nusabali

Gubernur Pastika Saksikan Pertunjukan Topeng Jepang

  • www.nusabali.com-gubernur-pastika-saksikan-pertunjukan-topeng-jepang

Berharap Budaya jadi Jembatan Eratnya Hubungan Diplomatik Indonesia dengan Jepang

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi pertunjukan kesenian Topeng Tradisional Jepang ‘Hayachine Take Kagura’ dalam rangka peringatan Tahun ke-60 hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Jepang. Pertunjukan yang digelar di Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma Jalan Tegal Bingin,  Banjar  Tengkulak Tengah, Mas, Ubud,  Gianyar, Sabtu (19/5),  menurut Gubernur Pastika memiliki makna yang sangat penting untuk mempererat dan memperteguh hubungan diplomatik kedua negara melalui kesenian.

Lebih jauh, Gubernur Pastika secara pribadi mengaku sangat tertarik dengan seni topeng,  mengingat kehidupan setiap orang dalam keseharian selalu berganti peran yang dianalogikan sebagai topeng. "Setiap hari kita berganti peran yang bisa diartikan sebagai topeng, mulai dari kita tidur melakoni peran suami istri, esok kita bangun melakoni peran bapak,  setelah di tempat kerja misalnya saya melakoni peran jadi gubernur.  Topeng menjadi keseharian setiap orang,  perempuan memakai bedak pun sebuah topeng.  Mari kita lihat Topeng Tua,  kebanyakan penarinya masih muda tetapi gerakannya sangat tua mengikuti topeng yang dikenakan, itulah makna filosofi seni topeng sangat jauh melebihi jangkauan pikiran kita," kata Pastika didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra SH MH.  

Hal senada disampaikan Konsulat Jendral Jepang,  Mr Shiba, bahwa penyelenggaraan pertunjukan seperti ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya sempat digelar pada Septembet 2015 di ISI Denpasar, guna peringatan hubungan diplomatik dan sangat sukses menarik antusias penonton setelah berkolaborasi dengan tarian Barong.  Ia pun menjelaskan filosofi tarian dan musik tradisional yang biasanya dipertunjukan di tempat pemujaan tersebut sebagai bentuk doa kehadapan Tuhan. Tarian tersebut menurutnya telah dilestarikan di negaranya sejak tahun 1976,  dan terdaftar sebagai warisan tak benda UNESCO pada tahun 2009.  

Sementara itu,  Prof Dibia yang turut diundang pada pertunjukan itu menyatakan acara tersebut sebagai sebuah perayaaan jembatan budaya yang telah dibangun sekian lama antara Bali dengan Jepang.  Ia pun mengamini pertunjukan tersebut merupakan kolaborasi kesekian kalinya,  dan selalu mendapat apresiasi.  "Bali dan Jepang memiliki kesamaan budaya terutama pada seni Topeng,  sehingga ada benang merah yang gampang dihubungkankan. Inilah yang membuat pementasan selalu menarik,"  ujar Prof Dibia seraya berharap pertunjukan tersebut dapat memperkaya pemahaman seniman Bali terhadap seni Topeng Jepang,  dan memberi inspirasi kepada seniman kreatif untuk menghasilkan karya baru. *

Komentar