nusabali

79 Jukung Berlonba di Festival Bahari

  • www.nusabali.com-79-jukung-berlonba-di-festival-bahari

79 jukung (perahu) nelayan di Kabupaten Klungkung mengikuti lomba jukung hias serangkaian Festival Bahari Kusamba (FBK), di Pantai Segara, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (23/5).

SEMARAPURA, NusaBali
Jukung tradisional itu dihias sedemikian rupa untuk memberikan nuansa estetis, bahkan ada menyulap jukungnya menjadi seperti ikan. Pantauan NusaBali, lomba mengambil start di Pantai Monggalan, Desa Kusamba, sekitar pukul 09.00 Wita. Selanjutnya semua jukung berlayar menuju Pantai Pesinggahan, Kecamatan Dawan, balik menuju Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, dan balik ke timur untuk finish di Pantai Segara, Desa Kusamba, sekitar pukul 10.30 Wita.

79 tim nelayan yang ikut berkompetisi lomba jukung hias ini merupakan nelayan di wilayah Klungkung Daratan. Satu jukung ditumpangi satu tim dengan 2 - 3 orang, bahkan ada yang mengajak anak perempuannya. Antara lain, I Wayan Sujana, nelayan asal Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, mengajak dua putrinya yakni Wayan Desi Antari, 19, yang mahasiswi sebuah kampus tenaga kerja di Klungkung, dan adiknya Ketut Dartiasih. “Saya sudah sering ikut ayah melaut sejak kecil. Sekarang juga sering ikut pas hari libur,” ujar Desa Antari.

Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (PPK) Klungkung I Wayan Durma, sekaligus sebagai Ketua Panitia Festival Bahari ini mengatakan, tujuan lomba tidak hanya mencari hiburan. Tapi mengajak masyarakat untuk menumbukan kecintaan senantiasa menjaga perairan laut. Di samping itu, menjaga kebersihan lingkungan ke depannya. “Lomba Jukung hias sekaligus untuk memperingati Hari Nelayan ke-58,” katanya. Adapun kriterianya, salah satunya menghias perahu tersebut seindah mungkin.

Para peserta lomba juga diberikan dana pembinaan Rp 1.250.000/peserta, dana itu untuk menghias jukung, biaya operasional, termasuk menservis jukung sebelum dilombakan. Salah seorang nelayan Nengah Sambayasa, mengaku senang mengikuti festival. “Kami juga bisa berkumpul-kumpul dengan para nelayan, setidaknya untuk menjalin keakraban,” ujarnya.

Kata Sambayasa, kondisi nelayan saat ini kesulitan menangkap ikan karena ikan di laut makin sedikit sejak tiga  bulan lalu. Padahal sekarang ini sedang musimnya menangkap ikan. Sehingga banyak nelayan jarang melaut bahkan ada nelayan beralih pekerjaan yakni membuat jukung, membuat boat, dan lainnya. “Saya sendiri sekarang membuat boat sebagai pekerja harian dengan gaji Rp 100.000/hari,” ujarnya. Dirinya juga menyediakan jasa perahu untuk pemancing ke tengah laut, dengan tarif Rp 500.000 – Rp 600.000/setengah hari dari pukul 06.00 Wita-12.00 Wita.*wan

Komentar