jalan Imam Bonjol untuk menyediakan waktu yang cukup agar tak terlambat. Karena akibat pengerjaan di sana memang mengalami gangguan pada alur lalin. Selain itu kami juga mengimbau agar memperhatikan rambu lalin agar tak terjadi kecelakaan,” ujar Artamana, Minggu (20/5).
Artamana mengaku progres pekerjaan minus 2 persen bukan karena alasan dikerjakan malam hari. Tetapi pengaruh lalin membuat pekerjaan tak efektif. Dia mengaku justru lebih efektif kalau kerja pada malam hari. “Kerja malam lebih efektif. Kalau galian malam hari semalam dapat menggali sepanjang 15 meter. Sementara kalau siang hari hanya 5 meter. Mengapa demikian? Karena truk pengangkut material butuh waktu sejam lebih untuk berputar. Kerja malam hari efektif karena (lalu lintas) kendaraan sepi,” tuturnya.
Dia mengaku ada dua utilitas yang berat yakni PDAM dan PLN. Untuk PLN sudah ada kemajuan. Pihak PLN sudah menyiapkam dana pemindahan utilitasnya. Tinggal PDAM saja yang saat ini masih sedang proses. Panjang pipa PDAM yang terdampak sekitar 500 meter. “Meski ada kendala, kami tetap optimis selesai sesuai target. Karena pekerjaan apapun itu pasti ada satu dua kendala yang dihadapi. Bahkan kami target proyek ini selesai Oktober. Kami menargetkan demikian agar kemacetan di sana segera teratasi,” kata Artamana. *p
Komentar