nusabali

Ibu-Anak Korban Laka Dikubur Berdampingan

  • www.nusabali.com-ibu-anak-korban-laka-dikubur-berdampingan

Sehari pasca tewas mengenaskan akibat ditabrak Truk, jenazah Ni Ketut Sama, 45, dan putrinya, Ni Ketut Sriati, 15, dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Soma Umanis Sungsang, Senin (21/5) siang.

AMLAPURA, NusaBali
Jenazah ibu dan anak asal Banjar Besakih Kawan, Desa Besakih ini dibuatkan liang kubur berdampingan. Sebelum dibawa ke setra untuk dikuburkan, jenazah ibu dan anaknya ini lebih dulu dimandikan di rumah duka, Senin siang pukul 12.00 Wita. Selanjutnya, jenazah mereka dibungkus kain kafan dan kain batik coklat. Kemudian, jenazah dua korban lakalantas ini diantar krama seanjar ke Setra Desa Pakraman Besakih di Banjar Besakih Kawan, yang berjarak sekitar 4 kilometer ke arah timur dari rumah duka.

Ketika jenazah tiba di setra, telah disiapkan dua liang kubur. Prosesi penguburan di setra dilakukan sekitar pukul 13.00 Wita, di mana jenazah ibu dan anaknya ini dimasukkan secara bersamaan di liang kubur berbeda. Jenazah si ibu dimasukkan ke liang kubur bagian timur, sementara jenazah putrinya di liang kubur bagian barat. Prosesi ini dikoordinasikan Jro Mangku Pegeg.

Suasana pilu terjadi saat prosesi mengurug jenazah di liang kubur. Ketika itu, anak kedua korban, I Nyoman Merta, 28 (kakak dari Ni Ketut Sriati), masuk liang kubur ibunya, Ni Ketut Sama sambil berteriak dan meronta-ronta. Nyoman Merta kemudian ditenangkan kerabatnya dan dipapah ke luar dari liang kubur.

Sedangkan anak sulung korban, I Wayan Artawan, 35, tampak lebih tegar. Sebaliknya, sang ayah, I Wayan Sama, 55, yang kehilangan istri dan anaknya, masih shock berat. Wayan Sama tidak ikut ke setra saat penguburan istri dan putrinya, karena mengurung diri di dalam rumah.

Pantauan NusaBali, prosesi penguburan ibu dan anak korban lakalantas ini, antara lain, dihadiri Kelian Suka Duka Nangka I Wayan Wira, Kelian Banjar Adat Besakih kawan I Nengah Darta, Kelian Dinas Banjar Besakih Kawan I Made Yadnya, Bendesa Pakraman Besakih Jro Mangku Widiarta, Perbekel Besakih I Wayan Benya, dan Kapolsek Rendang AKP I Nengah Merta.

Selain itu, prosesi penguburan kemarin siang juga dihadiri segenap siswa SMAN Rendang. Mereka adalah teman-teman sekolah korban Ni Ketut Sriati, yang tercatat sebagai siswi Kelas X IPB 2 SMAN Rendang. Teman sekelas korban, Ni Kadek Yuli Astini, mengaku kehilangan seorang sahabat yang selama ini dikenal selalu ceria di dalam kelas. "Kami kehilangan seorang teman, semoga mendapatkan tempat yang terbaik di alam surga," ujar Kadek Yuli Astini.

Sementara itu, anak sulung korban, I Wayan Artawan, mengaku tidak bisa mengatakan apa-apa atas atas tragedi yang merenggut nyawa ibu dan adik perempuannya. "Selama ini ibu saya sebagai tulang punggung keluarga, walau kerjanya sebagai buruh serabutan. Kini ibu sudah tiada," keluh Wayan Artawan.

Sedangkan adiknya, Nyoman Merta, mengaku amat sedih dengan kematian ibu dan adik perempuannya. Menurut Nyoman Merta, tidak biasanya sang ibu begitu lama tidak pulang dari Pasar Desa Menanga, Kecamatan Rendang. Biasanya, dalam waktu 1,5 jam ibunya sudah pulang dari pasar.

Namun, saat peristiwa maut, Minggu (21/5), ibunya tidak kunjung pulang hingga pagi. Padahal, ibunya berangkat ke pasar dinihari sekitar pukul 03.00 Wita dengan dibonceng si bungsi Ketut Sriati. “Saya curiga terjadi sesuatu, karena ibu dan adik saya lama tidak pulang. Begitu ada kabar terjadi musibah, saya langsung cek ke Puskesmas Rendang. Ternyata benar, ibu dan adik saya meninggal akibat kecelakaan lalulintas,” cerita Nyonan Merta.

Ketika musibah maut terjadi, Minggu dinihari sekitar pukul 03.00 Wita, korban Ketut Sama dan putrinya, Ni Ketut Sriati, hendak pergi ke Pasar Desa Menanga dengan naik motor Honda Vario hitam DK 6609 BO berboncengan menuju arah selatan. Begitu me-masuki lokasi TKP di sebelah selatan SMPN 2 Rendang yang dalam kondisi gelap, tiba-tiba dari arah berlawanan (selatan) melaju kencang Truk putih DK 8199 PR.

Celakanya, Truk DK 8199 PR yang dikemudikan I Putu Aryawan, 22, sopir asal Banjar Puragae, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, melaju zigzag, diduga karena pengemudinya mengantuk seusai mengangkut pasir ke Denpasar. Tabrakan maut pun tidak terhindarkan. Truk yang mengambil haluan terlalu ke kanan menghantam motor Vario yang ditunggangi Ketut Sriati berboncengan dengan ibunya, Ketut Sama.

Korban Ketut Sriati jatuh terpental ke aspal dengan luka robek bagian paha kanan, luka robek di pipi kanan, luka robek di alis kanan. Gadis berusia 15 tahun ini sempat dilarikan ke Puskesmas Rendang. Tapi, nyawanya tidak terselamatkan, karena yang bersangkutan keburu meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas.

Sedangkan ibunya, Ketut Sama, langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP. Ibu rumah tangga berusia 45 tahun ini meregang nyawa dalam kondisi luka robek di kepala, luka robek di pelipis kanan, dan luka gores di sejumlah bagian tubuhna. Ibu tiga anak ini meregang nyawa dalam kondisi darah segar keluar dari hidung dan telinganya. Sebaliknya, pengemudi Truk maut DK 8199 PR, Putu Aryawan, selamat tanpa terluka. Sopir maut ini telah diamankan ke mapolres Karangasem dan ditetapkan sebagai tersangka. *k16

Komentar