Merapi Waspada, Tapi Belum Perlu Mengungsi
Gunung Merapi kini berstatus Waspada. Namun kondisi wilayah lereng barat Merapi juga terpantau masih normal.
JAKARTA, NusaBali
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menegaskan belum diperlukan pengungsian atas peningkatan status Merapi dari normal menjadi waspada. "Kalau status waspada itu belum ada pengungsian seharusnya," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, kepada wartawan di Pusdalops BPBD DIY, Selasa (22/5) seperti dilansir detik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak terpancing dengan informasi bohong (hoaks) terkait letusan Gunung Merapi.
"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpancing pada isu-isu mengenai letusan Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya," kata Sutopo dalam keterangan resminya, Selasa (22/5). Masyarakat, kata dia, diimbau mengandalkan arahan dari pemerintah daerah setempat. Sutopo menjamin pemerintah terus berupaya membantu masyarakat sekitar kawasan Gunung Merapi.
Sutopo memaparkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat ditandai dengan beruntunnya letusan freatik. Dengan situasi itu, status Gunung Merapi telah ditingkatkan dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). Status itu berlaku sejak Senin (21/5) pukul 23.00 WIB. "Maka, penduduk yang berada di dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi harus dikosongkan. Tidak boleh ada aktivitas masyarakat di dalam radius 3 kilometer," ujar Sutopo.
BNPB juga mengingatkan agar masyarakat tak melakukan kegiatan pendakian. Pendakian dilarang, kecuali untuk kegiatan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana. Di sisi lain, Sutopo menjelaskan, hujan abu vulkanik jatuh di sekitar Gunung Merapi, seperti wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, meliputi Kecamatan Cangkringan di Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo), Kecamatan Pakem di Desa Purwobinangun, Desa Hargobinangun, dan Desa Kaliurang, serta Kecamatan Ngemplak di Desa Widomartani.
Di wilayah Kabupaten Klaten hujan abu vulkanik jatuh di Desa Balerante dan Desa Panggang, Kecamatan Kemalang. "Sejak tadi malam sebagian masyarakat telah mengungsi mandiri ke tempat yang lebih aman. Sekitar 298 jiwa warga dari Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, mengungsi mandiri ke Balai Desa Glagaharjo," kata dia seperti dilansir kompas.
Sementara itu, sebanyak 362 jiwa warga Dukuh Takeran dan Dukuh Stabelan di Desa Tlogolele, Kabupaten Boyolali, mengungsi di tempat pengungsian Desa Tologolele. Sutopo menegaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat telah mendistribusikan bantuan dan masih melakukan pendataan.
"BNPB terus berkoordinasi dengan PVMBG dan BPBD, baik di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengantisipasi letusan dan kenaikan status Waspada," kata Sutopo. *
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menegaskan belum diperlukan pengungsian atas peningkatan status Merapi dari normal menjadi waspada. "Kalau status waspada itu belum ada pengungsian seharusnya," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, kepada wartawan di Pusdalops BPBD DIY, Selasa (22/5) seperti dilansir detik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak terpancing dengan informasi bohong (hoaks) terkait letusan Gunung Merapi.
"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpancing pada isu-isu mengenai letusan Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya," kata Sutopo dalam keterangan resminya, Selasa (22/5). Masyarakat, kata dia, diimbau mengandalkan arahan dari pemerintah daerah setempat. Sutopo menjamin pemerintah terus berupaya membantu masyarakat sekitar kawasan Gunung Merapi.
Sutopo memaparkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat ditandai dengan beruntunnya letusan freatik. Dengan situasi itu, status Gunung Merapi telah ditingkatkan dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). Status itu berlaku sejak Senin (21/5) pukul 23.00 WIB. "Maka, penduduk yang berada di dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi harus dikosongkan. Tidak boleh ada aktivitas masyarakat di dalam radius 3 kilometer," ujar Sutopo.
BNPB juga mengingatkan agar masyarakat tak melakukan kegiatan pendakian. Pendakian dilarang, kecuali untuk kegiatan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana. Di sisi lain, Sutopo menjelaskan, hujan abu vulkanik jatuh di sekitar Gunung Merapi, seperti wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, meliputi Kecamatan Cangkringan di Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo), Kecamatan Pakem di Desa Purwobinangun, Desa Hargobinangun, dan Desa Kaliurang, serta Kecamatan Ngemplak di Desa Widomartani.
Di wilayah Kabupaten Klaten hujan abu vulkanik jatuh di Desa Balerante dan Desa Panggang, Kecamatan Kemalang. "Sejak tadi malam sebagian masyarakat telah mengungsi mandiri ke tempat yang lebih aman. Sekitar 298 jiwa warga dari Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, mengungsi mandiri ke Balai Desa Glagaharjo," kata dia seperti dilansir kompas.
Sementara itu, sebanyak 362 jiwa warga Dukuh Takeran dan Dukuh Stabelan di Desa Tlogolele, Kabupaten Boyolali, mengungsi di tempat pengungsian Desa Tologolele. Sutopo menegaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat telah mendistribusikan bantuan dan masih melakukan pendataan.
"BNPB terus berkoordinasi dengan PVMBG dan BPBD, baik di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengantisipasi letusan dan kenaikan status Waspada," kata Sutopo. *
Komentar