Sampah Bikin Siswa SDN 5 Banyuning Tersiksa
Bau sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang hampir menempel dengan gedung Perpustakaan SDN 5 Banyuning membuat proses pembelajaran siswa tidak nyaman.
SINGARAJA, NusaBali
Serangan polusi udara juga sering kali muncul dari kontainer sampah yang ada di belakang sekolah. Kondisi tersebut dinilai sangat mengganggu proses pembelajaran. Kepala SDN 5 Banyuning Ni Luh Suratmi, ditemui di sekolahnya Rabu (24/5) kemarin menerangkan polusi udara dari TPS sebelah selatan gedung perpustakaan itu sudah lama terjadi. Bau sampah semakin menusuk hidung saat sampah meluber ke luar bak yang telah disediakan.
“Kalau di perpustakaan ini sangat berasa sekali, karena kita juga tidak ada panyengker, kadang masyarakat yang buang sampah juga tidak peduli ini di sampingnya ada sekolah, anak-anak terganggu, sampah kasur, sarana upacara kadang dilekatkan di tembok kita, sisa bangunan juga banyak dibuang di sebelah,” katanya.
Suratmi pun mengaku sudah sempat melaporkan acaman bau itu kepada aparat Kelurahan namun sampai saat ini belum ada jalan keluar. Belum lagi areal sekolah dikelilingi oleh setra Desa Pakraman Banyuning Timur, yang juga cukup mengganggu.
Dengan kondisi tersebut pihaknya terpaksa mengakali dengan penggunaan masker pada peserta didiknya. Selain itu saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, terpaksa disulut dupa harum berukuran jumbo untuk mengurangi bau menyengat dari sampah.
Sementara itu Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa yang dikonfirmasi terpisah mengatakan dari hasil pemantauan pihaknya akan berkoordinasi langsung kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Camat Buleleng, untuk jalan keluarnya. “Kami akan koordinasikan nanti jalan keluarnya seperti apa, apakah pakai kontainer tertutup atau apa,” kata dia.
Selain itu pihaknya mengaku akan merancang pengadaan AC sehingga ruangan yang tercemar dapat tertutup rapat dan menggunakan AC. “Karena antara gedung sekolah dan perpustakaan dipisahkan oleh jalan, tentu sarpras yang lain seperti pembuatan pagar akan kami susun, karena di sebelahnya ada setra dan pasar desa, maka akan dipertimbangkan kembali,” tegas Suyasa. *k23
Serangan polusi udara juga sering kali muncul dari kontainer sampah yang ada di belakang sekolah. Kondisi tersebut dinilai sangat mengganggu proses pembelajaran. Kepala SDN 5 Banyuning Ni Luh Suratmi, ditemui di sekolahnya Rabu (24/5) kemarin menerangkan polusi udara dari TPS sebelah selatan gedung perpustakaan itu sudah lama terjadi. Bau sampah semakin menusuk hidung saat sampah meluber ke luar bak yang telah disediakan.
“Kalau di perpustakaan ini sangat berasa sekali, karena kita juga tidak ada panyengker, kadang masyarakat yang buang sampah juga tidak peduli ini di sampingnya ada sekolah, anak-anak terganggu, sampah kasur, sarana upacara kadang dilekatkan di tembok kita, sisa bangunan juga banyak dibuang di sebelah,” katanya.
Suratmi pun mengaku sudah sempat melaporkan acaman bau itu kepada aparat Kelurahan namun sampai saat ini belum ada jalan keluar. Belum lagi areal sekolah dikelilingi oleh setra Desa Pakraman Banyuning Timur, yang juga cukup mengganggu.
Dengan kondisi tersebut pihaknya terpaksa mengakali dengan penggunaan masker pada peserta didiknya. Selain itu saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, terpaksa disulut dupa harum berukuran jumbo untuk mengurangi bau menyengat dari sampah.
Sementara itu Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa yang dikonfirmasi terpisah mengatakan dari hasil pemantauan pihaknya akan berkoordinasi langsung kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Camat Buleleng, untuk jalan keluarnya. “Kami akan koordinasikan nanti jalan keluarnya seperti apa, apakah pakai kontainer tertutup atau apa,” kata dia.
Selain itu pihaknya mengaku akan merancang pengadaan AC sehingga ruangan yang tercemar dapat tertutup rapat dan menggunakan AC. “Karena antara gedung sekolah dan perpustakaan dipisahkan oleh jalan, tentu sarpras yang lain seperti pembuatan pagar akan kami susun, karena di sebelahnya ada setra dan pasar desa, maka akan dipertimbangkan kembali,” tegas Suyasa. *k23
Komentar